Walikota Ambon dan Sekot Gagal Jalani Vaksinasi, Apa Alasan-nya?

0
2022
Foto : Walikota Ambon saat melakukan scraning di Meja Dua RSUP Leimena Jumat (15/01)

TABAOS.ID,- Walikota Ambon Richard Louhenapessy dan Sekertaeis Kota (Sekot) AG Latuheru, gagal menjalani vaksinasi di hari pertama bersama dengan para pejabat dan forkopimda serta tokoh agama di Maluku yang dipusatkan di RSUP dr J Leimena, Jumat (15/1)

Walikota gagal divaksin, karena disaat pemeriksaan kesehatan, tekanan darahnya melebihi ambang batas, dan faktor usia yang kini sudah mencapai 60 tahun juga menjadi salah satu penyebab ia tak divaksin, sementara sekot tak dapat divaksin dikarenakan tekanan darahnya juga melebihi ambang batas.

Kepada wartawan di RSUP Leimena, Jumat (15/1) setelah gagal divaksin walikota mengaku, dirinya siap untuk jalani vaksinasi, hanya saja usia yang terlampau jauh menjadi faktor utama dirinya gagal divaksin ditahap pertama ini.

“Saya kepingin sebetulnya untuk jadi contoh buat masyarakat sekaligus membuktikan bahwa vaksin itu aman. Tapi karena persyaratannya ini nggak boleh diatas 60, ya kita sesuaikan,” terangnya

Menurutnya, semua kriteria telah dipenuhinya sebagai orang yang akan menjalani vaksinasi, hanya saja, kualifikasi penyuntikan untuk tahap pertama ini, hanya terfokus pada orang dengan rentan usia 18-59 tahun.

“Saya sudah penuhi persyaratan, cuman tadi tekanan darah naik kemudian umur saya sudah lebih dari 60 jadi musti pending dulu,” tandasnya.

Ditanya terkait dengan bersediakah dirinya untuk divaksin di tahap kedua nanti kepada kelompok rentan seperti dirinya yang berusia 60 tahun ketas, walikota menegaskan, jika itu memenuhi syarat, maka dirinya siap menjalani vaksinasi.

“Kita harus jadi contoh, Pak Presiden saja bisa kok, resiko jadi pemimpin itu kan harus jadi contoh,” imbuhnya

Foto : Sekot Ambon, A G Latuheru Saat discraning di RSUP Leimena Ambon Jumat (15/01).

Sementara itu, Sekot Ambon, A G Lattuheru mengaku, dirinya telah siap untuk divaksin, namun saat memasuki meja dua untuk jalani screaning ternyata tekanan darahnya naik.

Baca Juga  Lakalantas di Turunan Batu Merah. 3 Penumpang dan Pengemudi Luka-luka

“Jadi saya sebetulnya siap untuk divaksin, tapi tadi setelah dicek, tekanan darah saya naik jadi 160,” kata Sekot.

Menurutnya, vaksinasi tentu masih dapat dilakukan, olehnya usai proses screaning kedua, setelah melawati 7 hari, agar dapat diketahui apakah siap untuk melaksanakan vaksinasi atau tidak.

“Iya mereka bilng istirahat sebentar nanti, setelah tujuh hari kemudian, baru dicek lagi,” ucapnya

menurut salah satu sumber yang tak ingin di publish namannya mengungkapkan, usia Sekot dan juga Gubernur Maluku tidak terpaut jauh dan seharusnya dapat divaksinasi hanya saja hal itu tidak dilakukan.

“Antua lahir 11 september 1961
masih 59 tahun 4 bulan sendangkan Sekot tadi tidak di vaksinasi lantaran tekanan darah. Sama kaya Pak Gubernur, tapi kan beliau (Gubernur) lanjut vaksin setelah istirahat 30 menit, padahal antua lahir 5 November 1961 terlampau Masih 10 bln lagi dengan Gubernur” bebernya

Ditambahkan-nya, agar Sekot dapat memberikan klarifikasi terkait hal tersebut karena mengingat sebagai pejabat daerah seharusnya dapat menjadi contoh.

“Ya semoga bisa diklarifikasi karena saya juga bingung, kalau Pak Gubernur bisa di vaksin seharusnya Pak Sekot juga bisa di vaksin. Harusnya beliau dapat menjadi contoh sehingga proses ini dapat merubah paradigma masyakarat yang masih tidak percaya soal vaksinasi covid-19” tutupnya (T-07)