TABAOS.ID,- Sejarah tentang perjuangan Pahlawan Nasional Thomas Matulessy dan kawan-kawan tahun 1817 di Saparua telah ditulis dan diterbitkan sejumlah pihak. Baik itu oleh penulis-penulis dari Belanda maupun oleh penulis dari bangsa Indonesia sendiri.
Namun kenyataan bahwa polemik atau pertentangan yang berhubungan dengan sejarah asal-usul tokoh Thomas Matulessy alias Kapitang Pattimura masih berkembang didalam masyarakat Maluku sampai sekarang.
Penulis Buku Sejarah “Asal Usul Pahlawan Nasional Thomas Matulessy Kapitang Pattimura Anak Negeri Hulaliu” yang ditulis oleh Thomas Matulessy (nama penulis mirip dengan Pahlawan yang ditulis. red) dalam pengantarnya membeberkan, salah satu alasan ia perlu menulis buku, karena penulisan buku sejarah Pattmura sebelumnya itu hanya mengandalkan penelitian kepustakaan tanpa melakukan kajian lapangan.
Menurutnya, mungkin penulis sejarah, sebut saja Y tidak menghiraukan atau bahkan mengabaikan informasi dari keluarga Matulessy di negeri-negeri yang ada hubungannya dengan sejarah tersebut. Sehingga perlu untuk didudukan sejarah pada porsinya.
“Sebagai anak cucu Matulessy saya sangat sedih bila mendengar cerita dan tuturan orang tua tentang perjuangan Thomas Matulessy sampai mati tergantung di atas tiang gantungan, dan keluarga Matulessy sangat menderita dan terancam dibunuh oleh Belanda, sehingga keluarga Matulessy di Hulaliu harus berganti nama marga dari Matulessy menjadi marga Lessiputy,” tutur Thomas.
Dirinya berharap melalui penulisan buku, pihaknya dapat mengungkapkan semua cerita, data dan fakta yang diketahui tentang tokoh Thomas Matulessy alias Kapitang Pattimura. Sosok yang merupakan anak adat yang berasal dari Negeri Hulaliu, bagian dari Hatuhaha Amarina, di Pulau Haruku.
Kiranya menjadi bacaan yang mencerahkan bagi khalayak pembaca. Penulisan buku sebelumnya sudah melalui penelitian, dan hasil penelitian tersebut sudah dilakukan seminar pada tanggal 14 Agustus 2018 tentang Membedah Sejarah Asal Usul Kapitang Pattimura Thomas Matulessy dari Negeri Hulaliu-Pulau Haruku,” ulasnya.
Diuraikan, buku sejarah tentang Kapitang Pattimura terdiri dari 109 halaman yang terbagi atas 5 Bab yakni Bab I Pendahuluan, Bab II Matulessy Anak Haturessy Bab III Warisan Thomas Matulessy di Negeri Hulaliu,Bab IV Matulessy dan Lessiputty, Bab V. Beta Bangga Pikol Marga Matulessy
Mata rumah Matulessy atau teon di Negeri Hulaliu adalah Lohsama (Lohasamal) berasal dari kata loha yang artinya mengusir, mengganggu sedangkan samal artinya Burung Camar.
Silsilah Kasimilale/Kapitang Pattimura yang dibuat oleh Kajian keluarga Matulessy dan disetujui oleh Raja Negeri Pelauw sebagai Latu Hatuhaha dan Pemerintah Negeri Hulaliu dijelaskan bahwa Kasimilale/Kapitang Pattimura kawin dengan Huaputy (anak Kapitang Noija Pentury) memiliki satu orang anak yaitu Sandesaun.
Adapun Sandesaun memiliki dua orang anak yaitu Lessiputy dan Lesipory. Lessiputy memiliki seorang anak bernama Saun Pattirias. Sementara Saun Pattirias memiliki satu orang anak yaitu Lourens Kotapanuru Matulessy.
Perjalanan kehidupan generasi ke generasi, dari Kasimilale/Kapitang Pattimura sampai dengan Lourens Kotapanuru memiliki waktu kurang lebih 100 tahun. Menurut penuturan Raja Hatuhaha Amanrima dari Matasiri atau Pelauw R. E Latuconsina (2017), melihat nama dalam silsilah ini; bahwa generasi ini, mereka masih erat berhubungan dengan Hatuhaha sehingga beliau bersedia memberi tanda tangan sebagai yang mulia Latu Hatuhaha dalam silsilah ini.
Pahlawan Nasional, Thomas Matulessy, Kapitang Pattimura lahir di Negeri Hulaliu 8 Juni 1783. Thomas Matulessy lahir dari pasangan Cornelis Matulessy dengan Petrosina Noya di Hulaliu.
Thomas memiliki 3 orang anak yaitu Huapaty yang dibaptis dengan nama Asaf Matulessy, Risamena yang dibabtis dengan nama Matheus Matulessy dan Bendjamin Matulessy. Anak-anak dari Thomas Matulessy meneruskan keturunannya sampai saat ini dan masih ada di Negeri Hulaliu.
Penulis: Edison Waas
Editor : M. Hamdani Tualeka