Turut Didukung Bank Mamalut, Festival Beta Sport dan Talent Scouting Siap Digelar

0
3719

TABAOS.ID,- Setelah sedikit tertunda dan harus terjadi pemindahan lokasi kegiatan, Festival Beta Sport dan Talent Scouting siap digelar pada 24 hingga 27 Februari 2021. Adapun Kickoff akan diawali dengan pertandingan ‘Perang Bintang’ antara Tim Beta Sport Legiun Liga 1 Vs PS Pelauw Putra yang beberapa waktu lalu mewakili Maluku dalam perhelatan Piala Indonesia.

Kegiatan yang didukung Bank Maluku dan Maluku Utara (Mamalut) ini sedianya akan diadakan di Lapangan Matawaru Negeri Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, namun atas pertimbangan situasi Pandemi, maka dipindahkan ke Lapangan Matasiri Negeri Pelauw Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah yang relatif ada di zona hijau.

Kegiatan ini menjadi penting mengingat Maluku sejatinya memiliki potensi besar dibidang sepak bola, yang jika mau dikelola dengan baik akan melahirkan prestasi yang membanggakan daerah ini, di tengah banyak indikator ketertinggalan. Apalagi sepak bola adalah bicara soal cabang olahraga yang paling digandrungi di tanah air, disukai semua lapisan masyarakat, miskin atau kaya, tua maupun muda.

Di Maluku, bahkan jika ada ajang turnamen internasional seperti piala dunia atau World Cup, fanatisme masyarakat bisa sangat memuncak. Bendera negara-negara yang didukung bisa nangkring, berkibar di atap-atap rumah dan pepohonan warga. Nonton bareng bola pun digelar di mana-mana.

Tidak saja soal fanatisme terhadap klub atau negara tertentu, Maluku juga selalu melahirkan pemain berbakat, semacam Ramdani Lestaluhu, Alfin Tuasalamony, Abduh Lestaluhu, Rizky Pellu, Musafri Talaohu, Rezaldi Hehanusa, Manahati Lestusen, hingga yang lebih senior seperti Imran Nahumarury, Rahel Tuasalamony, Chairil Anwar Lestaluhu dan lainnya, yang tidak saja ikut bermain di klub-klub besar, tapi hingga memperkuat tim Nasional.

Sayangnya menurut Direktur Beta Sport, Ikhsan Tualeka, hingga saat ini Maluku belum punya satupun klub sepak bola yang bermain di kasta tertinggi liga nasional dan menjadi kebanggaan bersama. Padahal itu sesuatu yang mungkin saja, jika anak-anak negeri mau mulai fokus dalam membangun persepakbolaan.

“Obsesi yang wajar, sebab selain gudang pemain berbakat, DNA orang Maluku bahkan terbukti telah ada di-level sepak bola internasional, hingga menjadi kapten tim yang bermain di final piala dunia, seperti Giovanni van Bronckhorst. Khusus mengenai ini, terlalu panjang daftar para pemain berdarah Maluku kelas dunia, jika ingin disebut satu per satu disini”, urai Ikhsan.

Selain itu, jelas Ikhsan, setiap pertandingan sepak bola, apalagi di Stadion Remaja Karang Panjang Ambon, selalu dibanjiri penonton atau suporter. lni menggambarkan Maluku punya dua hal utama dan penting dalam sepak bola. Pertama, potensi pemain berbakat, itu ditunjukan dengan banyak pemain asal Maluku tersebar di banyak klub. Kedua, dukungan publik dan fanatisme suporter sepak bola yang kuat.

“Namun semua potensi yang dimiliki Maluku ini faktanya tak berbanding lurus dengan kemauan yang kuat dari stakeholder sepak bola di Maluku. Sepak bola belum ada dalam orientasi pembangunan, karena belum dilihat sebagai potensi yang besar”, kritiknya.

Padahal menurut Ikhsan, kalau mau dilihat dengan lebih jernih, sepak bola di Maluku sejatinya bukan hanya urusan olahraga semata, tapi dapat berkontribusi pada makin kuatnya ikatan sosial dan membawa angin segar bagi terbangunnya perdamaian di Maluku. Sepak bola sesungguhnya bisa menjadi modal sosial.

“Sungguh sepak bola sangat bisa menjadi alat pemersatu. Semua ini sejatinya dapat menjadi modal sosial dan momentum penting yang dapat menyadarkan kita semua, bahwa Maluku punya potensi sepak bola yang sangat besar, dan sudah saatnya dikelola dengan benar”, harapnya.

Ikhsan juga mengatakan, Maluku bisa jadi adalah satu-satunya daerah atau provinsi di Indonesia yang punya diaspora atau keturunan yang menjadi pemain sepak bola terbanyak dan tersebar di berbagai klub Eropa hingga tanah air. Tapi menjadi ironis bila menyaksikan posisi Maluku dalam peta persepakbolaan Nasional.

Situasi saat ini menurutnya, lebih tidak menguntungkan dengan adanya Pandemi Covid-19, yang membuat batalnya penyelenggaraan Liga. Hal ini berkonsekuensi pada batalnya harus beristirahatnya sejumlah pemain profesional, termasuk yang berasal dari Maluku.

“Mereka rata-rata akhirnya pulang kampung alias menganggur. Situasi ini yang kemudian dimanfaatkan oleh Beta Sport untuk mengadakan sejumlah pertandingan yang melibatkan pemain profesional asal Maluku dengan tim-tim yang berasal dari Maluku”, ungkap Ikhsan.

Dirinya menegaskan, selain sebagai ajang pemanasan bagi para pemain profesional yang lama menganggur, juga momentum bagi klub-klub lokal berlatih tanding, serta untuk meningkatkan atmosfer sepakbola Maluku, juga hiburan bagi masyarakat dan sarana menemukan bibit-bibit baru pemain muda berbakat. 

(T-05)

Baca Juga  Pemkot Ambon Dukung Perhelatan ‘Football for Peace’ oleh Beta Sport