TABAOS.ID,- Penumpang KM. Tidar dihebohkan ketika seorang penumpang nekat terjun ke laut dan tewas, senin (15/7/2019) sore.
Penumpang tersebut diketahui bernama La Hamuli (30), warga Kota Bau-bau, tepatnya di Desa Lapolea, Kecamatan Barangka, Kabupaten Nabarat, Provinsi Sulawesi Tenggara.
La Hamuli tewas setelah meloncat dari atap dek 7 ke laut saat kapal tersebut tengah memasuki perairan Pulau Tiga, Tanjung Alang, Ambon.
Kapal milik PT Pelni yang membawa ribuan penumpang itu sedang dalam pelayaran dari Pelabuhan Makassar, Bau-Bau, Namlea, menuju Pelabuhan Ambon.
Berdasarkan informasi yang dihimpun tabaos.id, tak hanya La Hamuli yang terjatuh namun seorang pegawai navigasi Namlea, yang diketahui bernama Arham, juga ikut terjatuh ke laut saat berusaha menolong La Hamuli, Arham hingga kini dinyatakan hilang.
Arham sendiri ikut terjatuh bersama La hamuli setelah sempat membujuk korban yang nekat meloncat ke laut dari belakang dek kapal.
Syahril, saksi mata yang melihat kejadian tersebut mengungkapkan korban sempat histeris dan meloncat namun dibujuk oleh penumpang lainnya. namun keduanya bersama-sama terjun ke laut.
“pada saat saudara Arham membujuk dan menasehati korban kemudian korban mendekati Sdr. Arham dan memegang tangan penumpang tersebut, kemudian korban hendak turun. akan tetapi dikarenakan tubuh korban lebih besar dan pegangan tangan bapak Arham pada besi kapal kurang kuat akhirnya kedua orang tersrbut jatuh bersama sama ke laut,”Kata Syahril.
Lauru (41) salah seorang kerabat korban mengatakan merasa kaget dengan peristiwa tersebut yang menimpa kerabatnya itu. Dirinya mengungkapkan mereka baru tahu insiden itu setelah jenazah almarhum La Hamuli dievakuasi dari laut menuju ruang periksa (medis) yang terdapat di dek 7 kapal.
“tadinya saya merasa aneh ketika merasakan kapal ini berputar, namun setelah diberitahu kapal tersebut berputar untuk mengambil salah satu penumpang yang jatuh ke laut.
Akibat dari insiden ini, KM Tidar harus berputar arah untuk mencari La Hamuli dan Arham yang terjatuh dari atas dek 7 kapal. Proses pencarian kedua korban memakan waktu selama kurang lebih 3 jam lamanya.
“Seharusnya kapal sudah sandar sekitar jam 5 sore, tapi karena harus putar untuk lakukan pencarian, kapal baru sandar jam 8 malam,” ujar dia.
Sementara itu, Yanes Safsafubun, Perwira Keberangkatan Kapal KSOP Kelas I Ambon kepada wartawan mengatakan, saat ini pegawai navigasi Namlea yang hilang masih terus dicari.
“Saya dapat info, Basarnas sementara kerahkan kapal untuk mencari. Saya juga tadi sudah berangkatkan kapal feri di Galala dan saya sampaikan untuk nahkodanya untuk disenter dan dilihat mungkin ada ketemu korban atau tanda-tanda pelampung yang bisa ketemu, tolong dicari seputaran Wakasihu Pulau Tiga,” ujarnya.
Pihak Basarnas Ambon sendiri menurut Kepala Basarnas Ambon akan memulai pencarian terhadap korban lainnya selasa (16/7).
“ iya rencananya besok sekira jam 6 pagi menggunakan Kapal SAR kita akan mulai melakukan pencarian,” Terang Muslimin
Sementara itu, Kepala Cabang PT. Pelni Ambon, Rudy Pentury memastikan jika pihak Pelni akan menanggung biaya dan proses pemulangan jenazah almarhum La Hamuli ke kampung halamannya di Bau-Bau.
“Hasil koordinasi kami dengan keluarga korban, karena korban dari Bau-Bau menuju Manokwari, kami sepakati jenazah diturunkan dan kami menanggung mobil ambulans yang membawa jenazah korban ke RST dan akan diformalin, dikafani dan kami siapkan peti untuk dikembalikan ke Muna, Bau-Bau,” ujar dia.
Reporter : Asma Kasih
Editor : Belseran Christ