Suara Milenial: Melihat Kepemimpinan Gubernur Murad Ismail dari Kejauhan, Ada Optimisme

0
1823

“Padahal bila mau jujur, di tengah masa-masa sulit ini, ada banyak progres meyakinkan yang dilakukan dalam kepemimpinan Gubernur Murad Ismail. Sesuatu yang dapat dilihat dengan jernih bila menggunakan kacamata optimis.”

Oleh: Petrus Emanuel Temorubun, S.IP

Judul tulisan Ini sebenarnya merefleksikan posisi saya saat sebagai bagian dari kaum muda dalam melihat Sosok Gubernur Maluku, Irjen Pol (Purn) Murad Ismail. Sebab posisi saya sementara jauh dari kota dan pusat kekuasaan.

Sudah beberapa waktu terakhir ini saya tinggal di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. Dengan begitu hampir semua aktivitas Gubernur Murad hanya bisa saya pantau atau amati lewat media sosial atau media massa, termasuk dari cerita-cerita bila sedang duduk dengan warga.

Dua tahun kepemimpinan yang dinamis dan tidak mudah. Selain ada gempa bumi melanda Pulau Ambon dan sekitarnya, gempa tremor menyusul dengan durasi waktu yang cukup lama. Berminggu-minggu warga di pengungsian karena trauma.

Belum benar-benar pulih dari gempa, Pandemi Covid-19 menyusul hingga hari ini dan belum tau kapan berakhir. Itu artinya, siapa pun yang menjadi Gubernur Maluku, akan menjadi pelerjaan yang pelik alias tidak mudah, temasuk untuk Gubernur Murad Ismail.

Belum lagi di media sosial belakangan ini sudah seperti akan ada pilkada. Tentu saja, meskipun baru dua tahun berjalan, tapi sejumlah warganet sudah memunculkan nama-nama kandidat gubernur Maluku, dan pada sisi lain, ada yang getol mendelegitimasi sosok Murad, hingga terkesan ada pembunuhan karakter.

Sesuatu yang patut disayangkan, karena sudah tentu energy publik akan tersita pada sesuatu yang tidak penting, sementara pembangunan harus terus dilakukan. Pertikaian politik yang terjadi terlalu cepat dari tahun politik justru bakal menarik turunkan produktivitas, baik pemerintah juga masyarakatnya.

Padahal bila mau jujur, di tengah masa-masa sulit ini, ada banyak progres meyakinkan yang dilakukan dalam kepemimpinan Gubernur Murad Ismail. Sesuatu yang dapat dilihat dengan jernih bila menggunakan kacamata optimis.

Hal yang sebelumnya tidak mengagetkan karena sejatinya Murad Ismail adalah tokoh nasional melewati jenjang karir di kepolisian. Pergaulannya di Jakarta juga lintas komunitas, golongan dan profesi, sehingga dengan mudah ia memainkan komunikasi vertikal maupun horizontal dengan baik.

Dengan terobosan lintas nasional “pemerintah pusat” yang sangat kuat dalam menghadirkan  program dan kegiatan nasional berupa mega proyek nasional dan lain-lain yang sangat membantu pertumbuhan ekonomi maluku dalam mendongkrak pemulihan ekonomi nasional.

Hal ini juga ditunjang oleh keberadaan wakil gubernur yang latar belakang birokrat dan pernah menjadi kepala daerah lebih dari 10 tahun. Kapasitas yang tentu diperlukan dalam penataan birokrasi pemerintah Maluku sesuai job.

Wakil gubernur juga selalu saja hadir mewakili Gubernur Murad Ismail dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam menjawab pertanyaan sosial berupa demonstrasi yang bergulir dari waktu ke waktu. Kekuatan duet ini berpotensi saling melengkapi dalam pembagian peran antara murad ismail dan barnabas orno. Istilah milenial maluku “kren habis”.

Di tengah kesulitan itu ada secercah harapan. Sekalipun akibat Pandemi sejumlah daerah lain terjadi peningkatan angka kemiskinan, Maluku justru ada penurunan. Data BPS tingkat kemiskinan Maret 2021, sebesar 17, 87 persen atau turun 0,12 persen dibanding September 2020 dan pengangguran pada medio Februari 2021 tercatat turun.

Setidaknya ini terungkap dalam sambutan yang dibacakan Gubernur Murad Ismail, seperti dilansir situs berita kabartimur.com, ketika hadir pada Rapat Paripurna DPRD Maluku, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-76 Provinsi Maluku, Kamis (19/8).

Menurut Gubernur Murad, pada 5 Agustus 2021 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS), telah menerbitkan data ekonomi makro secara nasional. Data itu menerangkan, pertumbuhan ekonomi Maluku di kuartal ke 2 tahun 2021, sebesar 4, 53 persen.

Capaian ini menunjukan peningkatan, bila dibandingkan tahun 2020, tumbuh negatif 0, 92 persen. Begitu juga inflasi Maluku, medio Juli 2021, tercatat 1,31 persen. Capaian ini lebih rendah dari target sebesar 3 persen.

Sementara tingkat kemiskinan, medio Maret 2021, tercatat sebesar 17, 87 persen atau turun 0,12 persen dibandingkan medio September 2020. Sedangkan tingkat pengangguran pada medio Februari 2021, mencapai 6,67 persen atau turun 0,9 persen, dibandingkan Agustus 2020, sebesar 7, 57 persen.

Untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Maluku, tahun 2020, 69,49 persen. Ada peningkatan 0,6 persen, bila dibandingkan 2019. Keberhasilan itu diikuti Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan pertanggungjawaban APBD 2019 dan 2020.

“Keberhasilan ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan dengan mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) terus berinovasi dalam mengatasi berbagai permasalahan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik di daerah,” harap Gubernur Murad Ismail.

Tak hanya itu, sejumlah proyek strategis nasional yang bakal dibangun di Maluku, seperti Lumbung Ikan Nasional (LIN), Ambon New Port, dan Blok Masela adalah peluang untuk Maluku bisa lebih baik kedepannya.

Meski demikian, Gubernur Murad menegaskan, tantangan bagi anak Maluku, kedepan untuk mampu berkompetisi menjadi tuan di negeri sendiri dengan mendukung program strategis nasional. “Saya tak mau anak Maluku jadi penonton. Makanya harus bekerja keras,” harapnya.

Gubernur berharap, capaian-capaian ini bisa membangkitkan semangat semua pihak untuk terus membangkitkan Maluku. Kemudian juga diharapkan kepada DPRD untuk sama-sama mendukung program strategis nasional.

Memang harus diakui, apa yang tersaji belumlah maksimal. Ada berbagai program kerja sesuai visi dan misi yang belum terealisasi. Karena semua itu memerlukan proses, apalagi baru dua tahun kepemimpinan. 

Sekadar diketahui oleh publik, teristimewa kalangan milenial. Bahwa belum ada seorang kepala daerah di indonesia yang menuntaskan visi misinya dalam masa kepemimpinan karena berbagai alasan ada hambatan dan itu manusiawi. 

Namun sejauh ini Murad Ismail dan Barnabas Orno sudah terlihat luar biasa di dua tahun kepemimpinan mereka. Menurut penulis ini semua tentunya jauh dari kata sempurna. 

Kendati tergolong baru, kita harus jujur, ada banyak capaian dan progres positif yang diperoleh, antara lain soal menurunya angka kemiskinan dan pengangguran. Kita doakan dan berikan dukungan semoga kedepan lebih baik.

Publik Maluku tentu berharap di sisa waktu ini kedua pemimpin ini akan jauh lebih optimal lagi. Bahkan mungkin saja dua pasangan ini dapat bertahan dua periode karena saling melengkapi satu sama lain.

Baca Juga  Suara Dari Timur: Indonesia Harus Adil untuk Maluku, Siapapun Presidennya

Penulis adalah Komda Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Periode 2018-2020, sedang menyelesaikan program pasca sarjana di Universitas Pattimura, aktif di Ikatan Cendekiawan Muda (ICMA) Maluku. Tulisan ini untuk turut menandai dua tahun kepemimpinan Gubernur Murad Ismail