Keresahan Anak Negeri, Mindset Bangsa Maluku Yang Besar Namun Terjajah

0
11161

Oleh : Fadhly Achmad Tuhulele, SE

TABAOS.ID,- Seekor Asinus (Keledai) bisa takluk dalam seutas tali kekang seorang bocah, bukan karena si bocah lebih kuat dan pintar. Bisa saja sekali asinus menghentak, sudah pasti si bocah akan langsung tersungkur, Tetapi semua itu tidak terjadi.

Kenapa, dalam hal ini, si Asinus besar mau dituntun tangan si-bocah yang tak berdaya.Asinus tetaplah Asinus, jangan paksakan menjadi Equo, Semua terjadi hanya disebabkan cara berpikir.

Jangan biarkan kita seperti Asinus, atau lebih buruk dalam kepala seekor Asinus sekecil apapun si-bocah, dia adalah tuannya. Lebih hebat, lebih pintar, dan tentunya lebih kuat.

Begitupula yang terjadi hari ini,kita dikuasai oleh orang lain. Lihatlah sejarah bangsa kita. Pintar pintarlah dalam menggali sejarah agar kita semua bisa paham.

Kekayaan alam kita dijajah, dirampas. Potensi ekonomi dirampok, untuk kemakmuran siapakah semua itu?, Kitakah? tentu TIDAK, sebab kita masih tetap miskin dan terpuruk dalam 74 tahun perjalanan bangsa ini.

Ingat, Semua itu terjadi bukan karena mereka lebih hebat atau lebih pintar,bahkan lebih kuat. Semua bermula dari  sebuah proses panjang yang dinamakan penjajahan Mindset, penjajahan cara berpikir kita.

Mulai dari pengkaburan sejarah, stigmatisasi separatis, doktrin doktrin yang konvensional yang kesemuanya bertujuan untuk menjajah cara berpikir kita sebagai anak Maluku.

Berlanjut ke penjajahan nilai adat istiadat dan budaya, setelah itu merambah ke penjajahan sistem dan hasilnya. Publik diyakinkan bahwa seluruh sumber kekayaan alam dikuasai oleh negara dan digunakan sepenuhnya untuk kemaslahatan dan kemakmuran masyrakat.

Namun dalam implementasi, patut  kita pertanyakan masyrakat yang manakah, sebab Maluku dengan potensi kekayaan alam yang berlimpah masih tetap miskin dan makin terpuruk.

Baca Juga  Memperkuat Masyarakat Adat di Kepulauan Maluku dalam Pusaran Konflik Sumber Daya

Imbas proses penjajahan pemikiran, hingga akhirnya maluku harus tetap berpegang dan mematuhi segala regulasi dan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak serta tanpa sedikitpun mengedepankan unsur keadilan bagi Maluku, kenapa?

Sebab Maluku telah berhasil terjajah dari segala aspek, terutama aspek pemikiran, sehingga sangat langkah ditemukan pemikiran-pemikiran kritis yang mampu disuarakan elemen masyarakat Maluku, baik itu ekeskutif, legislatif maupun badan badan yudikatif, hingga para generasi muda, yang mana gerakannya selalu di anggap sebagai gerakan sampingan.

Akibat ini semua, Sehingga dengan terpaksa, kita  membiarkan apa yang menjadi hak kita dirampas untuk kemakmuran orang lain.

Kedaulatan Negeri Kami Telah Dikendalikan

Masyarakat Maluku di seluruh pelosok harus rela diatur dengan regulasi yang sangat nyata kedzhalimannya, kita dirampok dengan cara yang legal dan begitu masif. Maluku harus rela distigmakan sebagai separatis, yang sebenarnya sama sekali tidak berdasar. kesemuanya ini terjadi, berawal dari penjajahan pemikiran terhadap anak anak Maluku.

Sebagian rakyat Maluku masih menganggap semua yang terjadi adalah hal yang biasa dalam konsep bernegara, dalam artian semua diatur melalui perundang undangan, namun mereka tidak sadar sebenarnya pemikiran mereka telah dijajah, sehingga tidak mampu berpikir kritis, dan rasional akan kondisi kekinian daerah kita. Bahwa Maluku dibuat terpuruk, Maluku dirampok dengan cara cara yang legal.

Semoga 2019 merupakan awal kebangkitan peradaban berpikir para generasi Maluku, generasi yang tidak takut, generasi yang tidak pasrah atas segala yang terjadi pada maluku. Apa yang dibutuhkan.

Hanyalah kesadaran masyarakat Maluku untuk kembali ke pemikiran yang kritis, rasional sehingga mau melihat realita kita hari ini,”Maluku kaya Maluku Merana” adalah kalimat yang trend bagi para penikmat ketidakadilan hari ini.

Baca Juga  Media Online, Jurnalisme Warga dan Percepatan Pembangunan

Saudaraku, Salam maupun Sarani di tanah maluku, yang sejatinya adalah satu, kalau tidak salah dalam ajaran Nasrani telah dengan tegas di nyatakaan dalam Tawarikh, 15:7 “Kuatkan Hatimu, Jangan Lemah Semangatmu, Karena ada Upah Bagi Usahamu” maka yakinlah itu.

sedangkan dalam ajaran Islam pun telah dengan tegas menyatakan dalam Surah Al-Baqarah,155

“Orang-Orang Yang Sabar Akan Mendapatkan Kabar Gembira”

Begitu juga dalam surah AL-INSYIRAH,5 “Sesungguhnya Bersama Kesulitan itu ada Kemudahan” Maka jangan pernah putus asa, tetaplah semangat. #Jangundureee

Rasanya Maluku selalu bersabar, mungkin sudah saatnya para generasi pilihan, kobarkan semangat kapitang kalian semua, yakinlah hasil dan akhir bahagia sudah di depan mata. Jadikan keterpurukan, ketidakadilan hari ini sebagai jalan untuk bangkit, lawan, adalah kata yang tepat bagi kita hari ini.

Sehingga Maluku mampu terbebas dari upaya membuat maluku berada dalam keterpurukan, kemiskinan yang benar benar terstruktur secara sistimatis.

Berpikirlah diluar kotak“, gunakan Nalar kritis kita, sebab yang Maha Kuasa memberikan kita kecerdasan berpikir tujuannya agar kita dimuliakan,tidak di jajah,tidak dizhalimi.Semakin besar ketidakadilan yang diciptakan, maka semakin besar peluang terulangnya sejarah masa lalu dalam versi yang berbeda. “I’histoire Se Repete”

“Mati Dengan Kaki Tegak, Lebih Mulia Dari Pada Hidup Dengan Lutut”

Ingatlah, Penjajahan Yang Sangat Berbahaya Adalah Penjajahan Pemikiran.

Penulis adalah : Koordinator, Paparisa Perjuangan Maluku_PPM95 Djakarta