TABAOS.ID,- Patahan Mematikan Terbesar di Planet Bumi Sepanjang 120 Km di Wilayah Seluas 60.000 KM² di Palung Laut Sedalam 7 Km di Wilayah Indonesia Timur.
Banda Detachment Fault atau Patahan Detasemen Banda ini merupakan bagian dari Cincin Api (the Ring of Fire).
Sekelompok peneliti dan ilmuwan menemukan, 7 km di dalam jurang palung jauh di bawah lautan dalam zona Cincin Api atau ‘ring of fire’, terdapat sesar atau patahan (fault) terbesar di Bumi yang sangat mematikan.
“Cincin Api” (Ring of Fire) atau dikenal juga sebagai “Lingkaran Cincin Api Pasifik” (The Pacific Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik.
Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini.
Indonesia berada di jalur gempa teraktif di dunia karena dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik ini, bahkan berada di atas tiga tumbukan lempeng benua sekaligus, yakni, Indo-Australia dari sebelah selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari timur.
Kondisi geografis ini, di satu sisi menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang rawan bencana letusan gunung api, gempa, dan tsunami. Namun di sisi lain menjadikan Indonesia sebagai wilayah subur dan kaya secara hayati.
Dipimpin oleh peneliti utama Dr. Jonathan Pownall dari Australian National University (ANU) mengatakan temuan itu akan membantu para peneliti menilai bahaya tsunami di masa depan.
Dr. Pownall mengatakan bahwa penemuan patahan Detasemen Banda yang berada di sekitar kordinat 05°52′22.3″S 130°35′40.1″E ini akan membantu peneliti untuk menilai bahaya tsunami dan gempa bumi di masa depan.
“Di daerah dengan risiko tsunami ekstrim, pengetahuan tentang patahan utama seperti Detasemen Banda, yang dapat membuat gempa besar ketika mereka tergelincir, merupakan hal mendasar untuk dapat menilai dengan benar dalam hal bahaya tektonik,” katanya.
Dilansir dari Majalah Zamane, dengan judul yang sama.