TABAOS.ID,- Masyarakat dan Tokoh Jazirah Leihitu melakukan unjuk rasa mengecam oknum-oknum yang sengaja mempolitisir dan mencemarkan nama baik Gubernur Maluku, Murad Ismail yang dikenal sebagai Putra Adat dan Tokoh Jazirah Leihitu.
Mereka pun mengajak masyarakat Maluku untuk tidak terpengaruh oleh isu-isu dan provokasi kelompok tertentu yang bertujuan hanya ingin mengganggu stabilitas pemerintahan di Maluku saat ini.
Salah satu pria parubaya yang mengaku sebagai tokoh adat Jazirah Leihitu saat manyampaikan orasi di Lapangan Merdeka Ambon, Senin (28/12/2020), menyampaikan Ridwan Marasabessy tak pantas mengajarkan Gubernur Maluku soal etika.
Menurutnya, alasan mendasarnya karena Ridwan pernah ditetapkan sebagai narapidana dan juga pemakai beberapa tahun silam, sehingga dirasa keliru jika ingin mengajarkan adab kepada Murad Ismail.
“Kami tokoh adat dari Negeri Hila, khususnya dan jazirah leihitu pada umumnya. Satu hal yang sangat menggelitik kami dan membuat telinga kami panas adalah tudingan saudara Ridwan Marasabessy yang mengatakan bahwa akan mengajarkan Murad Ismail tentang etika, kita tahu bahwa adat rohnya adalah adab, etika, Norma,” ujar tokoh tersebut.
Lebih lanjut, dengan menggunakan pengeras suara, sosok paruhbaya itu mengatakan, sebagai orang yang berpijak ditanah Hitu dirinya ingin sampaikan bahwa sebagai Ridwan Marasabessy yang mantan pemakai kemudian mantan narapidana, bagaimana mau mengajarkan tentang etika dan sopan santun kepada saudara Murad Ismail.
”Sekali lagi saya sampaikan, mantan pemakai, mantan narapidana kenapa dia bisa begitu lantang mengatakan bahwa dia akan mengajarkan tentang etika. Ini sangat menggelitik dan sangat menganggu kami sebagai anak-anak adat”, tegasnya dengan lantang
Pria berbaju kotak-kotak itu kemudian dengan lantang meneriakkan “Murad Ismail adalah anak adat dari Leihitu” dan sambut sorak-sorai oleh seluruh warga jazirah yang melakukan aksi dilapangan Merdeka Ambon.
Tidak sampai disitu saja ‘Sang Tokoh’ Jazirah Leihitu dengan suara nyaring mengatakan alasan apa sehingga Marasabessy bisa berkata seperti itu kepada Murad Ismail yang dikenal sebagai Putra Jazirah Leihitu.
“Bumi yang dipijak ini adalah tanah Hitu, kalau dia berani mengatakan begitu ada alasan apa dan kami akan mencari tahu dibalik mana dia bersembunyi. Kami ingin menyampaikan bahwa kami semua ini anak adat dari jazirah leihitu tidak akan tinggal diam bila ada orang yang ingin memporak-porandakan adat kalau ada orang memporak-porandakan adat kami akan bergerak”, ungkapnya dengan lantang.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Tokoh adat Jazirah Leihitu salah satu pemuda yang mengatsnamakan tokoh pemuda menyampaikan pernyataan sikap didepan warga leihitu dan para pewarta yang datang untuk meliput aksi tersebut.
“Beta perwakilan dari tokoh Pemuda jazirah Leihitu dengan ini menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut:
Satu, Melaporkan Sdr. M Ridwan Marasabessy dengan dalil pencemaran nama baik sebagaimana ditatur dalam pasal 310 KUHP.
Kedua, Menolak laporan Ridwan Marasabessy tertanggal 24 Desember 2020 di Polda Maluku kekaburan Hukum atau law Absurd.
Ketiga, meminta pertanggung jawaban Ketua DPD Golkar Sdr. Ramli Umasugi yang telah sengaja membiarkan Sdr. Ridwan Marasabessy atau pelapor untuk menyampaikan laporan kepada Polda Maluku dengan laporan yang absurd sehingga berdampak kepada keresahan kondisi publik di Maluku.
Keempat, Meminta pihak yang berwajib untuk memeriksa Dino wartawan Poros Timur Online yang diduga telah merekam dengan maksud dan tujuan tertentu yang berakibat keresahan publik.
Kelima, kami meminta dan mengajak untuk seluruh element masyarakat di Maluku agar sama-sama mejaga stabilitas dan keamanan di Maluku dengan tidak mengadu domba dan mempolitisir terkait wacana dan stabilitas sehingga tidak menyudutkan dan meresahkan masyarakat di Maluku.
Keenam, Kami semua tokoh jazirah meminta kepada masyarakat untuk mendukung program Pemerintah Provinsi Maluku serta memberikan saran, pendapat dan pikiran yang konstruktif dan tidak menggiring kepentingan politik tertentu yang dapat merugikan sehingga tujuan utama guna memajukan dan mensejahterakan Masyarakat di Maluku dapat tercapai dan terealisasi dengan baik. Tertanda tokoh-tokoh masyarakat jazirah Leihitu”.
Pernyataan itu disambut tepuktangan peserta aksi. Setelah itu massa kemudian membubarkan diri.(T-07)