Pemerintah Sungguh-Sungguh Amankan Zona Hijau dari Covid-19

0
1015

TABAOS.ID,AMBON (6/7) – Melanjutkan rangkaian kunjungan kerja di Indonesia Timur, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Putranto, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, dan pimpinan Komisi VIII dan IX DPR-RI mengunjungi Provinsi Maluku, dan Provinsi Maluku Utara. Kunjungan pemerintah pusat ke Indonesia Timur sebagai wujud kesungguhan dalam menangani Covid-19 dengan terjun langsung ke lapangan.

Menko PMK mengapresiasi upaya pemerintah Provinsi Maluku dalam penanganan Covid-19. Menurut dia, penanganan yang dilakukan sudah sangat bagus. Berdasarkan paparan dari Gubernur, para Bupati dan Wali Kota di Provinsi Maluku, kasus Covid-19 di sana cukup terkendali. Angka kasus positif Covid-19 sampai 5 Juli di Maluku sebanyak 794 dengan angka kesembuhan 397.

“Di Maluku sangat bagus, baik angka kasus maupun angka kesembuhannya. Angka kasusnya di bawah rata-rata nasional, tingkat kesembuhannya di atas rata-rata nasional,” ucap Menko PMK saat memimpin rapat koordinasi bersama Gubernur, Bupati/Wali Kota se-Maluku dan Maluku utara via videoconference di Kantor Gubernur Maluku, Ambon, pada Senin (6/7).

Provinsi Maluku merupakan salah satu provinsi di Indonesia Timur dengan keberadaan zona hijau yang cukup signifikan. Beberapa zona hijau di Maluku yaitu di Maluku Tenggara Barat, Buru Selatan, Maluku Tenggara, dan Kepulauan Aru.

Muhadjir mengatakan, pemerintah saat ini sungguh-sungguh untuk mengamankan daerah zona hijau yang sudah aman. Apabila sampai ada daerah yang aman kembali muncul kasus, maka menurutnya akan menjadi sulit dalam penanganan.

Karena itu, Muhadjir meminta pemerintah Maluku untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada, seperti akademisi dari perguruan tinggi untuk melakukan sosialisasi dan edukasi masyarakat, serta membantu penanganan kesehatan.

Baca Juga  Kasus Covid-19 Melonjak, Munas Kadin Indonesia Kemungkinan Ditunda

“Karena itu saya mohon dukungan betul dari pemerintah Maluku yang menurut saya sudah sangat bagus,” tuturnya.

Kemudian, berdasarkan laporan dari Gubernur, para Bupati dan Wali Kota Maluku Utara, angka kasus Covid-19 di Maluku Utara masih cukup tinggi dengan tingkat kesembuhannya yang kecil. Di Maluku Utara kasus Covid-19 sampai 5 Juli terkonfirmasi sebanyak 953 orang dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 123 orang.

Menko PMK mengatakan, hal tersebut berkaitan dengan fasilitas pelayanan kesehatan di sana yang masih minim. Termasuk untuk laboratorium, tenaga kesehatan dan alat-alat kesehatan. “Di samping upaya dari pemerintah daerah, nanti pemerintah pusat juga ikut membantu. Jadi kita akan siapkan,” katanya.

Keberadaan tenaga kesehatan khususnya dokter spesialis paru yang minim di Maluku Utara, kata Menko PMK, akan dikuatkan dengan mengirimkan tenaga kesehatan dari daerah lain. “Begitu juga tenaga laboratoriumnya untuk melakukan tes bisa dibantu dikirimkan dari luar Maluku Utara,” imbuhnya.

Menko PMK memastikan pemerintah pusat telah mendata berbagai kebutuhan percepatan penanganan Covid-19 yang diperlukan Maluku dan Maluku Utara. Bahkan, kata dia, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional telah mengirimkan bantuan berupa mesin PCR, PCR kit, ventilator, dan alat pelindung diri seperti masker dan pakaian hazmat.

“Pak Kepala Gugus Tugas (Doni Monardo) sudah bilang untuk alat PCR sudah dikirim. Dan untuk tenaganya nanti kita akan berkunjung ke Ternate nanti akan kita bicarakan teknis rekrutmennya. Jadi juga ada ditambah beberapa laboratorium untuk PCR,” ujar dia.

Pemerintah sangat berupaya penuh dalam penanganan Covid-19 ini. Menurut Menko PMK, dengan strategi pentahelix yang melibatkan berbagai pihak, sangatlah perlu untuk terus dikuatkan, khususnya dalam memitigasi agar tak terjadi kasus-kasus baru di zona hijau.

Baca Juga  Mesin Mati, Truk Tronton Bermuatan Kontainer Mogok di Tanjakan Batu Merah, Ambon

Keterlibatan berbagai pihak seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, TNI/Polri dan anggota legislatif sangat penting khususnya memberikan pemahaman dan menciptakan kedisplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan.

“Jangan sampai kita lengah yang hijau menjadi kuning atau bisa saja yang hijau terjun jadi merah. Maka kita harus hati-hati. Dan ini kata kunci kalau kita ingin menjaga Maluku dan Maluku Utara betul-betul bisa melanjutkan aktivitas ekonomi dengan baik,” pungkasnya.