TABAOS.ID,-Warga Desa Morokay, Kecamatan Seram Utara Kobi, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, dihebohkan dengan semburan gas di perkampungan mereka yang mencapai ketinggian hingga 10 meter.
Informasi yang diterima tabaos.id dari warga setempat, semburan gas tersebut telah terjadi sejak Minggu (10/3/2019) sore dan semburan gas itu terjadi di dua titik tak jauh dari jalan utama di desa tersebut.
Bapak Aco (56), warga setempat mengatakan, sampai hari ini semburan gas bercampur lumpur masih terus terjadi di desa tersebut.
“Warga disini heboh karena tiba-tiba muncul semburan gas. Ketinggiannya itu sekitar 10 meter,” ujar Bapak Aco saat dihubungi tabaos.id dari Ambon, Senin (11/3/2019).
Ia mengaku, semburan itu terjadi setelah warga melakukan penggalian sumur bor di lokasi itu.
“Jadi warga sedang menggali sumur bor untuk keperluan air bersih, sumur ini dibuat terkait dengan permasalahan sumber air yang terjadi di daerah Morokay khususnya di daerah kami disini. Yang pertama digali itu airnya asin, terus kami gali yang kedua itu airnya payau. Untuk itu kita gunakan air rembesan dari air-air keruh untuk mandi dan mencuci” katanya.
Atas inisiatif warga Desa, lanjut Aco, mereka pun bergotong royong untuk membuat sumur bor.
“Saat acara pengajian pada hari jumat (8/3/2019) bersama dengan warga yang ada di RT disini, kita mengambil inisiatif untuk membuat sumur sendiri dengan harapan mendapat sumber air yang layak,” tutur Acho.
Proses penggalian sumur bor tersebut akhirnya dilakukan pada hari minggu (10/3/2019) sekira pukul 14.30 Wit.
“Alhamdulillah kita lakukan itu dan masyarakat sangat antusias, tepatnya itu pukul 14.30 kita lakukan pengeboran secara manual,”ujar Dia.
Namun penggalian yang dilakukan dan mencapai kedalaman 27 meter kita lalu pun menghentikan proses tersebut.
” Tepat di kedalamaan 27 meter, kita dapatkan pasir, saya bilang teman-teman kedalaman sudah cukup karena kita sudah mendapat air. Saat pipa dicabut, keluarlah semburan yang ada di dalamnya, ada material pasir bercampur dengan gas,”terang Acho yang berprofesi sebagai penggali sumur ini.
Dia Mengaku, pada awalnya mereka tidak mengetahui semburan tersebut adalah gas, namun dengan ketinggian hampir 10 meter itu, semburan gas itu mulai menghancurkan tanah di sekitar lokasi yang ada.
“Memang dilihat dari tempat semburan kemarin (minggu-red) mungkin terlihat di atas atap senk dan terlihat semburan yang tinggi ditambah angin yang kencang. Jadi berhamburan diatas rumah itu pasir-pasir dan lumpur,”Ungkap dia
Meski begitu, warga setempat pun berusaha untuk menutup semburan gas tersebut menggunakan pasir dan batu, namun semburan gas itu tetap keluar dan menghancurkan lokasi setempat.
“Alhamdulilah atas gotong royong semua warga disini, pada jam 8 minggu (10/3/2019) malam semburan itu bisa dilokalisir,” Ucapnya
Meski telah ditangani secara manual, Dia mengaku, saat ini warga di desa mulai merasa khawatir dengan semburan gas tersebut karena dikhawatirkan kejadian itu membuat sawah dan rumah mereka terendam lumpur.
“Kami khawatir saja jangan sampai kejadiannya seperti lumpur Lapindo di Sidoarjo,”ujarnya.
Warga yang merasa khawatir dengan peristiwa itu, hingga kini belum mengungsi dari rumah mereka.
”Sementara ini sedang ditutup seadanya saja, tapi kami tetap khawatir saja, karena semburan masih terus terjadi,” ucapnya.
Dan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan warga dilarang untuk mendekati lokasi semburan tersebut.
“Ya, kami sekarang melarang warga untuk beraktifitas di sekitar areal tersebut, mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,”Tutup dia
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait atas kejadian tersebut. (T05)