Dijamu Kapolda, Mahasiswa Asal Papua Di Ambon Tegaskan Tidak Akan Tinggalkan Studi Mereka

0
1310
Kapolda Maluku Irjen Pol Royke Lumowa bersama Pejabat Teras Polda Maluku melakukan foto bersama mahasiswa asal Papua dan Papua Barat usai acara ramah tamah (Foto: Mahu Usman).

TABAOS.ID,- Pasca Kerusuhan Di Papua dan Papua  Barat serta  Surabaya, Jawa Timur beberapa pekan lalu, isu mahasiswa asal Papua dan Papua Barat mulai meninggalkan tempat study mereka di beberapa kota besar di Indonesia, mulai dari Jakarta, Medan, Jogjakarta, Makassar, Surabaya, Malang dan sejumlah kabupaten kota lainnya.

Kondisi ini lantaran isu ketidaknyamanan dan juga keamanan para mahasiwa di kota tempat mereka menimba ilmu.

Namun, kondisi ini berbanding terbalik dengan mahasiswa Papua dan Papua Barat yang ada di kota Ambon Maluku, para mahasiswa dan mahasiswi ini lebih fokus untuk menimba ilmu di Ambon Maluku.

Erwin Numbery salah satu perwakilan mahasiwa asal Papua di Ambon mengungkapkan sempat mengalami ketakutan pasca kerusuhan di Papua dan Papua Barat. Bahkan dirinya bersama ratusan mahasisw Papua tidak nyaman lantaran kondisi yang terjadi di Papua.

“Ya kejadian di Surabaya dan Papua serta Papua Barat membuat kami begitu takut dan menutup diri. Kami juga merasa tidak nyaman dengan kondisi yang ada, karena sering didatangi oleh aparat kemanan yaitu intel,” kata perwakilan mahasiswa asal Papua di Unpatti Ambon saat acara ramah-tamah Kapolda Maluku bersama mahasiswa Papua dan Papua Barat, di Kediaman Kapolda Maluku, Tantui Ambon, selasa (10/9/2019) malam.

Dikatakan mahasiswa Universitas Pattimura asal Papua ini sempat menyampaikan kondisi yang dialami mereka kepada pihak Rektorat maupun Aparat Polres Ambon, untuk bisa menjamin keamanan.

Namun Erwin memberikan apresiasi kepada aparat kepolisian maupun warga ambon karena mereka merasa aman di tempat tinggal mereka maupun saat mereka menimba ilmu di kampus.

“Kami mahasiswa Papua dan Papua Barat cukup merasa aman dan nyaman selama berada di kota Ambon. Meski ditengah gejolak seperti yang terjadi di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, Ambon tetaplah tempat yang sangat nyaman bagi kami,” ungkap Erwin Abisay Numbery

Baca Juga  Polda Maluku Diminta Profesional Tetapkan LC Sebagai Tersangka

Sementara itu, ketua perhimpunan Mahasiswa Papua dan Papua Barat di Ambon ini juga memberikan, apresiasi bagi Kapolda dan jajarannya yang telah menyelenggarakan kegiatan tersebut.

“Kami sangat berterima kasih kepada pak Kapolda dan jajarannya karena sudah bersilarurahmi dengan kami dan selalu menjaga kami selama ini,” kata dia.

Menurut perwakilan mahasiswa asal Papua ini, Kehidupan mereka di Kota Ambon ini layaknya di tanah Papua karena kehidupan di Ambon layaknya saudara kandung bagi mereka.

“Di Ambon, baik-baik saja, karena kami rasa kehidupan orang Ambon dan Maluku, sama saja dengan kita di tanah Papua. Orang Ambon dan orang Papua itu adik dan kakak sehingga tidak ada persoalan apapun antara warga Ambon dengan orang Papua,” pungkasnya.

Sementara itu, saat ditanya sejumlah jurnalis isu pemulangan mahasiswa di sejumlah daerah di Indonesia, perwakilan mahasiswa asal Papua ini menegaskan tidak akan meninggalkan lokasi studi mereka di Univeristas Pattimura Ambon.

“kami tetap melanjukan studi kami di sini, memang sebelumnya kami merasa tidak nyaman, namun kan para pelaku rasis itu telah ditangkap dan kondisi kemanan di Papua dan Papua Barat sudah terkendali makanya kami harus tetap berada menimba ilmu disini,” tegas Erwin

Menurutnya, Majelis Rakyat Papua telah mengeluarkan maklumat untuk mahasiswa papua tidak usah kembali ke Papua dan tetap melanjutkan studi di kota-kota tempat mereka menimba ilmu.

“Sebelumnya semua rencana kembali, tapi itu kan sebelum maklumat MRP. Namun setelah dikeluarkan maklumat tersebut mahasiswa tidak akan pulang dan tetap melanjutkan study mereka di Ambon,” terang dia.

Jaminan Kemanan

Sementara itu, disela-sela acara ramah tamah Kapolda Maluku bersama Mahasiswa Papua dan Papua Barat di kediamannya, Kapolda Maluku Irjen.Polisi Royke memastikan keamanan dan kenyamanan bagi ratusan mahasiswa asal Papua, selama berkuliah dan tinggal di kota Ambon.

Baca Juga  Kapolda Mantapkan Pengamanan Malam Takbiran

“Silahkan tinggal, kuliah, di Ambon ini aman, bebas intimidasi, tidak perlu ada kecurigaan terhadap siapapun, kami dari pihak kepolisian, Pemerintah Daerah,  TNI tentunya memberikan jaminan yang keamanan 100 persen,” ungkap Kapolda

Jenderal dua bintang ini menambahkan, pasca mengemuka isu rasialisme yang terjadi disejumlah daerah di Indonesia, terhadap orang Papua, membuat jajaran kepolisian daerah Maluku, lebih mempererat lagi hubungan persaudaraan antara Maluku dan Papua.

“30 tahun lalu, saya bertugas di Papua, dan kemudian pada beberapa tahun lalu, saya bertugas sebagai Kapolda Papua Barat, sehingga saya dan adik-adik rindu akan Papua,” tuturnya.

Pertemuan yang dilakukan bukan hanya sampai di situ melainkan akan ada pertemuan-pertemuan lanjutan lainnya. Kapolda juga memberikan semangat dan pesan bagi para mahasiswa asal Papua itu.

Kapolda berharap mahasiswa Papua untuk tekun menimbah ilmu, pengetahuan dan pengalaman untuk kembali mengelola SDA Papua, sehingga bisa maju seperti provinsi lain di Indonesia.

Menurut Mantan Kakor Lantas Polri ini, Kapolda Maluku, jamuan makan malam merupakan bagian dari silaturahmi antara Polda Maluku, dengan para mahasiswa asal dua Provinsi di Papua itu.

“Mahasiswa Papua dan Papua Barat yang ada di Ambon, 109 orang. Tidak ada hal penting yang kita bicarakan, hanya berkumpul, bercengkrama, bersendagurau dan bersilaturahmi,” kata Kapolda, Selasa 10 September 2019 disela-sela makan bersama.

Jamuan makan malam ini, kata mantan Kapolda Papua Barat itu, hanya untuk memastikan keamanan dan kenyamanan bagi ratusan mahasiswa asal Papua, selama berkuliah dan tinggal di Kota Ambon.

Dalam ramah tamah yang digelar Kapolda Maluku ini selain dilakukan makan malam bersama para mahasiswa, acara ini juga diisi dengan berbagai tarian daerah asal papua seperti tarian yosim pancar (yospan) dan tarian asal papua lainnya, serta cerita khas papua mob atau cerita lucu daerah yang dibawakan oleh mahasiswa dan mahasiswi asal Papua dan Papua Barat. (T05)