Peringatan Hari Buruh Internasional di Ambon Hanya Diperingati Mahasiswa. Ini Tuntutan Mereka

0
1500
Aliansi Komitmen (Komite 1 Mei Untuk Kemerdekaan) melakukan aksi memperingati Hari Buru Sedunia, rabu (1/5/2019) di depan Gong Perdamaian Dunia, jalan Slamet Riyadi, Kecamatan Sirimau, Ambon.

TABAOS.ID,- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Komitmen (Komite 1 Mei Untuk Kemerdekaan) melakukan aksi memperingati Hari Buru Sedunia, rabu (1/5/2019) di depan Gong Perdamaian Dunia, jalan Slamet Riyadi, Kecamatan Sirimau, Ambon.

Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Komitmen ini menanungi sejumlah organisasi  Kepemudaan (OKP) Lokal, diantaranya F-SEDAR, Pembebasan, HMBN, AMP, KAMERAD, serta individu pro demokrasi.

Dalam aksi ini, 16 tuntutan disuarakan oleh para mahasiswa. “Ada 16 tuntutan yang terkait dengan buruh dalam isu pendidikan dan perempuan yang kami angkat dalam peringatan buruh ini,”Teriak Ilem Alamain, Koordinator Aksi.

Alamain juga meneriaki agar Pemerintah dan Parlemen agar mencabut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015, mengurangi  jam kerja 6 jam/hari, serta naikan upah 100%.

Alamain menyebut, masih banyak para buruh yang dirugikan di Maluku khususnya di Ambon dengan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Menurutnya, buruh di Ambon masih banyak digaji tidak layak dari kerja yang dilakukannya.

Menurutnya, Penentuan upah minimum Provinsi/Regional (UMP/R) secara otomatis menyesuaikan laju inflasi per tahun. Ini telah menjadi kekuatan berunding serikat buruh di ditingkat pabrik maupun di daerah.

Selain tuntutan itu lewat aksi hari buruh internasional, Aliansi Komitmen tidak hanya menyuarakan hak-hak buru saja, tetapi juga mengenai hak-hak pendidikan, hak-hak nelayan, petani dan pelanggaran-pelanggaran HAM di Indonesia.

Mahasiswa juga menuntut cuti haid dan cuti melahirkan untuk buruh perempuan serta perlawanan terhadap kekerasan seksual di tempat kerja.

“Dalam hal ini kami juga mendorong penghapusan kekerasan seksual di tempat kerja,” kata Alamin.

Karena  itu, barisan kelas pekerja, kelompok seniman, perempuan, Agamawan, kaum terpelajar, mahasiswa, pejuang lingkungan dan seluruh elemen rakyat yang tergabung dalam Komitmen mendesak dan menuntut Jokowi untuk meningkatkan kesejahteraan buruh.

Baca Juga  Bukan Kiamat, Shell Dipersilakan Segera Angkat Kaki dari Blok Masela

“kurangi jam kerja 6 jam/hari, naikan Upah 100 persen, hapuskan sistem kerja kontrak, cuti haid tanpa syarat dan cuti hamil dan melahirka selama 14 bulan,” desak dia  

Tak hanya menuntut persoalan kesejatraan para buruh semata, namun mahasiswa juga menuntut Undang-undang Ormas dicabut, stop hukuman mati, usut dan tuntaskan kejahatan serius masa lalu, hapus impunitas, adili pelaku pelanggar HAM, Hapus delik makar, hentikan kriminalisasi aktivis, tentara stop urus ranah sipil, serta menarik TNI-Polri dari Papua Barat.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, puluhan aparat sabhara polres ambon dibantu personil polsek sirimau melakukan penjagaan  di lokasi unjuk rasa. (T03)