Maluku Dalam Incaran Kapitalis Besar, Waspadai Usaha Penguasaan SDA Maluku!

0
4933
"Saya selalu katakan bahwa Jakarta tidak terlalu peduli dengan Rakyat Maluku, yang dipentingkan Jakarta dari Maluku adalah kekayaan SDA yang ada di Maluku, baik kekayaan sumber pertambangan, energi dan mineral yang ada di Maluku juga kekayaan hasil-hasil perikanan dan kelautan," (Julius Latumaerissa)

Oleh: Julius R Latumaerissa

TABAOS.ID,-Sebagai salah satu provinsi kepulauan Maluku memiliki posisi geografis yang unik dan strategis, karena 90% luas wilayah Maluku adalah laut. Disisi lain letak geografis Maluku berada di antara dua samudera dan dua benua, sekaligus jalur utama perdagangan internasional.

Karena letaknya yang strategis, sejak dulu Maluku menjadi incaran negara asing. Maluku telah melewati beberapa periodisasi penguasaan dan perebutan pengaruh, mulai dari Portugal, Belanda, Jepang hingga hingga Amerika Serikat dan sekutunya.

Karena Maluku memiliki posisi strategis seperti itu maka secara geostrategis, geopolitik dan ekonomi, Maluku adalah jantung Indonesia Selain itu Maluku juga berada pada ring of fire yang terbesar di dunia yang memungkinkan Maluku mampu mengembangkan sektor pertanian dalam arti luas dalam skala besar karena kesuburan tanah dan ada diantara dua iklim yang ikut sebagai pendukung.

Usaha Menguasai Maluku

Saya selalu katakan bahwa Jakarta tidak terlalu peduli dengan Rakyat Maluku, yang dipentingkan Jakarta dari Maluku adalah kekayaan SDA yang ada di Maluku, baik kekayaan sumber pertambangan, energi dan mineral yang ada di Maluku juga kekayaan hasil-hasil perikanan dan kelautan.

Hari ini dan esok Maluku kembali akan menjadi wilayah perebutan pengaruh dari negara-negara asing dengan kapitalis-kapitalis besar seperti China, Jepang, dan Amerika beserta sekutunya. Kehadiran China dengan konsep obor adalah bagian dari upaya perimbangan kekuatan Amerika dan sekutunya di Asia Pasifik dimana didalamnya ada Maluku. Tarik menarik dua kekuatan ini yang dapat menimbulkan ketegangan global yang ikut mempengaruhi stabilitas kawasan dan Maluku sebagai salah satu wilayah Incaran.

Karena posisi geografis yang strategis ini maka Maluku selalu dibayangi dan dihadapkan pada potensi upaya untuk adu domba orang Maluku yang mendiami Bumi Nunu Saku untuk menguasai dan memanfaatkan posisi strategis, kekayaan, maupun potensi sumber daya manusia dan alam Maluku untuk kepentingan pihak tertentu.

Baca Juga  Difabel di SBT Tak Diperhatikan

Untuk mewujudkan ambisi hegemoni maka mereka melakukan gerakan-gerakan secara sistematis dan melakukan proxy war pelemahan ketahanan rakyat Maluku secara bertahap, sistimatis dan halus. Pelemahan sistem pertahanan kita itu meliputi semua bidang. Mulai dari ekonomi, politik, hukum, peraturan perundangan, sejarah, media informasi, pergeseran watak prilaku manusia, gaya hidup, institusi pemerintah, termasuk pelemahan TNI baik secara fungsi dan wewenang.

Pelemahan sistem pertahanan ini tentu melalui operasi masive dan terstruktur. Mereka dibayar, dilatih, untuk melakukan operasi-operasi cipta kondisi bahkan sabotase dengan bantuan dana tanpa batas serta dukungan power politik yang kuat.

Masing-masing penyusup/perusuh ini masuk melebur kedalam sendi-sendi kehidupan masyarakat kita. Ada yang masuk dan menjadi tokoh negarawan, dosen, pengamat, pejabat publik, institusi pemerintahan (Eksecutive, legislative, yudicative), dunia perbankan, dunia perfilman, bahkan sampai ke istana dan tubuh TNI-POLRI.

Masing-masing penyusup ada yg bergerak sebagai pendukung, kontra, pihak ke tiga dari pemerintahan. Semua bergerak dalam rangka mengamankan setiap kepentingan kapitalis di Indonesia. Salah satu contoh yang marak sekarang adalah bagaimana merekayasa terjadi gejolak ketidakstabilan.

Untuk menciptakan gejolak, masing-masing penyusup bergerak untuk menanamkan rasa saling benci, saling curiga, saling buruk sangka, diantara sesama anak Maluku.  Baik antar suku, antar agama, antar ormas, antar ulama dan tokoh agama, antar pengamat, antar kampus, antar parpol, antar tokoh masyarakat. Termasuk antar institusi.

Kita semua seolah di paksa dan di giring kepada satu titik yaitu perang, sekecil apapun masalah akan di peruncing dan diprovokasi. Timbal balik. Tujuannya hanya satu: Menjadikan orang Maluku menjadi daerah yang sinis, egois, ambisius, sadis, anti kebersamaan dan penuh kebencian satu dengan yang lain.

Kita dijauhkan dari sifat asli orang Maluku seperti : Pejuang, militan, pemberani, kuat, kompak, suka bermusyawarah, gotong royong yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan adat istiadat warisan Leluhur.

Baca Juga  Brimob Maluku Terus Kampanye Protokol Kesehatan

Jadi kalau ada kejadian disekitar kita yang diluar kewajaran itu adalah salah satu bentuk hasil kerja para penyusup / perusuh tersebut. Perang saudara adalah hal yang sangat di inginkan perusuh/ penyusup asing terhadap Maluku, Agar kita akhirnya terpecah belah, hancur lebur, lemah untuk kemudian mereka kuasai (Jajah).

Kesadaran Kemalukuan dan Persatuan Orang Maluku Kunci Ketahanan Kita

Untuk menghindari semua hal-hal negatif maka jadilah kita kembali menjadi jati dirinya orang Maluku. Sebuah kesadaran kolektif senasib satu bangsa dan satu rasa cinta tanah pusaka dengan tidak ada unsur SARA. Kita adalah sebuah wilayah yang kuat dan bersaudara.

Jangan mau terpancing untuk menjadi tidak waras (Sesuai keinginan penyusup/ perusuh) untuk punya keinginan saling bunuh, saling memerangi, saling menghabisi antar sesama orang Maluku. Persoalan politik diselesaikan dengan cara politik yang moderat. Kalau orang Maluku terpecah belah banyak orang lain di sekitar kita yang tepuk tangan dan bahagia.

Ikat kembali rasa persatuan sesama anak Maluku, dan matikan semua bentuk skenario para perusuh tersebut dengan cara tidak mudah terpancing, dan justru merekat dan perkuat kembali rasa persaudaraan dan Kemalukuan dalam semangat Pela Gandong dan Masohi. Bagi Pemuda-pemuda Maluku yang idealis dan nasionalis, mari ikut berjuang mengambil peran dan posisi strategis untuk melakukan perbaikan moral dan cita cita Maluku yaitu Maluku maju, Maluku mandiri, Maluku sejahtera, Maluku bermartabat dan Maluku berkelanjutan.

Penulis adalah Akademisi dan Konsultan Perencana Pembangunan Daerah