TABAOS.ID,- Keluarga dari almarhum pasien Covid-19 kasus 35 inisial DAS bersama keluarga besar Manipa mendatangi Tim Gugus Tugas (Gustu) Penanganan Pencegahan Covid-19 Maluku, siang tadi.
Kedatangan keluarga DAS ini, karena tidak terima dengan pernyataan yang disampaikan juru bicara Gustu Maluku, Meykal Pontoh yang menyebutkan bahwa almarhum tertular dari suaiminya yang merupakan pelaku perjalan dari Jakarta.
“Tadi ada keluarga almarhumah DAS dan keluarga besar Manipa bertemu kita, ada semacam keberatan dari basudara di Manipa maupun keluarga dari DAS,”ujar Ketua Pelaksana Harian Gustu Maluku, Kasrul Selang dalam keterangan pers yang berlangsung di kantor Gubernur.
Terkait hal tersebut, atas nama Gustu dan Pemda Maluku, ia menyampaikan permohonan maaf atas perbedaan informasi di pihak Gugus Tugas dan pihak keluarga.
“Saya mohon maaf kepada keluarga yang ada di Manipa sekaligus kita minta maaf jika informasi yang kita Gustu sampaikan kemarin berbeda dengan informasi yang ada di keluarga. Tentunya kemarin itu tidak bermaksud memojokkan suami dari almrhumah DAS, kita tidak pernah punya pikiran sedikitpun bahwa yang bersangkutan menutup-nutupi informasi,”tuturnya.
Ditempat yang sama, Juru Bicara Gustu Maluku, Meykal Pontoh mengakui jika meninggalnya DAS (35) yang merupakan Orang Dalam Pemantauan (ODP) rujukan dari SBB dirawat di RSUD. dr. Haulussy Ambon sebuah kecolongan.
Hal ini dikarenakan almarhumah wafat pada 7 Mei lalu, setelah sebelumnya dirujuk ke Rumkit milik Pemda Maluku pada 22 April. Amarhumah masuk rumkit bukan dengan gejala covid-19, tetapi dengan gejala gagal ginjal.
Saat yang bersangkutan dirawat itu, juga sudah dilakukan pemeriksaan Rapid Test dan hasilnya negatif. Alhasil, saat almarhumah meninggal pada 7 Mei.
Sementara jenazahanya dipulangkan ke SBB untuk dimakamkan oleh pihak keluarga tanpa protokol Covid-19. Sementara swabnya juga sudah diambil dan dikrimkan ke Jakarta untuk diperiksa secara PCR di Labkes Pemda DKI Jakarta.
Ternyata, setelah hasil swab diterima pihak Dinkes Maluku dan Gugus Tugas Provinsi Maluku pada 10 Mei, hasil pemeriksaan swab almarhumah positif terpapar Covid-19.
Ditanyai apakah sudah pernah ditanyai secara langsung kepada almarhumah seputar riwayat kontak atau perjalanannya saat almarhumah masih dirawat, Pontoh mengaku sudah ditanyakan, tapi tidak jujur. “Belakangan baru diketahui kalau suaminya itu pernah ke Jakarta bulan lalu,” sebutnya.
Terhadap insiden kecolongan ini kata Pontoh, maka dipastikan kerja ekstra untuk proses tracing karena jenazah almarhum dipulangkan ke SBB untuk pemakaman tanpa protokol covid-19.(T-06)