
TABAOS.ID,-Setelah menempuh perjalanan dari perairan Banda menggunakan KM. Abimanyu milik Kantor SAR Ambon, 14 korban tenggelamnya kapal Pesiar KM. Mersia akhirnya tiba di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Kamis (14/03/2019) siang.
Dari pantauan tabaos.id di pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Kamis siang, terlihat Kapal KM.Abimanyu milik Basarnas tiba di Pelabuhan sekira pukul 14.40 WIT, membawa 14 korban tenggelam di perairan kepulauan Banda. 5 diantaranya merupakan WNA. Semua turis dan ABK Mersia dalam keadaan sehat. Begitu tiba, mereka langsung turun dari tangga kapal sambil membawa sejumlah barang yang berada di dalam tas.

Kelima turis bersama pemandu wisata serta anak buah kapal (ABK) Mersia yang selamat dalam insiden kecelakaan laut itu tiba di Pelabuhan Ambon sekitar pukul 14.40 WIT dengan menggunakan KM 235 Abimanyu milik Basarnas Ambon.

Meski dalam keadaan sehat, kelima warga negara asing dan ABK Mersia langsung diminta naik ke sejumlah mobil yang telah disediakan untuk dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Haulussy Ambon di kawasan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe.
“Kondisi mereka semua sehat tapi kita bawa dulu mereka semua ke rumah sakit untuk check up,” kata Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Ambon, Andhy Johanes kepada wartawan di Pelabuhan Ambon, Kamis, (14/3/2019).

Dia menjelaskan, kapal tersebut bertolak dari Pelabuhan Tulehu menuju Pulau Manuk, Kepulauan Banda pada Rabu malam pukul 19.00 WIT.
Menurutnya, sebelum tenggelam, kapal sempat mengalami mati mesin di bagian selatan Perairan Pulau Ambon.
“Sekitar pukul 06.30 WIT Kapal Abimanyu kami kerahkan ke lokasi pencarian, namun dalam perjalanan dilaporkan ke kami lagi kapal sudah tenggelam dan para penumpang sudah berada di liferaft,”ujarnya.
Menurut Johanes, setelah melakukan pencarian, regu penyelamat akhirnya menemukan kelima turis dan ABK sedang terapung di perairan Laut Banda dan saat itu juga mereka langsung ditolong oleh Tim SAR.
“Mereka ditemukan sekitar pukul 10.00 WIT tadi,” ujarnya.

Sementara itu pemandu wisata kelima turis asing tersebut, Andi Nasir Hamdin yang coba diwawancarai wartawan enggan berbicara banyak. Dia hanya mengaku saat kapal tersebut tenggelam cuaca laut di perairan Pulau Banda sangat buruk.

“Cuaca laut buruk, tinggi gelombang 2,5 meter, hingga membuat kami seperti ini” kata Andi sambil memasuki mobil.(T05)