Mengapa Rakyat Papua Selalu Minta Penentuan Nasib Sendiri? Ini Alasannya

0
1780

“Rakyat Papua dari tahun ke tahun sejak Perjanjian New York Agreement 1962 hingga diperlakukan tidak adil dengan aneka stigma, intimidasi dan kekerasan lainnya.”

Oleh: Marius Goo

Rakyat Papua telah merasa dan menilai bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melakukan pembohongan [penipuan], bahkan manipulasi dan rekayasa politik sejak tahun 1962 melalui Perjanjian New York Agreement dan Penentuan Pendapat Rakyat [Pepera] tahun 1969. Itulah yang menjadi bukti bahwa negara memang menipu rakyat Papua.

Rakyat Papua tidak menerima semua keputusan atau perjanjian yang dilakukan karena merasa dirugikan. Rakyat Papua menjadi korban ketidakadilan politik dari negara adi-kuasa yakni Amerika, Belanda dan Indonesia. Semua perjanjian dan kesepakatan dilakukan hanya demi meraup kekayaan alam Papua, sekaligus merugikan rakyat Papua.

Rakyat Papua dari tahun ke tahun sejak Perjanjian New York Agreement 1962 hingga diperlakukan tidak adil dengan aneka stigma, intimidasi dan kekerasan lainnya.

Ketidakadilan terhadap rakyat Papua hampir di semua segi kehidupan, membuat rakyat Papua bingung akan masa depan dalam bingkai NKRI. Banyak pertanyaan yang dimunculkan masa depan Papua dalam bingkai NKRI dengan melihat realitas yang dialami bertahun-tahun.

Aksi protes rakyat Papua terhadap Ormas Reaksioner dan militer gabungan TNI/POLRI di Surabaya merupakan ungkapan kekecewaan rakyat Papua berada bersama NKRI. Apalagi hukum dan keadilan hanya berlaku bagi yang korban dan pelaku dibiarkan tanpa efek jerah.

Sejauh mana para pelaku rasis dan intimidasi terhadap mahasiswa Papua diadili? Sebaliknya yang dipersalahkan adalah rakyat Papua yang juga adalah korban ketidakadilan.

Mahasiswa Papua di Asrama Surabaya dituduh namun tidak menemukan kebenaran atas tuduhan, lalu diisukan beberapa bukti tidak valid untuk pembenaran aksi rasis dan intimidasi atas mahasiswa Papua. Diisukan bahwa militer menemukan bom dalam asrama Papua di Surabaya, bahwa polisi masuk dalam asrama untuk mengamankan mahasiswa Papua, bahwa ujaran monyet dilontarkan kepada mahasiswa sebagai pembalasan makian dari mahasiswa.

Baca Juga  Ricuh, Peringatan “New York Agreement” Oleh Mahasiswa Papua di Ambon Dibubarkan Paksa Aparat Keamanan

Semua ini tidak dinilai pembenaran atas kekerasan yang dialami oleh mahasiswa di sana. Aksi-aksi protes rakyat Papua bukan saja karena rasis monyet namun karena orang Papua merasa dirugikan berkali-kali dan merasa bukan bagian dari NKRI. Karenanya, rakyat Papua meminta Penentuan Nasib Sendiri.

Alasan rakyat Papua meminta penentuan nasib sendiri pertama dan utama karena rakyat Papua terus dirugikan, selanjutnya karena rakyat Papua merasa tidak ada masa depan dalam NKRI. Rakyat Papua meminta Penentuan Nasib Sendiri untuk mewujudkan Negara Indonesia sebagai Negara Demokrasi, demi meluruskan sejarah yang dinilai penuh manipulasi dan cacat, baik hukum juga HAM terhadap rakyat Papua.

Penulis adalah mahasiswa pascasarjana SekolahTinggi Filsafat Teologi (STFT) Widya Sasana Malang, Jawa Timur

Artikel ini diambil dari media online Papua  WAGADEI yang berjudul : Rakyat Papua Meminta Penentuan Nasib Sendiri, Kenapa ?