Dedikasi Pendidikan Dari Kota Musik

0
78598
Keterangan Foto : Para Guru di PAUD Sadar Lingkungan yang sedang asik bercengkrama bersama para murid

TABAOS.ID,- Guru menjadi sosok yang tak lepas dari kata mengabdi. Dibalik senyum riang gembira dari diri siswa pasti terdapat sosok berpengaruh yang tak lain adalah guru. Menjadi guru harus dibekali oleh oleh panggilan hati. Hal tersebut yang bisa terlihat dari diri Nelcia Tane Sainyakit. Perempuan 34 tahun ini memiliki ketulusan hati dalam mendermakan diri menjadi guru di PAUD Sadar Lingkungan.

PAUD berdiri pada tahun 2007 ini masih bertahan dan eksis hingga saat ini. PAUD ini ada dilatarbelakangi keterpanggilan dalam menyediakan tempat belajar bagi anak usia dini di sekitar Negeri Laha, khususnya sekitar Dusun Wailawa. Keberadaan PAUD yang masih terbatas dan jikapun ada biayanya tinggi membuat banyak para orangtua dengan ekonomi lemah sulit menjangkaunya.

Santi yang merupakan adik dari Nelci adalah sarjana pendidian di bidang PAUD yang terpanggil untuk mendirikan PAUD. PAUD didirikan sejak Santi masih duduk di semester 3 saat berkuliah di Universitas Pattimura. Dia terpanggil, ingin ilmunya bermanfaat melalui PAUD yang dia dirikan. Dalam perjalanan berdirinya PAUD, pada tahun 2013 Santi yang baru saja lulus dari bangku kuliah berkeinginan untuk melanjutkan S2 di Jakarta melalui program beasiswa, namun belum berhasil hingga akhirnay dia bekerja di Lampung selama 5 tahun.

Keterangan Foto : Para Guru yang sedang mendaur ulang sampah dari gelas Plastik sisa minuman bekas

Selama kurun waktu 5 tahun tersebut Nelci, kakak dari Santi, lantaran keadaan yang memaksa mau tidak mau dirinya harus mengajar di PAUD karena tidak adanya guru disana, dirinya yang tak memiliki bekal, ilmu dan pengalaman mengajar siswa usia PAUD memberanikan diri untuk siap menjadi pendidik di PAUD.

Nelci adalah sosok yang memiliki kemauan belajar tinggi., semua dia jalani melalui belajar otodidak. Namun orangtua memberikan kepercayaan tinggi padanya, Nelci dikenal selalu mengajar dengan hati.

Baca Juga  Gubernur Canangkan "Gerakan Jumat Berkuda" di Kaki Gunung Kerbau

PAUD mengalami perjuangan bertahan hingga saat ini dengan tidak mudah. PAUD hanya membebankan biaya Rp 30.000,00 bagi setiap siswa. Uang ini adalah uang pangkal sekolah yang dibayarkan 1 kali saja didepan saat pendaftaran. Kemudian SPP yang dibebankan hanya Rp 10.000,00 setiap bulannya. Biaya yang sangat ringan tersebut rupanya tak membuat semua orangtua mampu membayarnya. Maka tak heran untuk gaji guru yang hanya Rp 50.000,00 sebulan jika semua siswa tak membayarkan SPP nya maka siap-siap tak ada sepeserpun uang yang diterima guru.

Nelci sungguh penuh perjuangan selama 5 tahun bertahan menjalankan PAUD seorang diri. Suaminya yang berprofesi sebagai tukang ojek dengan jumlah 3 orang anak yang ditanggung tentu sudah sangat sulit untuk mendukung  biaya operasional PAUD. Namun Nelci tak menyerah begitu saja, dia harus panda mengelola keuangan keluarga agar mampu menyisihkan untuk operasional PAUD.

Nelci berprinsip bekerja dengan hati, dan dirinya memiliki keyakinan bahwa berkat itu akan datang jika usaha kita sudah maksimal dilakukan. Keyakinannya perlahan mulai terwujud. Pada Tahun 2019 PAUD Melati mulai mendapat perhatian dari Pemerintah Negeri Laha melalui dana desa. PAUD Melati dibangunkan gedung sekolah, yang mana awalnya KBM PAUD selama kurun waktu 2018-2019 dijalankan di kediaman orang tua Nelci, yang awalnya saat dirintis 2007 KBM dijalankan di gereja.

Tahun 2019 bisa dikatakan menjadi tahun berkat bagi PAUD Melati, selain dibangunkan gedung, pengajar paud juga mendapatkan dana intensif dari Negeri Laha sebesar Rp 400.000,00 yang dibayarkan setiap 3 bulan sekali. Puncak berkat adalah pada akhir 2019 CSR PT Pertamina DPPU Pattimura mulai masuk mendampingi PAUD Melati juga membantu sarana prasana penunjang pembelajaran di PAUD, membangunkan toilet dan mendampingi gurunya. Hingga memasuki tahun 2020 adalah tahun kedua pendampingan CSR DPPU Pattimura yang lebih menekankan pada pendampingan guru dan  orangtua dan pendampingan penyusunan kurikulum alam berbasis lingkungan hingga akhirnya PAUD Melati berganti menjadi PAUD Sadar Lingkungan (PAUD Darling).

Baca Juga  Kunjungi PAUD Anugerah Tiakur, Widya Apresiasi Guru dan Sosialisasi Covid-19

“Sungguh menjadi kesykuran tersendiri bagi kami mendapatakan pendampingan dari DPPU Pattimura, bahkan  tahun ini PAUD kami juga diuruskan akta notaris  lembaga dan dibantu pengurusan ijin operasional di Dinas Pendidikan oleh DPPU Pattimura, kami semakin semangat dalam mendidik siswa kami,” Ungkap Nelci.

Pendampingan CSR PAUD Sadar Lingkungan bertujuan mewujudkan generasi sadar lingkungan sejak dini.

Sementara itu ditempat terpisah Unit Manager Communication, Relations, & CSR Marketing Operation Region VIII, Edi Mangun menyampaikan “kita semua menyadari betapa pentingnya Pendidikan sejak usia dini, beserta Guru yang tanpa pamrih memberikan ilmu nya kepada anak-anak untuk membangun Negeri ini. Harapannya dari PAUD Melati dapat terus membantu seluruh anak-anak di Negeri Laha untuk menggapai cita-cita nya “ tutup Edi. (T-07)