Beredar Video Siaga Tsunami Pada Lampu Merah Ambon, BMKG : Warga Diminta Tenang

0
2527
Badan Meteorologi, Klimatogoli dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon. (Foto: Istimewa)

TABAOS.ID,- Warga Ambon, senin (16/9/2019) malam dibuat panik dengan beredarnya isu tsunami melalui salah video yang beredar di media sosial facebook.

Video berdurasi satu menit empat belas detik ini diambil oleh salah satu pengendara motor yang berhenti di depan lampu merah, dekat gong perdamaian dunia ambon.

Rekaman video ini merupakan himbauan antisipasi gempa dan tsunami yang kuran tepat di Ambon.

Himbauan yang disampaikan Pemerintah Kota Ambon, melalui sejumlah pengeras suara di beberapa trafficlight (lampu merah) tentang antisipasi gempa dan tsunami.

Dan berikut adalah peringatan tsunami dan gempa yang dihimbau oleh pemerintah kota melalui trafficlight (lampu merah) :

Disaat lampu merah menyala pertanda kendaraan bermotor berhenti, tiba tiba terdengar pengumuman yang bunyinya seperti ini.

“Gerakan yang harus dilakukan jika terjadi gempa bumi. Apabila berada dalam ruangan, lindungi badan dan kepala anda dan cari tempat yang paling aman. Lari keluar apabila masih dapat dilakukan.”

“Pahami status peringatan. Ingat prinsip 20.20.20. Waspada apabila terjadi air surut tiba-tiba setelah gempa. Jika merasakan gempa selama 20 detik setelah guncangan segeralah evakuasi karena dari pantai akan datang tsunami.”

“Lari ke tempat ketinggian minimal 20 meter. Dalam melakukan evakuasi jangan gunakan kendaraan roda 4 maupun roda 2.”

Video yang beredar media sosial ini sontak  membuat sejumlah warga di Kota Ambon, panik.

Dari informasi yang beredar, sejumlah warga terlihat panik setelah video itu ditonton oleh mereka. Bahkan kabarnya, warga sudah memberikan informasi waspada kepada keluarga masing-masing melalui telepon genggam. Selain itu, sejumlah warga di beberapa desa di pesisir pantai sudah mulai mengungsi akibat mendengar isu tersebut.

Atas video yang beredar sehingga membuat warga panic BMKG Stasiun Pattimura Ambon melalui rilisnya menghimbau agar warga tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan berbagai isu tidak benar (hoax).

Baca Juga  Kesal Tuntutan Mereka Tak Ditanggapi Pemerintah, Eks Karyawan Perusahan Udang Bawa Keluarga Menginap di Kantor DPRD

Tsunami dikaitkan dengan ikan yang mati

Warga Ambon dibuat panik oleh sejumlah isu akan terjadi tsunami dari berbagai sumber di media sosial. Isu tsunami ini beredar sejak hari Sabtu 14 September 2019 lalu setelah  warga mendapati ikan banyak yang mengapung dan mati di pantai Hutumuri, Rutong, Leahari dan Hukurila, Ambon.

Banyak warga yang mengkaitkan fenomena ini dengan tanda alam akan terjadi gempa besar dan tsunami.  Sayangnya banyak warga termakan berita bohong (hoax) ini. Sehingga beberapa warga berencana akan mengungsi karena takut akan terjadi tsunami.

Terkait dengan berita tersebut di atas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya kepada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Selama ini belum pernah ada peristiwa gempa besar dan memicu tsunami yang didahului oleh matinya ikan secara massal. Tidak ada dalam ilmu gempa menjadikan ikan mati sebagai precursor gempa dan tsunami,”Kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Mitigasi, Dr. Daryono

Menurut Daryono, kematian ikan secara masaal ini dipastikan oleh sebab lain.

“Selama ini, kasus kematian ikan secara massal dapat diakibatkan oleh adanya ledakan, keracunan, atau faktor lingkungan yang mengakibatkan ikan mati,”ujar dia

Saat ini kata Daryono, pihak terkait sedang melakukan investigasi untuk mencari sebab matinya ikan-ikan di Pantai Ambon tepatnya di sejumlah pantai di Kecamatan Leitimur Selatan.

“Untuk itu kita tunggu saja hasilnya. Peristiwa matinya ikan secara masal ini bukan pertanda akan terjadi gempa dan tsunami,”tutur Daryono dalam rilisnya

Dia juga menjelaskan, aktivitas kegempaan di Ambon dan sekitarnya saat ini  masih dalam kondisi normal.

“Aktivitas kegempaaan di ambon saat ini normal-normal saja, tidak tampak adanya aktivitas yang mencolok, sehinga masyarakat diminta tenang,”Pinta dia

Baca Juga  Ingin Selamatkan Neneknya di Rumah, Sari Malah Ikut Terbakar dan Tewas

Merebaknya isu akan terjadi gempa dan tsunami ini bersumber dari berkembangnya isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, sementara yang mengembangkan isu ini juga tidak mengetahui asal usul penyebabnya secara pasti.

Jadi banyak asumsi yang berkembang di masyarakat, salah satunya dikaitkan dengan isu akan terjadi gempa dan tsunami. Kami himbau masyarakat tidak perlu mengungsi karena saat ini sedang tidak ada kejadian gempa kuat dan BMKG juga tidak sedang mengeluarkan peringatan dini tsunami.

“Untuk itu kepada masyarakat dihimbau agar tenang dan tidak terpancing oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,”Imbau dia.(T05)