Terkait Insiden di Kediri, Presiden Maluku FC: Masih Ada PR Besar di Sepak Bola Indonesia

0
892

TABAOS.ID,- Insiden kericuhan usai pertandingan antara Maluku FC versus Persedikab Kediri di Stadion Brawijaya Kota Kediri, Kamis (17/2/2022), ditanggapi Presiden Maluku FC, Ikhsan Tualeka.

Ikhsan yang juga Direktur Beta Sport ini menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut. Namun juga menyayangkan penyebab terjadinya insiden.

“Terus terang mewakili keluarga besar Maluku FC, para pemain dan official, saya menyampaikan permohonan maaf, atas insiden di Kediri, saat Maluku FC kontra Persedikab. Hal yang patut disayangkan dan sebenarnya tak perlu terjadi”, jelas Ikhsan.

Dirinya juga mengatakan, kejadian itu akan menjadi titik evaluasi timnya, namun menyayangkan penyebab terjadinya insiden. Karena kericuhan terjadi antara lain akibat kepemimpinan wasit yang benar-benar berat sebelah, tidak fair dan cenderung merugikan tim-nya.

“Tidak untuk pembenaran, tapi ini penting menjadi catatan evaluasi buat semua, terutama penyelenggara atau official liga 3. Karena bukan saja dalam pertandingan Maluku FC versus Persedikab Kediri, sejumlah laga lainnya juga diwarnai protes keras. Ini catatan penting kalau masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di sepak bola Indonesia”, kritik Ikhsan.

Kekerasan dalam bentuk apapun di dalam lapangan tidak bisa dibenarkan. Memang ada yang perlu kita benahi soal mentalitas pemain, tapi semua ini adalah bagian dari ekosistem persepakbolaan kita, yang tentunya perlu dibenahi.

“Ketidaknetralan perangkat pertandingan hingga pengaturan skor sudah menjadi hal yang lumrah. Telah menjadi rahasia umum di Indonesia. Makanya kericuhan kerap kali tidak terhindarkan, atau mewarnai berbagai pertandingan”, ungkap Ikhsan.

Pemain Maluku FC dalam satu kesempatan di ruang ganti (Foto: Istimewa)

Sementara Manajer Maluku FC, Saidna Azhar menyatakan kecewa. “Terus terang kami sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit. Ada kesan tim tuan rumah sengaja dimenangkan. Setidaknya kedua tim dapat berbagi angka sama, tapi pertandingan dibiarkan berlangsung lebih lama”, ujar Saidna.

Baca Juga  Catatan untuk Generasi Maluku Tercerahkan

Dari kronologis insiden yang beredar dalam bentuk rekaman suara, Saidna mengatakan selain injury time lebih lama, saat berlangsungnya babak pertama dan kedua sudah terlihat ada keberpihakan wasit kepada tuan rumah.

“Misalnya ada hukuman penalti di babak pertama terhadap Maluku FC, setelah tim kami unggul 1-0 di menit 18. Padahal hukuman penalti itu bukan atas pelanggaran yang berarti dari pemain Maluku FC,” urainya.

Menurut sang manajer, meski merasa itu keputusan tak adil, pemain Maluku FC tetap melanjutkan pertandingan dengan tenang dan penuh semangat. Sehingga pada menit ke 20 babak kedua Maluku FC kembali unggul 2:1.

“Namun menit 35 di babak kedua itu, pemain Maluku FC dapat kartu merah, meski atas kesalahan yang sebenarnya tak begitu krusial,” ungkapnya.

Dijelaskan pula, saat terjadinya pelanggaran, salah satu pemain belakang Maluku FC sempat menendang bola menjauh dari area terjadinya pelanggaran, atas insiden itu wasit langsung memberinya kartu merah.

Bermain hanya dengan 10 pemain, akhirnya gawang Maluku FC kebobolan, hingga skor 2:2 hingga waktu normal selesai. Karena itu wasit ke-4 atau official memberikan injury time, yang diumumkan lewat papan pinggir lapangan akan berjalan 4 menit.

Sesuai ketentuan wasit ke-4 yang menentukan berapa lama waktu yang akan diberikan untuk masa Injury Time di setiap akhir babak pertandingan dengan mengacu pada apa yang terjadi di lapangan, dan wasit utama patut mengikuti petunjuk yang telah disampaikan oleh wasit keempat melalui papan tersebut.

Namun pada pertandingan kali ini tidak demikian, kalah jumlah pemain, Maluku FC dipaksa bermain lebih lama, hingga 7-8 menit. Saat pemain Persedikab Kediri mampu menjebol gawang Maluku FC, emosi pemain tak tertahankan, yang berujung pada kericuhan.

Baca Juga  Bangun Jembatan Waisaiya, Pihak Ke 3 Diduga Gunakan Tiang Pancang Bekas

Saat kericuhan terjadi, laga belum benar-benar berakhir. Wasit belum sempat meniup peluit panjang. Maluku FC berencana melakukan protes tertulis secara resmi ke Komisi Wasit terkait ketidaknetralan perangkat pertandingan.

Mereka juga mempertanyakan ketiadaan live streaming, padahal itu penting agar menjadi rujukan evaluasi, baik bagi tim, maupun penyelenggara. Official tim juga dilarang merekam jalannya pertandingan.

Putaran Nasional Liga 3 akan terus berlanjut. Adapun untuk lolos ke putaran 16 besar, Maluku FC harus menang di dua pertandingan sisa di babak 32 besar ini.

Reporter: Intan Baiduri
Editor: M. Hamdani