TABAOS.ID,- Perubahan jalur dipertigaan Polda Maluku, kawasan Keluarhan Batu Meja dipertanyakan sejumlah masyarakat Kota Ambon.
Sekretaris Farksi Demokrat, Kota Ambon Jelly Toisutta kepada awak media di Ambon, Rabu (27/01) menjelaskan pengalihan arus lalulintas di pertigaan Markas Polda (Mapolda) Maluku dari dua arah menjadi satu arah dinilai tidak menjadi solusi terhadap terurainya kemacaetan pada sejumlah ruas jalan khususnya jalan Tulukabessy.
Dijelaskan, pengalihan jalan dinkawasan tersebut mesti dijelaskan oleh Dinas Perhubungan Kota Ambon, apakah perubahan jalur aakah rekayasa atau pengalihan lalunlintas sebab hal ini sudah terjadi lama.
” Dinas Perhubungan Kota Ambon mesti menjelaskan apakah perubahan arah dinpertigaan Mapolda itu rekayasa atau pengalihan, dan tentunya ada aturan yang mengatur tentang rekayasa dan pengalihan jalur lalu lintas ” ulasnya.
Dirinya menjekaskan, kondisi perubahan jalur Ini sudah 1 minggu sehingga masyarakat sudah banyak membuat pengaduan. Pasalnya masyarakat yang ingin ke Skip dari arah Polda Maluku harus memutar masuk ke jalan Tulukabessy, memutar lagi k kawasan balakang soya dan masuk ke skip.
Tidak hanya itu, jika kondisinya sudah seperti ini jika pengalihan ke jalur Mardika harus dihitung perpadatan jalan disitu sebab , banyak kendaraan, dan hampir semua jalur melewati kawasan mardika sehingga terjadi penumpukn dan menimbulkan kemacetan.
“Dengan kondisi kota yang kacil, sementara kita upayakan sehingga jangan ada kemacetan, justru pengalihan jalur justeru menimbulkan kemacetan, ” ungkapnya.
Untuk, Tousutta berjanji bakal mendorong Komisi III DPRD Kota Ambon untuk memanggil Dinas Perhubungan Kota Ambon untuk meminta klarifikasi sekaligus menjelaskan apakah ini rekayasa jalan atau pengalihan.
Tentunya ” katanya pula” masyarakat sudah kecewa, karena dari arah Jalan Pattimura ke Jalan Kakiali yang ditutup dan disitu dan diarahakan ke jalur Mardika.
Menurutnya akibat rekayasa berdampak pada beban biaya perjalanan masyarakat yang membengkak.
Dirinya mencontohkan, masyarakat dari pasar Mardika atau pasar Amplas saaat ke kawasan Skip hanya butuh biaya perjalanan sekitar Rp10.000 tapi dengan adanya putaran seperti itu sekarang yang bahasanya direkayasa ini, itu terjadi pembengkakakan menjadi Rp 20.000 dan cukup memberatkan.
” Jika ini pengalihan jalan, perlu dipetimbangkan ulang karena yang pertama itu masyarakat menjadi resah karena biaya perjalan yang nantinya cukup besar, artinya transportasi yang bertambah kedua beban di Mardika di jalur itu cukup besar berat dari padatnya kendaran jadi dipikirkan baik baik.” ujarnya.
Tidak hanya masyarakat pengguna jalan, tetapi para pengendara becak, biasan dari jalan Pattimura mereka belok kiri ke Jalan Kakiali mereka haru kembali memutar.
Sementara itu, Plt Kadis Perhubungan Kota Ambon, Roby Sapulette kepada awak media di Ambon mengungkapkan
pengalihan atau rekayasa jalan di Pattimura menuju jalan rijali yang ditutup susah dikoordinasikan dengan pihak Lantas Polresta, dan tentunya ada pengaruh plus minusnya.
Dimana pada pertigaan polda itu crauditnya berkurangan karena tidak terjadi crosing disitu, yang kedua Craudit pada jalan masuk arah Polda ke Skip itu juga itu sudah tidak ada kerana memang merupakan kawasan satu arah dan yang ketiga biasanya sepeda motor gunakan jalan pintas dari jalan rijali polda, terus menerobos ke Depan DPRD Kota. Sehingga ketika direkayasa maka kawasan tersebut menjadi tertib.
Dengan adanya rekayasa, nilai plusnya tersebut menjadi tertib.” ungkapnya.
Lanjutnya, sementara dampak minusnya adalah bahwa terjadi beban arus di jalan Tulukabessy.
Dengan demikian, “katanya” arus lalu lintas itu harus masuk ke jalan Achmad Yani kemudian masuk lagi ke jalan Jan Paais, kemudian Sultan Hairun masuk lagi ke Jalan Slamed Riady dan masuk ke Jalan Panjaitan dan ke Jalan Tulukabessy.
(T-12)