Peringati Hari Pattimura Ke-204, Kibarkan Bendera Benang Raja, Dua Aktivis RMS Ditahan Polisi

0
4399
Aktivis RMS Agustinus Pattipeilohy dan Michael Latumaerissa (Foto: Ist)

TABAOS.ID,- Peringatan Hari Pattimura, pahlawan Maluku, tidak hanya diperingati oleh Indonesia, Republik Maluku Selatan (RMS) seperti tak mau ketinggalan. Mereka juga menunjukan penghormatan kepada Sang Kapitan.

Setidaknya itu dilakukan oleh simpatisan dan aktivis RMS di Negeri Ullath, Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku. Caranya dengan mengibarkan Bendera Benang Raja (Bendera RMS.red) dihalaman rumah mereka (15/5).

Atas aksi tersebut, dua aktivis RMS ditahan polisi, dan saat ini telah dibawa ke Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, atas tuduhan makar karena mengibarkan bendera RMS, seperti disampaikan oleh Kapolsek Saparua AKP Roni F Manarwan.

Aktivis tersebut adalah, Agustinus Pattipeilohy (32) dan Michael Latumaerissa (41), keduanya sehari-hari berprofesi sebagai petani dan merupakan warga Negeri Ullath, Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah.

Pengibaran Bendera Benang Raja peringati Hari Pattimura ke-204 di Negeri Ullath, Maluku Tengah.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada informasi lebih lanjut terkait dua aktivis tersebut. Namun secara terpisah melalui pesan elektronik kepada tabaos.id Menteri Luar Negeri RMS di pengasingan Umar Santi menegaskan bahwa 15 Mei diperingati pihaknya sebagai hari pemberontakan pahlawan Pattimura.

Kapitan Pattimura adalah putra bangsa Maluku. Seorang pahlawan karena ia menentang penindasan terhadap bangsanya, bangsa Maluku, oleh penjajah kolonial Belanda jauh sebelum Indonesia eksis atau ada. Sehingga wajar RMS menghormati dan memperingati kepahlawanannya.

“Dia harus membayar perlawanannya terhadap penjajah Belanda dengan kematian. Setelah penangkapannya, ia dijatuhi hukuman mati. Pada 16 Mei 1817, Pattimura dihukum mati dengan cara digantung di depan umum di depan Benteng Victoria di Ambon,” jelas Umar.

Lebih lanjut dikatakan, untuk bangsa Maluku, Pattimura sama dengan pahlawan bangsa Maluku. “Putra bangsa Maluku, yang memiliki keberanian untuk melawan penguasa kolonial. Tidak hanya dengan kata-kata, tetapi dengan senjata. Itulah tindakan berani,” urai pria asal Negeri Tulehu itu.

(TCJ)

Baca Juga  Tualeka: 700 Miliar Bukan Uang Receh, Harus Jelas dan Transparan