Ironi Adipura, Pengelolaan Sampah Kota Ambon Amburadul

0
2643

TABAOS.ID, – Baru-baru ini Kota Ambon kembali mendapat Adipura, sebuah penghargaan bagi kota yang berhasil dalam soal kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan. Namun sayang fakta yang ditemui berbanding terbalik, Ambon bagai Kota Sampah.

Di berbagai tempat atau lokasi dengan mudah kita bisa melihat sampah berserakan. Tidak saja dipinggiran kota, di pusat kota sampah ada di mana-mana. bahkan hampir semua selokan di kawasan Jl. AY. Patty, Jl. Sam Ratulangi, Jl.AM. Sangadji, dan lainnya dipenuhi sampah.

Menyebabkan banjir dan air tergenang walau hujan baru sebentar. Tidak hanya di darat, teluk ambon sudah seperti teluk sampah. Terlihat kotor dan tak sedap dipandang, belum lagi soal pengaruh buruknya terhadap lingkungan, khususnya biota laut. Ironis memang, tidak terlihat ada upaya serius untuk menanggulangi atau mengantisipasi kondisi ini.

Warga banyak yang mengeluh, bahkan sejumlah warganet di media sosial juga menunjukan keheranannya, mengapa Kota Ambon dengan kondisi dikepung sampah bisa kembali mendapat Adipura. Dalam pantauan tabaos.id, warganet justru mencibir, ada yang bilang bukan Adipura tapi Adipura-pura yang pantas Ambon dapatkan.

Bahkan ada yang mengatakan, ini mungkin juri yang menilai layak-tidaknya Ambon dapat Adipura hanya sampai di hotel terus kembali ke Jakarta dan tidak melihat realitas yang sesungguhnya. “Mungkin yang nilai Ambon dapat Adipura ini hanya sampai di Hotel saja, tidak berkeliling liat kondisi Ambon”, tulis salah satu wargnet di facebook.

Sejumlah polling sederhana yang dilakukan warganet dengan mengajukan pertanyaan layak kah Ambon dapat Adipura? hampir semua memberikan pernyataan menolak atau tidak setuju. Seperti polling dilaman facebook Ikhsan Tualeka, dari semua yang menjawab pertanyaannya soal layak tidaknya Ambon dapat Adipura, hanya satu orang yang memberikan respon positif, lainnya negatif dan mencibir.

Baca Juga  Gubernur Maluku Sampaikan Nota Pengantar Ranperda Perubahan APBD TA 2020

Azis Tunny juga menulis di-dinding facebook-nya; Syarat sebuah kota mendapat Adipura harus kotanya penuh dengan sampah plastik saat hujan. Contohnya Ambon. Sindiran politisi muda ini mendapat respon beragam, rata-rata setuju dan menganggap Adipura yang didapat Ambon sebagai lelucon. Seperti tanggapan Fajrin Rumalutur; Ambon ini hebat, kotor-kotor mar langganan deng Adipura tuh.

Mungkin karena merasa kurang pantas dapatkan Adipura, raihian tropy kali ini tidak seperti biasa disambut dengan pawai, bahkan yang menerima biasanya walikota, kini diwakili wakil walikota. Hal ini juga dikomentari warganet. Tokoh masyarakat Fadly Tuaputty berkomentar di-facebook; Mau Pawai bagemana deng macet amper di samua jiku kota tuh. Melky Yedija Soplanit juga menulis; Mungkin mereka ‘merasa’ kapa e.

Salah satu pangkal sampah ada dimana-mana juga dikarenakan tidak ada model pengelolaan sampah yang memadai. Misalnya tong sampah hampir sulit ditemukan, termasuk di jalan-jalan protokol Ambon. Malam hari dibeberapa titik, trotoar dan pembatas jalan dipenuhi sampah, kondisi yang diperparah dengan minimnya kesadaran warga soal sampah.

Aktivitas pengangkutan truk sampah juga serampangan bekerja. Kerap sampah diangkut dari jalanan pada pagi hari yang akhirnya menimbulkan kemacetan panjang. Seperti yang kerap dilakukan pagi hari di Jl. Sam Ratulangi, Ambon, mengakibatkan terjadinya kemacetan lalu lintas di sepanjang jalan tersebut.

Pantauan tabaos.id, truk sampah sering kali memarkirkan mobil di sebagian jalan yang menyebabkan lalu lintas dari arah Ambon Plaza menuju pertigaan Masjid Al-Fatah menjadi macet. Selain itu, sampah yang menumpuk dan berserakan di bahu jalan juga membuat pengendara dan pengguna tidak nyaman.

Burhan (22) salah seorang pengendara motor yang sering lewat Jalan Sam Ratulangi mengatakan, aktivitas pengangkutan sampah pada jam kerja seperti sekarang ini menjadi penyebab kemacetan di jalan tersebut.

Baca Juga  Warga Keluhkan Kondisi Lapangan Merdeka Ambon

“Sering macet di sini gara-gara truk sampah, sopirnya juga tidak mau mau mengalah, jadi bikin orang baribut pagi-pagi, bataria dan bunyikan klakson, ada yang sampe marah-marah”, jelas Burhan dengan logat Ambon yang kental.

Hal senada diungkapkan oleh Risa pengendara motor lainnya, menurutnya, beberapa hari terakhir ini kemacetan selalu terjadi di jalan tersebut, aktivitas pengangkutan sampah sebaiknya dilakukan pada saat sepi kendaraan.

“Bagimana seng macet, dong angkut sampah pas jam aktivitas lagi sibuk,” ucapnya. Risa yang sempat adu mulut dengan sopir truk berharap ada perhatian serius dari Pemerintah Kota Ambon untuk mengatur jadwal pengangkutan sampah.(T08)