Oleh: Fajrin Rumalutur
Dalam satu diskusi kecil, dengan sejumlah rekan, hadir pula inspirator anak-anak muda Maluku, Bang Ikhsan Tualeka. Saya kemudian mengutarakan gagasan, perlunya satu gerakan yang berorientasi pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Maluku.
Ide ini disambut baik rekan-rekan. Semua memberikan dukungan dan berpendapat kalau memang sudah saatnya, anak-anak muda bergerak pada isu-isu tunggal, yang langsung dapat turut berkontribusi dan menjawab persoalan di masyarakat, termasuk pada isu kesehatan.
Memang, ceruk isu atau problem kesehatan belum mendapat porsi perhatian yang memadai dari komunitas masyarakat sipil, termasuk di Maluku. Implikasinya kualitas dan kuantitas kesehatan masyarakat di Maluku masih ada dalam zona yang mengkhawatirkan.
Untuk kualitas pelayanan kesehatan misalnya, sampelnya tak perlu diambil jauh-jauh di Seram timur atau kepulauan Aru. Dikalangan masyarakat menengah perkotaan, seperti di Ambon saja persoalan kesehatan seperti belum mendapat prioritas.
Dampaknya —sekalipun ajal atau usia itu Tuhan yang tentukan—, namun belakangan ini intensitas anak muda usia produktif yang kerap ditemukan sakit bahkan meninggal dunia makin tinggi. Baik itu karena penyakit menular, maupun akibat sakit yang dikarenakan oleh pola hidup yang keliru.
Berbagai alasan yang mengemuka, mengharuskan ada gerakan untuk mendorong kualitas dan kuantitas kesehatan masyarakat dan ini perlu menjadi agenda bersama semua pihak. Apalagi pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya penting pembangunan nasional yang diselenggarakan pada semua bidang kehidupan.
Seperti diketahui, pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Dengan demikian, pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Yang pada gilirannya mendukung percepatan pencapaian sasaran pembangunan nasional.
Dalam konteks nasional, pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan sejauh ini telah berhasil meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat. Antara lain, dilihat dari beberapa indikator, seperti angka kematian bayi, angka kematian ibu, dan umur harapan hidup waktu lahir (UHH) yang terus mengalami perbaikan.
Sementara status gizi pada anak balita walaupun terus terjadi kecenderungan menurun, namun belakangan sempat terjadi stagnasi. Itu artinya, ada intervensi yang mungkin telah berjalan, walau belum optimal.
Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih keras dan intensif. Keberhasilan itu banyak dipengaruhi oleh pengembangan pelayanan kesehatan di sektor publik. Keberhasilan pembangunan kesehatan dipengaruhi oleh faktor yang mencakup akses dan kualitas layanan kesehatan yang terus membaik.
Akses layanan kesehatan ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah, jaringan, dan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan. Seperti puskesmas, puskesmas perawatan, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan pos kesehatan desa.
Permasalahan yang masih dihadapi dalam pembangunan kesehatan saat ini rata-rata dikarenakan belum optimalnya akses, keterjangkauan, dan mutu layanan kesehatan. Hal itu antara lain, disebabkan oleh sarana pelayanan kesehatan, seperti puskesmas dan jaringannya belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama yang terkait dengan biaya dan jarak.
Walaupun rumah sakit terdapat di hampir semua kabupaten/kota, sistem rujukan pelayanan kesehatan perseorangan juga belum dapat berjalan dengan optimal. Dampaknya adalah, sering disaksikan pasien yang terlantar atau tidak tertangani dengan baik.
Permasalahan kesehatan lain adalah pola penyakit menjadi semakin kompleks. Indonesia saat ini tengah mengalami transisi epidemiologi yang ditunjukkan dengan meningkatnya penyakit tidak menular, sementara penyakit menular masih tetap menjadi bagian penting pola penyakit dalam masyarakat.
Baik itu dalam skala nasional, maupun dalam konteks lokal. Sebagaimana tantangan yang dihadapi oleh semua bidang dan sektor pembangunan di Maluku, bidang kesehatan pun menghadapi situasi problematik yang relatif sama.
Keinginan kuat Pemerintah Provinsi Maluku untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang cepat, murah, dan terjangkau namun tetap berkualitas kepada seluruh lapisan masyarakat yang tersebar pada berbagai pulau besar, sedang dan terutama pulau-pulau kecil, masih memerlukan kerja keras dan kerja cerdas untuk mewujudkannya.
Untuk itu diperlukan upaya penyempurnaan dan penguatan, melalui ketersediaan sumberdaya internal organisasi untuk mendukung upaya pelayanan kesehatan yang optimal bagi seluruh lapisan masyarakat sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Daerah (SKD). Namun yang tidak kalah penting dari semua itu adalah masyarakat bisa secara mandiri meningkatkan kualitas kesehatannya.
Penulis adalah magister dari Universitas Indonesia, aktif di Komunitas Penulis Maluku (Kopi Maluku)