Ahli Perikanan Jelaskan Penyebab Kematian Ikan Mola-mola di Laut Teluk Ambon

0
2943
Proses Nekropsi atau Otopsi ini dilakukan oleh tim dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon didampingi Petugas Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (LPSDPL) Sorong dan juga BKSDA yang berlangsung di pantai Martafons, Desa Poka. Senin (1/4/2019). Foto : BKSDA Maluku

TABAOS.ID,- Tidak sampai 24 jam, sejak ditemukan warga minggu (31/03/2019) di perairan Teluk Ambon bangkai ikan Mola-mola akhirnnya diotopsi.

Proses Nekropsi atau investigasi medis jenazah untuk memeriksa sebab kematian ikan mola-mola tersebut dilakukan senin (1/3/2019) pagi sekitar  pukul 10.00 WIT bertempat di Pantai Martafons Desa Poka Kecamatan Teluk Ambon.

Proses Nekropsi atau Otopsi ini dilakukan oleh tim dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon  didampingi  Petugas  Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (LPSDPL) Sorong dan juga BKSDA yang berlangsung di pantai Martafons, Desa Poka.

Proses Nekropsi ini secara langsung dipimpin oleh Peneliti perikanan yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu dan Ilmu Kelautan, Prof. Dr. Jacobus Wilson Mosse M.Sc bersama tim lainnya. Nekropsi dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian dari ikan tersebut.

Proses Otopsi  ini dilakukan oleh Tim hampir satu jam. Proses ini dilakukan dengan cara membelah dan mengeluarkan satu per satu isi perut untuk memastikan apa penyebab kematian ikan laut dalam itu.

“Ini apa kami belum tahu, tapi ini benda asing yang ada di perut. Isi perutnya sih bersih hanya ada ini (benda asing),” Ungkap Mosse sambil menunjukkan benda padat yang mengeluarkan bau busuk menyengat.

Benda tersebut ditemukan usai mengeluarkan satu persatu organ dalam tubuh ikan. Bau tidak sedap serta cairan kuning berupa minyak dalam jumlah cukup banyak keluar dari tubuh ikan.

Dari hasil pemeriksaan terhadap usus tidak ditemukan adanya benda-benda yang berbahaya, sedangkan pada empedunya ditemukan adanya benda asing yang berbetuk seperti hati namun mempunyai tekstur yang keras.

Untuk meneliti benda asing tersebut maka peneliti yang berasal dari Fakultas Perikanan Unpatti  membawa benda asing tersebut untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium.

Baca Juga  Memasuki Akhir Tahun Pemprov Sampaikan Perkembangan Covid-19 Di Maluku

Dari hasil pemeriksaan terhadap isi lambung dan empedu ikan tersebut diketahui bahwa ikan tersebut sudah mati sekitar 5 hari yang lalu, hal ini dikarenakan pada bagian dalam organ ikan tersebut sudah banyak yang rusak.

Prof. Dr. Jacobus Wilson Mosse mengatakan dari hasil pemeriksaan terhadap organ ikan (Sagita askeriskus dan lapillus) yaitu beguna untuk kesimbangan dan pendengaran dapat diketahui bahwa usia ikan tersebut sekitar 15 tahun.

“Dari hasil nekropsi ini dapat disimpulkan bahwa ikan mola-mola yang mati terdampar di pantai Martafon dapat diperkirakan mati sekitar 5 hari yang lalu. Dan ikan ini berusia sekitar 15 tahun. Sedangkan untuk penyebab kematian ikan tersebut saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium,”Tandas Profesor dari Program Study Budidaya Perairan (BDP) Fakultas Perikanan ini.

Peneliti perikanan yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu dan Ilmu Kelautan, Prof. Dr. Jacobus Wilson Mosse M.Sc . Foto : BKSDA Maluku

Ini merupakan tindakan pengambilan sampel yang pertama dari dua kejadian kemunculan Mola Mola. Selama proses itu tidak ditemukan adanya kotoran atau jejak sisa makanan di dalam usus. Diperkirakan kematian ikan sekitar seminggu sebab makanan telah habis diproses dan lambung kosong.

Saat usus dibuka, ada dua potong besar benda asing nyangkut di perut. Menurut Mosse penampakan fisiknya mirip dengan organ paru-paru hewan darat yang telah menyusut.

“Mirip organ tubuh hewan darat ya, seperti sapi. Mungkin dibuang oleh warga hanyut dan dimakan si ikan,” jelas dia

Mola Mola atau sunfish menurut Guru besar Unpatti ini tergolong hewan yang oportunis mencari makanan. Makanan utamanya adalah ubur-ubur, Belut atau cacing di dasar laut.

“Selain makanan pokoknya itu, ikan ini juga memakan apa saja yang kebetulan lewat di depan. Berdasar analisis sementara, kemungkinan benda asing itu dikenali sebagai makanannya,”Terang Mosse

Baca Juga  Permasalahan dan Solusi Sekitar Industri Maritim di Wilayah Perairan Indonesia

Terkait lokasi penemuan ikan, pihaknya masih sebatas menduga-duga. Dalam rantai makanan ikan yang hidup di laut dalam ini, ubur-ubur merupakan makanan utamanya.

Kemungkinan, Ikan Laut dalam ini bergerak menuju area Teluk Dalam Ambon mengikuti sumber makanan yang melimpah.

“Lima tahun lalu masyarakat pernah panen ubur-ubur di sini. Ikan ini dia hoovering ikut arah sumber makanan. Bisa jadi kualitas laut di Teluk Dalam Ambon sudah pulih,” kata dia. (T05)