Murad Ismail: Ketegasan Menjadi Ciri Khas, Tidak Terjebak Pencitraan Semu, Fokus Mengabdi

0
1424

“Saya mengilustrasikan sikap tegas itu layaknya Parang (Pedang khas Maluku), tegak, berani, ofensif bergerak ke depan.”

Oleh: Fahrul Kaisuku

Selain jujur, disiplin, dan kompeten (ahliyyah), seorang pemimpin dalam kelompok masyarakat —khususnya masyarakat yang heterogen— mesti memiliki sikap tegas. Sikap ini dibutuhkan agar pemimpin tersebut menjadi pemimpin yang berintegritas.

Ketika seorang pemimpin sudah memiliki integritas maka semua pihak pun akan segan dan hormat kepadanya. Begitu juga sebaliknya, ketika seorang pemimpin tidak memiliki integritas maka semua pihak pun akan menyepelekannya. 

Ketegasan juga dibutuhkan pada kultur masyarakat yang masih membutuhkan dorongan kuat untuk maju. Bisa dibayangkan, jika satu komunitas yang kerap apatis dengan etos kerja yang belum memadai, lantas dipimpin oleh pemimpin yang lembek, gerak perubahan akan menjadi lambat.

Dalam konteks itu, bila melihat kepemimpinan Irjen Pol (Purn) Murad Ismail sebagai Gubernur Maluku, setidaknya dalam dua tahun berjalan, yang paling nampak dalam sikap kepemimpinan yang saya sebut di awal catatan ini, adalah sikapnya yang tegas.

Ketegasan ini bisa jadi karena ditempa sekian lama dalam karir di kepolisian. Apalagi di jalur pasukan elite polisi atau Brigade Mobil (Brimob) tentu mewajibkan personilnya untuk bertindak tegas.

Saya mengilustrasikan sikap tegas itu layaknya  Parang (Pedang khas Maluku), tegak, berani, ofensif bergerak ke depan. Parang juga simbol Kapitan atau ksatria dari Maluku. Boleh dikatakan tegas dan berani adalah ciri khas pria atau laki-laki dari Maluku.

Ketegasan Gubernur Murad Ismail setidaknya pernah diperlihatkan kepada masyarakat Indonesia dengan menentang Menteri Susi. Kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Murad Ismail selaku Gubernur menilai kebijakan moratorium yang diberlakukan Susi telah merugikan Maluku.

Pernyataan tegas Gubernur Maluku ini tentu menghentak dan menjadi sorotan media nasional. Satu sikap tegas seorang kepala daerah dalam melindungi dan memastikan sumber daya alam di daerahnya dikelola dengan optimal untuk kemajuan daerah yang dipimpinnya.

Ketegasan sikap Murad Ismail juga dapat dilihat dalam sikapnya mengganti Komisaris Bank Maluku dan Maluku Utara secara mendadak. Baru setahun lebih menjabat dari yang seharusnya, Komisaris Bank pelat merah itu diganti dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang langsung dipimpin oleh Murad.

Ketegasan sosok Murad Ismail diakui juga oleh Menteri di Kabinet Presiden Jokowi. Tahun 2019, sesaat setelah Murad Ismail dilantik. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo kepada puluhan wartawan nasional di istana presiden mengakui hal tersebut.

“Gubernur Maluku adalah figur pekerja keras, disiplin, dan tegas. Adalah Mantan Kapolda Maluku dan Komandan Korps Brimob Polri,” kata Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo (Beritasatu.com, 24/4/2019).

Sisi ketegasan Murad tidak sampai menutup sisi-sisi lainnya. Tjahjo Kumolo juga mengakui, Murad juga sosok yang terbuka dan dekat dengan berbagai lapisan masyarakat.

“Figur yang siap berdialog dan dekat dengan semua pihak. Itulah modal Irjen Pol Murad yang akhirnya dipercaya mayoritas masyarakat Maluku memimpin Provinsi Maluku yang kaya sumber daya alam serta budaya. Selamat sukses kepada gubernur dan wagub baru Maluku,” ungkap Tjahjo waktu itu.

Sikap tegas tentu sangat linier dengan keberanian. Berani bersikap dan berani menanggung resiko atau konsekuensi dari ketegasan itu. Seperti saat sikap tegasnya pada petugas protokoler Istana saat ada kunjungan presiden ke Ambon saat gempa beberapa waktu lalu.

Murad merasa sebagai pemimpin tertinggi di Maluku, harus terus dapat mendampingi Presiden sebagai tamu utama di daerahnya. Tak boleh ada yang menghalagi atau menghambatnya, termasuk protokoler Istana sekalipun. Satu sikap tegas dari tuan rumah.

Gubernur Murad siap menerima resiko dibully sekelompok netizen yang tidak tahu kapan dan apa konteks vidoe itu, ketika ada pihak yang dengan sengaja memviralkan video itu, lama setelah peristiwanya terjadi tanpa menjelaskan situasi yang sebenarnya. Upaya pembunuhan karakter yang diterimanya dengan lapang dada.

Meski begitu, ketegasan bukan berarti tak ada kelembutan. Dibalik sikap keras seorang Gubernur Murad Ismail, ia adalah pemimpin yang lembut. Dalam berbagai kesempatan Sang Gubernur kerap berbicara atau bercerita hingga matanya berkaca-kaca.

Tidak saja itu, pada orang yang jelas-jelas melakukan penghinaan pada dirinya secara terbuka di media sosial, Yopi Teterissa, yang telah pula diamankan oleh anggota Brimob Polda Maluku. Murad Ismail justru memaafkannya.

Yopi yang menyesal dan mengakui perbuatannya salah itu bahkan beserta orang tuanya diajak makan malam bersama oleh Gubernur Murad. Satu sikap pemimpin yang pemaaf dan tak menaruh rasa dendam, apalagi pada masyarakatnya.

Sikap tegas Murad Ismail seakan tak peduli dengan pencitraan khas para politisi. Baginya selama yang dilakukan itu baik buat masyarakat, ‘so must go on’, jalan saja, Tuhan Maha Mengetahui, satu prinsip yang layak diacungi jempol. 

Pada titik inilah, saya kira Pak Murad harus didukung. Karena bukan seorang pemimpin yang hanya sibuk dengan pencitraannya di hadapan publik. Kita tidak butuh pemimpin semacam itu, yang sibuk memperbaiki citra dirinya sendiri tapi tidak tegas dalam mengambil keputusan.

Apalagi belakangan ada banyak progres positif yang dicapai oleh Gubernur Murad dari hasil lobby dan manuver politik yang dilakukan pada Pemerintah pusat. Sejumlah mega proyek pembangunan infrastruktur berhasil dibawa ke Maluku, seperti Lumbung Ikan Nasional dan Ambon New Port. 

Publik manantikan gebrakan-gebrakan baru Anak Waihaong Kota Ambon ini. Terus melangkah, don’t stop Gubernur ‘Jenderal’ Maluku, untuk daerah para raja ini makin maju dan berkembang.


Penulis adalah praktisi media atau jurnalis, aktif di Ikatan Cendekiawan Muda (ICMA) Maluku. Tulisan ini untuk turut menandai dua tahun kepemimpinan Gubernur Murad Ismail 

Baca Juga  Tinggalkan Zona Nyaman, Lalui "Jalan Busur" Demi Maluku Berkemajuan: Jejak Langkah Murad Ismail Sebagai Pemenang Hati Rakyat