Oleh: Julius R. Latumaerissa
Sejarah panjang bangsa ini telah melahirkan suatu fakta dan itu adalah realitas bahwa Maluku sebagai salah satu wilayah di Timur Indonesia seakan bukan ekstrimnya telah tenggelam dalam dinamika pembangunan negara ini. Selama 74 tahun Maluku menjadi bagian penting negara ini, namun perkembangan sosial ekonomi dan politik tidak memberikan wajah yang ceria dan bahagia.
Maluku sampai hari ini dilukiskan sebagai seorang anak yang kehilangan perhatian dan kasih sayang orang tua. ibu bapaknya seakan lupa bahwa Maluku sebagai anak sulung berada di dalam kehidupan yang menyesakan dada. Anak yang berjalan tertaih-tatih sambil memikul beban hidupnya yang berat tanpa ada gambaran SOLUSI yang konkrit.
Namun kalau kita semua renungan maka timbul pertanyaan ada apa sesungguhnya dengan Maluku? Untuk menjawab pertanyaan ini maka bisa dipastikan jawabannya sangat beragam dan tidak bisa ditentukan aspek benar salahnya ada dimana. Terlepas dari aspek benar salah atas semua jawaban dan pendapat maka saya ingin menyampaikan bahwa kondisi Maluku sampai saat ini adalah suatu realitas yang disengaja kan.
Tahun 1969 ketika pemerintahan orde baru dimulai maka di Jenewa diselenggarakan pertemuan semua raja-raja Nusantara yang melahirkan dokumen dengan nama perjanjian JC-69 namun dalam penerapannya isi perjanjian itu tidak terlaksana di Maluku, dan disitulah awal Maluku sebagai anak sulung ditidurkan secara sadar dalam masa KOMA yang panjang sampai hari ini belum ada tanda tanda untuk SIUMAN dari KOMA yang panjang.
Suka atau tidak suka HAK MILIK akan kembali kepada PEMILIK, dan PEMINJAM akan mengembalikan PINJAMAN. Maluku sebagai kota kerajaan tua Nusantara memiliki banyak KEMAMPUAN yang sulit dinalarkan jika orang lain tidak memahami substansi perjalanan sejarah Maluku dalam sejarah peradaban dunia, namun itu sebuah fakta sejarah yang tersimpan dan sengaja disimpan namun KEBENARAN MALUKU tidak akan bisa diselewengkan begitu saja dan semua akan berbalik sesuai arah yang tepat.
KEBENARAN dan KEMAPUAN MALUKU secara bertahap akan muncul ke permukaan dan pada waktu yang tepat akan menjadi suatu fakta sejarah baru di republik bahkan dunia ini dengan segala kemegahannya. Mungkin statemen saya saat ini akan menjadi sebuah LELUCON yang aneh bagi kita yang membacanya.
Namun bagi saya itu hal yang lumrah. Karena kita memiliki perspektif pandang berbeda, kita memiliki pemahaman dan pengetahuan yang berbeda, kita memiliki jangkauan network yang berbeda dengan kualitas yang berbeda, sehingga atas dasar itulah saya bisa memahami bahwa statemen saya ini dianggap sebagai suatu LELUCON bahkan bisa disebut sebagai ILUSINANSI.
Saya hanya ingin sampaikan kepada semua anak adat Maluku agar JANGAN PESIMIS atas kondisi Maluku saat ini sehingga menimbulkan sikap apatis. Teruslah mengejar ilmu pengetahuan lintas disipliner, teruslah berkarya sesuai apa yang sudah menjadi bagian kita masing masing.
Pertahankan terus jati diri KEMALUKUAN kita agar nilai-nilai adat budaya sebagai bagian dari kultur orang Maluku tetap terjaga termasuk tradisi-tradisi yang tumbuh, berkembang dan terpelihara dalam kehidupan sosiologis masyarakat Maluku turun temurun.
Dengan berjalannya waktu kita selalu berharap dalam realitas dan rasionalitas berpikir bahwa apa yang menjadi HAK orang Maluku yang selama ini hilang akan kembali tepat pada waktunya sehingga eksistensi Maluku akan kembali memberikan warna bagi negara ini dan dunia pada umumnya.
Fakta alam semesta tidak bisa diputar oleh manusia dengan kekuatan apapun dimana matahari selalu terbit di Ufuk timur dan bukan barat, sehingga apabila selama ini ada upaya untuk membalikan fakta alam ini maka pasti akan tergerus dengan proses alam itu sendiri. Kita semua harus meyakini akan hal ini bahwa selama manusia Indonesia belum dapat mengakui bahwa matahari itu pada azasnya terbit dari Timur maka penghakiman alam semesta tetap ada bagi kita semua.
Saya selalu mengajak semua anak adat Maluku untuk melihat ke depan dengan sikap OPTIMISME yang tinggi, kuat dengan semangat pembaharuan yang tidak berkeputusan. Hal ini memang membutuhkan kekuatan moral yang besar agar kita orang Maluku di dalam menghadapi turbulensi pembangunan negara ini, tetap dan terus berpegang pada nilai nilai kultural sosiologis Maluku yang sangat prinsipal.
Tayangan Vidio diatas yang menggambarkan statemen Surya Paloh (SP) mungkin banyak orang akan merasa itu statemen tidak bermakna.
Tapi bagi saya statemen Surya Paloh itu justru SANGAT bermakna karena SP pasti punya dasar berpikir sampai muncul statemen itu. SP hari ini adalah bagian dari tokoh nasional yang kuat dan diperhitungkan sehingga pasti memiliki pemahaman atas HAK dan BUKAN HAK bangsa Maluku yang sesungguhnya sehingga SP mampu dan berani menyatakan statemen seperti itu.
Kita harus bisa memahami apa yang terkandung dibalik statemen itu dan bukan statemen itu secara ansih. Walaupun kata Maluku tidak disebutkan secara eksplisit dan tegas bahkan ada penafsiran bahwa itu orang Papua, namun kita harus memahami fakta dan kebenaran sejarah yang tersimpan maka saya berpendapat bahwa yang dimaksudkan HITAM dan KERITING itu adalah orang atau tokoh Maluku bukan yang lain.
Keyakinan saya diatas sungguh merupakan sesuatu yang akan menjadi nyata, sekalipun sistim dan perkembangan dinamika politik negara ini mengindikasikan sebuah KEMUSTAHILAN. Tapi saya yakin bahwa SP paham dan sadar benar akan POSISI dan KEKUATAN Maluku dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik pada masa lalu sampai saat ini.
Bisa saja terjadi harga Maluku dari TIDUR YANG PANJANG selama ini akan terbayarkan LUNAS seperti statemen SP dalam Vidio tersebut. Dan jika itu terjadi maka itulah WAKTU yang tepat bagi Maluku untuk menjadi LOKOMOTIF PEMBANGUNAN NEGARA INI ke depan dalam bingkai persaudaraan yang RUKUN dan DAMAI. Aminkan Dan Imani Bersama.
Penulis adalah Akademisi dan Konsultan Perencana Pembangunan Daerah