Dosen Tulis Surat Terbuka, Kritik Wahana Bermain Anak di MCM

0
2235

TABAOS.ID,- Melihat langsung insiden yang semestinya tak terjadi di wahana bermain anak-anak di salah satu Mall di Kota Ambon, Jusuf Nikolai Anamofa menulis surat terbuka dilaman Facebook, berikut kutipannya:

Surat Terbuka Kepada Pemilik/Pengelola Wahana Permainan Anak HAPPY KIDDY di Maluku City Mall, Tantui Ambon:

Salam hormat,

Perkenalkan, saya Jusuf Nikolas Anamofa, bekerja sebagai Dosen.

Hari ini, Minggu, 11 Agustus 2019, kami membawa anak-anak untuk bermain di wahana permainan anak yang ada di MCM. Kami baru tahu kalau ada wahana permainan baru di lantai 2 MCM yang namanya HAPPY KiDDY. Oleh karena baru, maka anak-anak kami arahkan bermain di situ saja.

Sementara anak-anak kami dan anak-anak lainnya bermain, tiba-tiba saya dikejutkan oleh teriakan istri minta tolong. Ternyata dia berada di arena mandi bola yang cukup luas dan penuh dengan bola-bola plastik kecil. Dia sementara menggendong seorang anak, bukan anak kami. Anak tersebut terkulai lemas dalam gendongan istri saya. Dengan cepat istri saya membawa dia ke pintu masuk arena permainan itu sambil menanyakan kepada para petugas wahana tersebut agar segera dicarikan orang tua anak itu.

Para petugas itu kaget, kebingungan dan hanya berdiri terpaku. Ada yang bertanya, “ada apa, ibu?” Istri saya menjawabnya, “anak ini beta temukan terbaring lemas hampir pingsan di dasar arena mandi bola. Mana orang tuanya, mana orang tuanya?” Tidak ada satupun yang mengaku sebagai orang tua anak itu. Para petugas pun hanya berdiri terpaku menatap istri saya yang sementara menggendong anak itu. Kondisinya sudah pucat dan sangat lemas. Karena mereka tidak tanggap, terpaksa saya menghardik mereka dari luar pagar arena permainan agar segera menangani situasi seperti itu.

Baca Juga  Menimbang Status Siaga Tempur di Papua, Sikap Panglima TNI antara Reaktif atau Progresif?

Saya menanyakan Standard Operational Procedure (SOP) mereka terkait situasi seperti itu, tidak ada satupun yang bisa menjawabnya. Saya meminta mereka dengan keras agar mengambil alih situasi itu dari tangan istri saya karena itu tanggung jawab mereka. Setelah mereka mengambil anak tersebut dari gendongan istri saya, istri saya kemudian kembali mengawasi anak-anak kami yang sementara bermain.

Setelah selesai, dalam perjalanan pulang, saya menanyakan situasi sebenarnya kepada istri. Istri saya menerangkan bahwa pada saat dia menemani anak kami bermain di arena mandi bola, dia ikut masuk ke dalam arena itu. Tidak sengaja, kakinya menyentuh sesosok tubuh di dasar arena permainan. Segera saja dia mencakar bola-bola plastik yang ada dan mengangkat tubuh anak kecil dari dasar arena.

Anak itu sudah hampir pingsan, lemas, pucat. Istri saya menyangka anak itu hanya bercanda saja sehingga meminta agar anak itu segera berdiri dan bermain lagi. Tetapi saat diturunkan dan coba didirikan oleh istri saya, dia terkulai jatuh. Dia benar-benar lemas hampir kehabisan nafas. Dari situlah istri saya berteriak meminta pertolongan.

Dari situasi itu, saya meminta agar pemilik/pengelola wahana bermain HAPPY KiDDY di Lantai 2 MCM sungguh-sungguh memperhatikan SOP terkait keselamatan para pengunjungnya. Mungkin saja orang tua mereka sementara meninggalkan mereka untuk membeli makanan atau ke toilet, para petugas harus terus mengawasi dengan waspada. Jika terjadi sesuatu, para petugas harus sangat sigap karena menyangkut keselamatan manusia.

SOP harus diterapkan dengan teliti dan ketat. Para petugas harus dilatih bukan saja untuk mengoperasikan arena-arena permainan tetapi juga menangani situasi-situasi darurat seperti yang tadi. Sudah berapa nyawa anak yang hilang di wahana-wahana permainan sekitar Kota Ambon karena situasi tidak ditangani dengan mestinya? Silahkan cek sendiri.

Baca Juga  Rethinking Sumpah Pemuda: Ikhtiar Berbangsa yang Relevan untuk Generasi Milenial

Surat terbuka ini merupakan kritik sekaligus peringatan dini kepada pemilik/pengelola/petugas Wahana Permainan HAPPY KiDDY. Kalian masih beruntung, istri saya menemukan anak itu di dasar arena permainan yang tertutup bola ketika dia masih bernafas. Bagaimana kalau ketika ditemukan dia sudah tidak bernafas lagi karena kekurangan oksigen di sana? Urusannya akan jadi sangat panjang. Semoga tidak ada kecelakaan berarti di tempat tersebut akibat kelalaian baik orang tua maupun petugas wahana di masa-masa mendatang.

NB: Jika nanti dibicarakan kepada petugas, tanyakan saja tentang Oom Berjenggot yang menghardik mereka di Minggu Sore, tanggal 11 Agustus 2019.

Salam hormat,

Jusuf Nikolas Anamofa