Oleh : Sirajul Fuad Zis
Penyebaran budaya global sampai dari satu negara ke negara lain melewati teknologi informasi yang semakin hari semakin maju. Peneliti di bidang teknologi terus menghadirkan konsep-konsep baru kemudian di produksi sehingga digunakan oleh penduduk dunia. Pada saat ini Indonesia sudah masuk dalam era globalisasi, dimana salah satunya ditandai dengan mudahnya masyarakat mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia sebagai akibat dari perkembangan teknologi yang begitu pesat (Lalo, 2018).
Dewasa ini, dapat kita lihat dalam kehidupan sosial penyebaran budaya global sangat banyak di temukan milenial dan gen Z di Indonesia. Pada satu sisi hal positif dari penyebaran budaya global adalah mudahnya informasi yang kita dapatkan tentang budaya dari berbagai belahan dunia. Namun di samping itu, ada hal negatif yang muncul dalam pribadi yang mengkonsumsi budaya dari luar negeri adalah tidak mencintai budaya lokal, sosial dan negaranya sendiri.
Dalam lingkungan sosial remaja, mereka banyak konsumsi budaya dan mengunakan bahasa korea, gaya berpakaian , simbol-simbol dan gesture Korea. Ini salah satu contoh yang banyak kita temukan, bahwa dengan menonton film Korea anak Indonesia pun terpengaruh terhadap perilakunya di lingkungan. Jadi bagaimana nasib tayangan film Indonesia yang diproduksi oleh anak negeri ? selain rugi seacara finansial juga kita terpengaruh lebih minat produk-produk dari luar negeri.
Media Sosial dan Budaya
Informasi merupakan sebuah data yang diolah kemudian dikirim dengan bahasa yang mudah diterima oleh orang lain mengenai suatu hal. Dalam hal ini yang paling sering digunakan untuk bertukar informasi adalah media sosial. Melalui media sosial memunculkan penyebaran budaya global yang mampu menembus batas-batas negara secara fisik (Yuliati, Nova Ch, Dede Lilis Wiwitan, 2014). Penyebaran budaya global tidak lagi harus mengunjungi negara tertentu kemudian baru kita terpengaruh untuk ikut, saat ini sudah cepat cukup dengan membaca dan menonton budaya mereka dari internet atau televisi sudah bisa dipraktekkan.
Kemajuan teknologi, utamanya pengaruh media sosial mentransfer budaya baru cepat direkam oleh kalangan muda, mulai dari bahasa dan gaya hidup. Hal ini karena manusia mampu memahami orang lain juga mampu memahami dirinya sendiri (Yuliati, Nova Ch, Dede Lilis Wiwitan, 2014). Contohnya seperti kasus Korea versus Indonesia dalam perang budaya, fakta yang kita temukan di lapangan, anak-anak muda dominasi dari perempuan menyukai film korea melihat dari alur filmnya, ketampanan pria korea dan bahasa-bahasa cinta yang mudah dihafal oleh muda mudi Indonesia.
Media sosial sudah membantu anak muda kita mengenal budaya luar, seperti penggunaaan pakaian, seperti lebih bangga menggunakan identitas negara lain seperti bendera Inggris dan Amerika. Media sosial dan budaya saat ini yang mempermudah penyebaran budaya lokal dari suatu negara menjadi budaya global hingga banyak dikonsumsi.
Penyebaran Budaya Global
Penyebaran budaya global tidak sekedar posting sesuatu kemudian dinikmati oleh banyak orang di internet, namun jauh dari itu ada persiapan-persiapan dari konten kreator atau pegiat media memikirkan bagaimana konten yang akan diposting disukai oleh banyak khalayak seperti film Drama Korea, Hollywood dan Bollywood. Penyebaran budaya yang lahir di Indoensia terbawa karena bungkusan film-film ini di media sosial tampak bagus. Tayangan video dan foto yang diunggah oleh artis-artis luar negeri bisa menjadi tiruan bagi gaya hidup negara lain.
Penyebaran budaya ini terjadi karena pengalaman yang dilihat dari apa yang ditonton, maka tidak heran jika penyebaran ini begitu cepat terjadi. Sementara itu, fenomena di Indonesia pihak swasta bagaikan gayung bersambut perjuangan negara lain dilanjutkan di Indonesia. Dengan bukti banyak siaran luar negeri yang diputar ulang di TV swasta Indonesia. Misalnya film India yang dominasi tayang di ANTV, sedangkan film Korea dan barat di Trans TV dan Trans 7. Secara langsung jutaan orang yang menyaksikan budaya-budaya yang ditransfer dari luar, kemudian ada dari penonton yang mempraktekkan pola-pola budaya dari luar. Hemat penulis, budaya lokal Indonesia terancam disebabkan kedatangan budaya global.
Kemiskinan konten budaya di Indonesia, yang diproduksi oleh pihak negeri dan swasta memungkinkan pihak luar menghadirkan konten yang luar biasa lewat aplikasi Youtube dan media sosial lainnya. Pengguna media bisa memilih konten apa yang mereka senangi dari luar negeri. Penyebaran budaya global ini ada baiknya untuk pengetahuan wawasan, namun sebagai ancaman nyata untuk budaya lokal sendiri tidak diminati anak negeri.