TABAOS.ID,- Dalam waktu dekat ini, satu gerakan atau movement untuk mengajak masyarakat hidup sehat akan di-launching di Maluku. Inisiatif ini dinamakan Gerakan Maluku Sehat (GEMAS).
Inisiator GEMAS, Fajrin Rumalutur kepada tabaos.id (15/01) menjelaskan alasan mendasar gerakan yang digagas pihaknya adalah mengingat dalam dalam dua puluh tahun terakhir telah terjadi perubahan dengan meningkatnya tren penyakit yang tidak menular seperti stroke, jantung dan diabetes.
“Kalau dikuti tren atau perkembangannya, pelayanan kesehatan saat ini lebih berfokus pada penyakit yang tidak menular seperti penyakit stroke, jantung, diabetes atau penyakit tidak menular lainya,” jelas Fajrin.
Dijelaskannya, dari data double burden of desease and World Health Organization (WHO) sejak tahun 2000 kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat.
“Penyakit tidak menular juga memunculkan konsekuensi lain seperti biaya tinggi serta waktu dan tenaga yang hilang,” terang sosok yang pernah studi farmasi ini.
Fajrin menjelaskan, Indonesia tengah menghadapi tantangan besar yakni masalah kesehatan triple burden, karena masih adanya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi muncul kembali.
Fajrin juga menjelaskan, pada era 1990, penyakit menular seperti ISPA, Tuberkulosis dan Diare merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan. Namun, perubahan gaya hidup masyarakat menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi).
“Sejak tahun 2015, PTM seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner (PJK), Kanker dan Diabetes justru menduduki peringkat tertinggi,” ujar pria yang belakangan makin ketat menerapkan pola hidup sehat ini.
Masih menurut Fajrin, Kementrian Kesehatan menyebutkan istilah penyakit katastropik bagi penyakit tidak menular berbiaya tinggi dan kebanyakan kronis, seperti penyakit jantung, hipertensi, kanker dan diabetes.
“Dari data Kemenkes beban penyakit katastropik telah menghabiskan lebih dari 30 persen biaya kesehatan Nasional. jumlah kasus meningkat dari tahun ke tahun”, urai Fajrin.
Kata Fajrin, penyakit katastropik biasanya terjadi karena faktor keturunan dan gaya hidup tidak sehat. di tanah air berkembangya penyakit ini dipicu oleh pola hidup masyarakat indoensia, termasuk di Maluku yang masih jauh dari pola hidup sehat.
Rendahnya kepedulian masyarakat untuk menjaga lingkungan dan mengatur pola makan. Tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat sangat tergantung dari peran dan tanggung jawab masyarakat itu sendiri.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat harus dimulai dari mengubah paradigma dan kebiasaan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan menuju hidup sehat.
“Saya kira atas alasan-alasan di atas, GEMAS sebagai sebuah gerakan, akan didorong dan digelorakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, baik itu pemerintah, organisasi masyarakat dan masyarakat itu sendiri,” ungkap Fajrin.
Inisiatif ini menurut Fajrin diharapkan dapat menjadi satu gerakan bersama untuk mendorong peningkatan kualitas derajat kesehatan masyarakat di wilayah Provinsi Maluku. Sebuah Gerakan kolektif yang sejalan dengan visi besar pemerintah.
“Harapannya, gerakan ini dapat berkontribusi untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat, khususnya di Maluku,” tutupnya.
(T15)