Suara Milenial: Komitmen Gubernur Murad Ismail Dalam Pelestarian Olahraga Tradisional, Menjaga Kebudayaan

0
1887

“Adanya apresiasi terhadap olahraga tradisional Hela Rotan tersebut, menunjukan adanya atensi dari Pemerintah Provinsi Maluku periode Kepemimpinan Bapak Murad Ismail.”

Oleh : Fritslyn S. Saiya. S.Pd

Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh satu kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh sebab itu, budaya sangat penting dan wajib dilestarikan serta dijaga untuk kemudian diwariskan sampai ke anak cucu kita. 

Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, permainan atau olahraga, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Budaya bersifat kompleks, abstrak dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini terse­bar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia (wikipedia.org).

Itu pula mengapa menjadi suatu keharusan bagi kita untuk selalu melestarikan budaya yang ada di negeri ini. Budaya yang kita miliki bersama. Setiap suku, agama, ras dan antargolongan yang ada di Indonesia memiliki budayanya masing-masing. Di balik budaya yang banyak tersebut, sudah tentu kita perlu menja­ganya jangan sampai punah.

Diantara produk kebudayaan itu ada yang diekspresikan dengan berbagai bentuk seperti tarian, bahasa, mainan dan juga olahraga tradisional, sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan. Merupakan salah satu instrumen atau payung hukum guna melestarikan kebudayaan.

Dalam konteks tersebut, terutama sebagai pemerhati dan pelaku olahraga tradisional, saya melihat ada kemauan yang kuat dalam kepemimpinan Gubernur Maluku Bapak Murad Ismail untuk mendorong pelestarian olahraga tradisional. Hal itu ditunjukan dengan Gubernur turut ambil bagian yang memungkinkan pemberian rekor oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) kepada olahraga tradisional Hela Rotan di Negeri Aboru.

Adanya apresiasi terhadap olahraga tradisional Hela Rotan tersebut, menunjukan adanya atensi dari Pemerintah Provinsi Maluku periode Kepemimpinan Bapak Murad Ismail. Sesuatu yang diperlukan untuk terus menjaga akar budaya Maluku, termasuk olahraga tradisionalnya.

Adanya komitmen yang kuat diperlakukan, ditengah gempuran majunya teknologi digital. Kepedulian Gubernur Murad terhadap olahraga tradisional itu juga tersampaikan melalui Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Marcus Pattinama saat menerima kami dalam satu pertemuan beberapa waktu lalu:

“Bahwa Bapak Gubernur Murad Ismail punya komitmen yang kuat dalam mendukung permainan dan olahraga tradisional di Maluku, yang diantaranya biasa dimainkan oleh beliau di masa kecil”, tutur Kadispar.

Dan apa yang disampaikan itu ternyata bukan isapan jempol, Karena beberapa waktu setelah pertemuan itu, masyarakat Negeri Aboru, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku, meraih piagam penghargaan dari MURI atas rekor Hela Rotan Terpanjang, sepanjang 300 meter.

Piagam penghargaan tersebut kemudian diterima secara langsung oleh Gubernur Maluku Murad Ismail dari Pemrakarsa Hela Rotan menjadi rekor MURI, Johan Nahumury, didampingi Asisten I Setda Kabupaten Malteng, W. Istia, dan Raja Negeri Aboru Marthen Sinay, di ruang kerja Gubernur Maluku, Senin, 21 Desember 2020.

Gubernur Maluku Murad Ismail, dalam kesempatan itu memberikan apresiasi kepada seluruh masyarakat Negeri Aboru yang telah berhasil mendapatkan piagam penghargaan dari MURI atas kerja keras bersama mencatat rekor Hela Rotan Terpanjang. Disampaikan juga bahwa upaya yang dilakukan, bukan saja sebagai bentuk pelestarian budaya, tapi juga melawan stigma yang kurang positif.

“Selama ini, ada stigma bahwa masyarakat Aboru sering dianggap sebagai orang yang suka menaikkan bendera (RMS) dan lain-lain, tapi ternyata Aboru luar biasa. Olehnya itu patut diberikan apresiasi,” ungkap Gubernur Murad Ismail dihadapan awak media. 

Bagi saya ini satu langkah maju karena olahraga tradisional dari Maluku mulai mendapat tempat dan apresiasi. Tentu ini belumlah signifikan dari harapan pegiat kebudayaan termasuk komunitas pecinta olahraga tradisional, tapi langkah ini dapat membuka jalan bagi pengakuan dan penghargaan atas berbagai jenis olahraga tradisional yang selama ini ada dan menjadi bagian dari masyarakat Maluku.

Upaya yang kemudian sejalan dengan komunikasi dan konsolidasi yang saya bersama komunitas pelestari permainan atau olahraga tradisional di Maluku dengan Bunda Widya, istri Pak Murad Ismail. Dari sejumlah pertemuan kami dengan Bunda Widya, baik itu di kediaman, maupun di saat menemui kami di gedung TP PKK Maluku, memberikan respon sangat positif.

Bunda Widya menyampaikan komitmennya untuk sama-sama memajukan olahraga tradisional, bahkan bersedia menjadi Pembina Pembina Komite permainan rakyat dan olahraga tradisional Indonesia provinsi Maluku sejak tahun 2020, sebagai induk organisasi olahraga tradisional di Maluku. Sebagaimana yang diamanatkan dalam UU Nomor 5 Tahun 2017.

Masih relevan dan berkaitan pula dengan pelestarian budaya, seperti diketahui bersama julukan yang disandang oleh Bunda Widya adalah Ina Latu Maluku. Merupakan satu bentuk komitmen yang turut menggambarkan kecintaannya terhadap kebudayaan di Provinsi Maluku.

Jelas dengan tanggung jawabnya yang ada, menunjukan ada upaya pengabdiannya terhadap Maluku dalam mendampingi dan membantu sang suami yang notabene adalah seorang gubernur. Memberikan banyak harapan bagi generasi muda untuk terus memupuk semangat dalam melestarikan kebudayaan yang ada.

Sejauh ini memang belum terlalu adanya gerakan-gerakan yang secara spesifik untuk memperkenalkan lebih banyak lagi permainan rakyat dan olahraga tradisional di Maluku, dikarenakan kondisi dunia yang sedang dilanda pandemi Covid-19. Namun kedepan saya percaya kedepan akan ada berbagai kegiatan yang dapat dilakukan seiring pademi mulai mereda.

Kedepan sangat mungkin diupayakan agar budaya, dalam hal ini olahraga tradisional dapat berkembang bersama, seiring sejalan dengan pariwisata dan ekonomi kreatif. Termasuk turut ditampilkan dalam setiap perayaan hari-hari besar daerah, nasional maupun kegiatan keagamaan di Provinsi Maluku.

Sesuatu yang penting, karena melestarikan budaya adalah tugas kita seluruh komponen bangsa. Setiap budaya yang ada di negeri ini wajib menjadi tang­gungjawab kita untuk dilestarikan. Se­tiap budaya yang ada wajib dihargai dan dianggap baik tanpa harus membanding-bandingkan budaya siapa yang lebih baik.

Oleh ka­rena itu, pantas bila budaya men­jadi salah satu unsur kemajuan suatu ne­gara termasuk Indonesia. Budaya itu tidak hanya sekedar pakaian adat, tarian adat, lagu adat maupun lain sebagainya. Tetapi, budaya itu termasuk perilaku yang kita lakukan di kehidupan ini sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang ber­laku.

Itu artinya, menjaga budaya berarti menjaga martabat bangsa karena budaya adalah bagian dari jati diri bang­sa peninggalan leluhur yang harus dijaga dengan baik. Menjaga budaya berarti ikut mema­jukan negara ini kearah yang lebih baik ke depan. 

Penulis adalah Bendahara Umum Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia Provinsi Maluku (2020 – 2025), aktif di Ikatan Cendekiawan Muda (ICMA) Maluku. Tulisan ini turut menandai 2 tahun Kepemimpinan Gubernur Murad Ismail

Baca Juga  Gagalnya NKRI, Hidupkan Gagasan Federalisme, Selamatkan Indonesia