TABAOS.ID,- Seperti diberitakan sebelumnya oleh MalukuSport, juara lari Ultra Marathon Tour De Malaysia Rising 283 KM, Mateos Berhitu tiba di Bandara Pattimura Ambon, Sabtu (26/07) Pukul 07.00 WIT.
Kedatangannya tanpa ada perayaan atau penyambutan. Prestasi yang ditorehkan Berhitu sepertinya tak ‘seksi’ bagi para pemangku kewajiban, khususnya di Maluku.
Kepulangan Berhitu usai mengharumkan nama bangsa dan daerah bagaikan tak memiliki arti. Tidak seperti juara ajang liga dangdut atau kompetisi bakat bernyanyi di televisi yang biasa disambut penuh gegap gempita.
Faktanya hingga tiba di Bandara Pattimura tidak terlihat satu pun pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) maupun Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Provinsi Maluku dan Kota Ambon, serta perwakilan pemerintah daerah yang menjemputnya.
Padahal dengan sekadar menjemput sebagai bentuk penghargaan tentu dapat turut memotivasi anak-anak muda Maluku untuk berprestasi di cabang olahraga atletik. Memperlihatkan kalau olahraga belum menjadi prioritas dalam pembangunan manusia di Maluku.
Kedatangan Berhitu seperti para turis maupun penumpang kebanyakan, tanpa selebrasi, tanpa penyambutan. Berhitu langsung memesan mobil rental dan kembali ke rumahnya di Kawasan Gunung Nona Ambon.
Hal ini tentu menjadi catatan buram, dan pertanda minimnya perhatian dan apresiasi pemerintah serta badan olehraga terkait di Maluku. Menunjukan bahwa olahraga belum menjadi prioritas.
Sejumlah kalangan memberikan opini minor terkait hal ini. Dari pantauan tabaos.id di-postingan media sosial, berbagai pihak menyesalkan, mereka menghendaki agar semua pihak, khususnya pemangku kewajiban atas kemajuan olahraga hadir, memberikan apresiasi dan dukungan.
“Sudah seharusnya KONI maupun PASI di Maluku dan pemerintah daerah memperhatikan hal ini, Berhitu adalah juara dan aset, apreasiasi terhadapnya akan memberikan dampak yang luas bagi ketertarikan anak-anak muda Maluku dalam berprestasi di bidang olahraga”, tulis Malona Matasiri di-laman facebook-nya.
Sementara itu, Mateos Berhitu mengatakan kalau dirinya tidak menuntut apa-apa dari KONI, PASI, Pemerintah Provinsi Maluku maupun Pemerintah Kota Ambon, yang penting dukungan moril dari mereka sudah cukup, namun tidak ada sama sekali.
Dirinya berharap kedepan tidak terjadi hal seperti ini lagi. Selain itu penundaannya kembali ke Ambon karena harus ketemu sama Pak Doni Monardo, Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Red).
”Itu salah satu alasan sehingga saya membatalkan kepulangan saya yang seharusnya pada Jumat (25/07), Jam 12 siang, sesuai dengan tiket yang sudah di pesan,” ungkap Mateos Berhitu sambil berlalu menaiki mobil dan meninggalkan bandara untuk kembali ke kediamannya.(MalukuSport/tabaos.id)