Suara Milenial: Murad Ismail, Gubernur Peduli Pengembangan Startup Digital di Daerahnya

0
2108

“Pak Murad adalah sosok yang peduli atau perhatian dengan kalangan Milenial. Bahwa generasi muda dipandang sebagai sebuah aset dan investasi masa depan…”

Oleh: Elviliana Watopa

Senang sekali bisa diajak untuk turut menulis di buku: “Dua Tahun Kepemimpinan Gubernur Murad Ismail di Mata Anak Muda”. Buku yang akan diterbitkan dalam waktu dekat ini, adalah kumpulan berbagi perspektif soal kepemimpinan Gubernur Maluku tersebut.

Meski dua tahun adalah waktu yang terlalu dini untuk memberikan penilaian kepada satu kepemimpinan eksekutif yang masa jabatannya lima tahun per satu periode. Tapi bukan berarti pula penilaian itu tak boleh diberikan.

Justru dengan adanya sudut pandang, apalagi dalam bentuk tulisan, dapat menjadi ruang apresiasi dan juga menyebarkan optimisme untuk menuntaskan satu masa kepemimpinan dengan baik. Memberikan arti penting bagi kemajuan masyarakat di daerah.

Terus terang walau berdarah Maluku, saya besar di Manado, kemudian lanjut tinggal dan kerja di Jakarta sampai sekarang. Berkunjung ke Ambon pun baru sekali, itu terjadi beberapa waktu sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia.

Namun berkat IndoEast Network, satu platform digital untuk mengkoneksikan potensi di kawasan timur Indonesia beberapa kali kami berkegiatan, termasuk di Maluku, diantaranya secara daring, dengan melibatkan Bunda Widya, istri Pak Murad. Antara lain dalam webinar “Life During Pandemic” pada 22 Mei 2020, dan juga Youth Empowering National Seminar “Facing New Normal, a Challenge or an Opportunity”, 13 September 2020.

Belakangan, awal Juli 2021 ini, saya dipercaya untuk menjadi regional officer Gerakan Nasional 1000 Startup Digital untuk Maluku, khususnya Kota Ambon dan sekitarnya, yang justru memungkinkan saya mendapat pengalaman menarik untuk berinteraksi langsung dengan Pak Murad.

Pengalaman yang berkesan, juga menjadi fakta bahwa sosok yang satu ini sangat peduli atau perhatian dengan kalangan Milenial. Bahwa generasi muda dipandang sebagai sebuah aset dan investasi masa depan.

Betapa tidak, saat rekan-rekan saya di daerah lain masih sibuk melobi pejabat sekelas Gubernur untuk terlibat aktif dan mendukung Gerakan 1000 Startup Digital, Pak Murad langsung mengiyakan untuk terlibat dan mendukung gerakan ini di Maluku. Hal itu tanpa basa-basi, karena roadshow pertama yang kami lakukan di Maluku langsung dibuka oleh Gubernur.

Bahkan dalam kegiatan perdana yang dilakukan bekerjasama dengan Universitas Pattimura itu, kegiatan yang dijadwalkan baru akan dimulai Pukul 09.00 WIT, namun Pukul 08.00 di-screen laptop saya sudah nampak petugas atau protokol Gubernur yang tersambung dan on camera, bahkan sebelum waktu pembukaan acara beliau sudah siap untuk menyapa Milenial Maluku.

Tidak saja soal kesiapan berkegiatan dan menyapa Milenial di pagi itu. Justru yang paling penting bagi saya adalah konten sambutan atau paparan yang beliau sampaikan benar-benar mencerminkan satu paradigma mendasar agar anak-anak muda Maluku lebih maju dan kompetitif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital.

Dalam kesempatan webinar dengan tema, “Startup Digital Sebagai Solusi” tersebut, Pak Murad menegaskan, pemerintah dan tentu semua elemen bangsa, berkepentingan untuk terus meningkatkan jumlah wirausaha atau inovator muda, dikarenakan tiga realitas atau kebutuhan objektif:

Pertama, kondisi persaingan pasar bebas. Tak bisa dipungkiri, era pasar bebas saat ini memerlukan kemampuan daya saing di berbagai sektor. Salah satunya adalah lahir dan tumbuhnya para pengusaha atau wirausaha muda, yang tidak hanya mampu memanfaatkan pasar domestik, tapi juga mampu melakukan ekspansi ke negara lain.

Dengan berlakunya pasar bebas seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN yang telah berlaku efektif sejak Desember 2015 lalu. Negara anggota ASEAN telah meleburkan batas teritori dalam sebuah pasar bebas. Sehingga menyatukan pasar setiap negara dalam kawasan ASEAN menjadi pasar tunggal.

Konsekuensinya, arus barang dan jasa menjadi bebas. Selain itu, negara-negara dalam kawasan ASEAN juga diwajibkan membebaskan arus investasi, modal dan tenaga terampil. Kenyataan ini membutuhkan kesiapan bangsa kita, bila tak mau hanya sekedar menjadi pasar potensial negara lain, atau bahkan menjadi penonton.

Kedua, memaksimalkan pengelolaan potensi daerah. Dengan semakin meningkatnya jumlah pengusaha, yang bergerak mengelola potensi daerah, tentunya berbagai potensi yang sebelumnya cenderung diabaikan, dapat terkelola dengan optimal.

Bertambahnya jumlah wirausaha, menurut Pak Murad juga dapat mengubah kebiasaan bangsa kita, yang sebelumnya dikenal sebagai eksportir bahan baku produksi atau raw material, menjadi bangsa yang mampu memproduksi barang jadi. Sehingga rantai produksi lebih panjang, dan mampu menyerap lebih banyak lapangan pekerjaan.

Ketiga, dalam menyikapi bonus demografi yang sedang dihadapi Indonesia saat ini. Negara kita mendapat bonus sejak tahun 2020 hingga 2030 nanti. Satu situasi di mana jumlah penduduk dengan umur produktif jauh lebih besar, sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak.

“Pada rentang bonus demografi, diprediksi jumlah usia angkatan kerja, usia 15 hingga 64 tahun, akan mencapai 70 persen, sedangkan sisanya, 30 persen, adalah penduduk yang tidak produktif, di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun,” urai Pak Murad.

Dalam kesempatan webinar itu juga Pak Murad menjelaskan, bahwa realitas yang ada tentu saja merupakan suatu berkah. Melimpahnya jumlah penduduk usia kerja akan menguntungkan dari sisi pembangunan, karena dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Implikasinya adalah meningkatkannya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Namun berkah ini menurut Pak Murad, bisa berbalik menjadi bencana jika bonus ini tidak diantisipasi dengan baik. Masalah yang paling nyata adalah terkait ketersedian lapangan pekerjaan. Karena meskipun lapangan pekerjaan dapat disediakan, mampukah sumber daya manusia yang ada itu bersaing di dunia kerja dan pasar internasional?

“Ini adalah pertanyaan yang mesti bisa dijawab bersama, oleh kita semua; pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat dan dunia usaha. Kita punya tanggung jawab bersama untuk meningkatkan sumberdaya generasi muda kita”, harap Pak Murad dalam kesempatan itu.

Dengan demikian katanya, permasalahan pembangunan sumber daya manusia mesti menjadi fokus perhatian kita, agar jangan sampai bonus demografi justru jadi bencana dan membebani negara karena masalah yang mendasar, yakni: rendahnya kualitas sumber daya manusia.

Baca Juga  Dukung Aktivitas Widya Murad, Politisi Golkar Maluku: “Kalau Saya Ibu Gub, Saya Cuek Saja”

Pak murad berkeyakinan, selain jalur pendidikan formal, mengadakan pelatihan dan kursus, utamanya kepada pemuda agar dapat meningkatkan kapasitas diri, dan mampu mengelola potensi daerah adalah upaya yang perlu dilakukan dengan lebih serius. 

“Kapasitas yang meningkat dan adanya produk yang dihasilkan akan menjawab kekhawatiran dampak buruk dari bonus demografi dan persaingan bebas”, kata beliau menyemangati ratusan anak-anak muda yang antusias mengikuti secara virtual itu.

Pak Murad dalam kesempatan tersebut juga mengatakan, salah satu upaya penting yang digulirkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika RI adalah melalui Program 1000 Startup Digital. Merupakan ikhtiar pemerintah dalam mendorong anak-anak muda, agar mau mencari dan menemukan platform digital yang dapat dikelola dan dikembangkan sebagai startup digital.

Hal ini kata purnawirawan bintang dua polisi itu, selain dapat menjadi solusi berbagai persoalan di masyarakat, juga memungkinkan semakin banyak wirausaha muda dihasilkan, dan tentu saja akan pula mengurangi angka pengangguran usia produktif. Potensi sumber daya alam pun dapat dikelola lebih optimal.

“Pemerintah Provinsi Maluku menyambut baik dan mendukung program ini dijalankan di Maluku. Saya sebagai Gubernur berharap adik-adik Milenial, termasuk di Universitas Pattimura dapat memanfaatkan peluang ini dengan baik. Karena seperti saya sampaikan di awal, startup digital memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang dengan pesat, seiring makin majunya teknologi informasi, karena semua orang dapat terhubung dengan mudah dan cepat”, kata Pa Murad.

Itu artinya, jelasnya lagi, dengan startup digital peluang usaha semakin terbuka lebar, karena tiap orang dengan mudah dapat memasarkan produk dan layanannya secara online. tanpa mesti membuka toko atau lapak. Lewat digital daya jangkau pun tak terbatas, bahkan hingga mancanegara. Ini peluang yang harus dimanfaatkan dengan optimal oleh generasi muda tanah air, khususnya di Maluku.

Rupanya tidak saja pada kegiatan perdana di Universitas Pattimura, pada kegiatan selanjutnya beliau memberikan dukungan penuh. Dalam sejumlah kesempatan yang mengundang Pak Murad namun bila berhalangan, Wakil Gubernur, Barnabas Orno yang ditunjuk mewakili beliau.

Bentuk komitmen seorang kepala daerah dalam mendukung satu gerakan Nasional yang diharapkan dapat berkontribusi besar bagi Kemajuan daerah. Di titik ini saya kita Pak Murad perlu terus diapresiasi dan juga diberikan dukungan.

Penulis adalah regional officer Gerakan Nasional 1000 Startup Digital untuk wilayah Maluku, aktif di Ikatan Cendekiawan Muda (ICMA) Maluku. Catatan ini turut menandai dua tahun kepemimpinan Gubernur Murad Ismail