Pentingnya Kepastian Jadwal Produksi Gas Blok Masela Mempercepat Kesejahteraan Rakyat di Maluku

0
335

Oleh: John Pieris

Kita memang sudah mengetahui, bahwa data dan fakta hasil survei dari Blok Masela merupakan salah satu prospek ladang migas terbesar di Indonesia. Produksi diestimasikan dapat mencapai 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahunMTPA dan gas pipa 150 MMscfd, serta 35.000 barel kondensat per hari (bcpd). 

Proyek yang diperkirakan menelan biaya investasi hingga USD 19,8 miliar itu menjadi aset pengelolaan gas terbesar kedua dari Inpex, setelah Ichthys LNG Project di Australia. Potensi dan prospek proyek Blok Abadi Masela Itu bakal menutupi lebih dari 10 persen kebutuhan impor LNG tahunan Jepang nantinya, bahkan kemungkinan juga kebutuhan impor LNG ke negara lain.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan Blok Masela sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang hak partisipasinya dipegang oleh Inpex dan Shell. Namunbeberapa bulan lalu, Shell kemudian menyatakan keinginanuntuk melepas hak partisipasinya di Lapangan Abadi, sehingga harus dicari penggantinya. Sebelum menarik diridari Blok Masela, Shell menguasai 35% saham participating interest (PI). Sisanya dikuasai Inpex sebesar 65%.

Penyelesaian divestasi hak partisipasi atau participating interest (PI) Shell di Proyek LNG Blok Masela yang terletak di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Pernyataan menarik Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, bahwa proses negosiasi divestasi 35 persen hak partisipasi Shell di Blok Masela telah mencapai titik temu.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pun membenarkan hal itu. Menurutnya, perseroan memiliki kepentingan untuk segera mengambil alih saham Shell di Blok Masela, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai kapitalisasi atau market cap perusahaan migas pelat merah tersebut. 

Masuknya konsorsium PT. Pertamina (Persero) dan Petronas di Blok Masela kembali diumumkan secara resmi oleh Shell, Selasa (25/7/2023). Pada hari yang sama, ketigapihak juga menyepakati sales and purchasing agreement (SPA), pelepasan saham, setara 35 persen kepada pemilik baru, Pertamina dan Petronas. Sebagai bentuk kolaborasitiga negara, proyek itu juga diharapkan dapat menjagaketahanan pasokan energi di Indonesia, Jepang, danbeberapa negara Asia lainnya.

Berdasarkan pernyataan resmi Shell, nilai divestasi 35 persen hak pengelolaan Shell Upstream Overseas Services(I) Limited (SUOS), anak usaha Shell plc, itu dilepas dengan harga sebesar USD 650 juta setara dengan Rp9,75 triliun (asumsi kurs Rp15.002 per dolar AS) kepada Pertamina yang menggandeng Petroliam Nasional Berhad atau Petronas sebagai mitra konsorsium. 

Dengan begitu, Pertamina menggelontorkan biayaUSD371,8 juta atau Rp5,58 triliun, sisanya Petronas. Sedangkan komposisi kepemilikan masing-masing Pertamina melalui PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) bakal memiliki 20 persen hak partisipasi Blok Masela, sementara Petronas 15 persen. Rencana transaksi divestasi itu bakal dilunasi lewat dua termin pembayaran, yakni USD325 juta secara tunai dan tambahan USD325 akan dilunasi konsorsium Pertamina dan Petronas saat final investment decision (FID) yang ditarget rampung pada triwulan ketigatahun ini.

Usulan lokasi untuk Kilang Darat Liquefaction Natural Gas(LNG) – Proyek Pengembangan Lapangan Gas Abadi, wilayah kerja Masela telah diteruskan kepada MenteriESDM dan menetapkan bahwa lokasi Onshore LNG proyeklapngan Gas Abadi adalah di Saumlaki Barat.

Baca Juga  Pergeseran serta Distorsi Tatanan Adat dan Budaya di Maluku, Suatu Tinjauan

Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Pelabuhan Kilang Gas Alam Cair Lapangan Abadi Wilayah Kerja Masela di Pulau Nustual Desa Lermatang KecamatanTanimbar Selatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar ProvinsiMaluku telah ditetapkan sesuai Surat Keputusan Gubernur Maluku No. 96 tahun 2020.

Dan kemudian diberikan Perpanjangan Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Pelabuhan KilangGas Alam Cair Lapangan Abadi Wilayah Kerja Masela di Pulau Nustual Desa Lermatang Kecamatan Tanimbar Selatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar telah ditetapkansesuai Surat Keputusan Gubernur Maluku No 263 tahun 2022.

Inpex Masela Ltd dikabarkan akan segera gelar tender untuk Front End Engineering Design/FEED (Onshore Liquefied Natural Gas/OLNG, Floating Production Storage and Offloading/FPSO, Subsea Umbilicals Risers and Flowlines/SURF, dan Gas Export Pipeline/GEP) di blok Masela. Saat ini Inpex Masela Ltd tengah menantikankeputusan dari Inpex Headquarters (HQ) untuk kepastianrencana investasi dan pengembangan Masela. “Tender akandilaksanakan kembali pada tahun 2023, status saat ini persiapan dan menunggu keputusan Inpex HQ terkait kejelasan rencana investasi dan pengembangan”. 

Persetujuan original work program and budgeting 2023 untuk implementasi proyek ternyata telah disetujui olehSKK Migas pada 13 April 2023, untuk revisi 2 POD-I, SKK Migas dan Inpex sepakat untuk memasukkan Carbon Capture Storage (CCS) ke dalam lingkup revisi 2 POD-I untuk menjaga daya saing jangka panjang dankeberlangsungan Proyek Abadi.

“Usulan Revisi 2 POD-I telah secara resmi disampaikan keSKK Migas pada 4 April 2023 untuk mendapatkanrekomendasi dari SKK Migas dan persetujuan oleh KESDM. Hingga saat ini, jadwal produksi Blok Maselabelum mengalami perubahan yaitu tahun 2027. Namundemikian, Inpex sebagai operator mengajukan perubahanrencana pengembangan lapangan (PoD). sehingga bisaterjadi perubahan target. Salah satu alasan revisi PoD adalah rencana penerapan teknologi carbon capture untuk menekan emisi Blok Masela.

Selain itu, Dirut Pertamina sudah menjelaskan, penyelesaian proses ambil alih hak pengelolaan itu diharapkan ikut meningkatkan penerimaan negara serta daerah sekitar nantinya. “Dengan tuntasnya penyelesaian proses ambil alih hak pengelolaan itu diharapkan ikut meningkatkan penerimaan negara serta daerah sekitar nantinya. Komitmen kami bagaimana sesegera mungkingas di dalam perut bumi ini bisa dimonetisasi. Target kami on stream pada 2029,” ujar Nicke, dalam media briefing capaian kinerja 2022 Pertamina, Jakarta, Selasa (6/6/2023).

Perbedaan jadwal produksi Blok Masela yang semula dijadwalkan tahun 2027 dan berubah menjadi tahun 2029 dikarenakan perubahan revisi 2 POD-I untuk memasukkan Carbon Capture Storage (CCS) ke dalam lingkup revisi 2 POD-1 untuk menjaga daya saing jangka panjang dab keberlangsungan Proyek Abadi. Mungkin dengan adanya perubahan jadwal produksi disebabkan karena ketidak tegasan pemerintah pusat dan lemahnya bargaining powerdan bargaining position pemerintah daerah untuk menekan pemerintah pusat. Bisa jadi, juga karena ada skenario lain untuk investor merubah pendirian lagi agar pengembangan gas di laut lepas (offshore), dan bukan di darat (onshore).

Di sinilah peran kita sebagai Rakyat Maluku untuk memberikan dukungan penuh kepada Pemerintah Pusat dan Daerah guna percepatan perizinan, kelancaran operasionaldi lapangan agar jadwal produksi Blok Masela bisa dimajukan lebih awal ke tahun 2027.

Baca Juga  Kasus Pencemaran Sungai Siliha Dihentikan Ditreskrimsus Polda Maluku, LKLM Duga Ada yang ‘Main Mata’

Pemerintah Pusat dan para pemegang saham dari tiga negara (Jepang, Indonesia dan Malaysia) jangan lagi menunda schedule produksi Blok Masela yang merupakan Proyek Strategis Nasional. Rakyat Maluku harus hidup sejahera, adil dan makmur. Bukan hidup dalam ketidakpastian dan perhambaan.

Semoga Tuhan memberkati.

 Sumber:

https://www.esdm.go.id/id/berita-unit/direktorat-jenderal-minyak-dan-gas-bumi/pemerintah-harap-divestasi-blok-masela-rampung-tahun-2023

– https://indonesia.go.id/kategori/editorial/7321/pertamina-masuk-blok-masela-on-stream-2029?lang=1

https://www.ruangenergi.com/inpex-masela-ltd-dikabarkan-segera-gelar-tender-feed-di-blok-masela/