Warga Desa Morokay, Pulau Seram mulai terjangkit Gatal-gatal

0
2640
Lokasi semburan gas di desa Morokay, Senin (11/3/2019). (Foto dok warga Morokay, Kecamatan Seram Utara Kobi, Maluku Tengah, Sahdan)

TABAOS.ID,- Bapak Aco (56) Warga Desa Morokay, Kecamatan Seram Utara Kobi, Kabupaten Maluku Tengah mulai mengeluh dirinya mulai  mengalami gatal-gatal pasca- semburan gas dan lumpur yang terjadi di desa mereka.

Pria setengah baya ini kepada tabaos.id, senin (11/3/2019) mulai mengeluh kondisinya serta warga di Desa Morokay

“Banyak warga mengalami gatal-gatal saat ini. Saya sendiri telah terjangkit gatal-gatal setelah mendekati lokasi semburan,” kata Aco, warga setempat

Bapak Aco, warga Desa Morokay saat memberikan keterangan kepada Jurnalis tabaos.id, di lokasi semburan lumpur

Musim penghujan yang terus mengguyur Wilayah Seram Utara,ditambah semburan gas tersebut kini mulai mencemari tanaman dan juga air bersih yang biasa dikomsumsi warga.

“Akibat semburan gas tersebut badan-badan kita warga disini pada gatal semua, apalagi dalam musim penghujan ini. Bapak bisa liat sekarang ini sementara ditanggulangi oleh masyarakat sekitar, namun kondisi air yang diharapkan  juga ikut tercemar oleh lumpur gas tersebut. hal tersebut berujung pencemaran air sehingga  saya mengalami gatal-gatal,”Terang Dia.

Aco mengatakan, saat ini salah satu titik semburan telah berhenti menyemburkan gas dan lumpur, sementara satu titik lagi masih terus menyemburkan gas.

Selain khawatir, Kuatir Pria bayah ini, kondisi desa mereka akan sama dengan kondisi semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, warga juga khawatir anak-anak mereka akan terserang penyakit gatal jika semburan gas tersebut tidak juga berhenti.

“Banyak warga yang mengkhawatirkan anak-anaknya akan terserang gatal-gatal. Karena memang banyak warga yang mendekati lumpur semuanya terserang gatal-gatal,”ujarnya.

Titik semburan gas dan lumpur berada tepat di perkampungan tersebut, hal itu kata Sahdan membuat warga semakin khawatir dengan kesehatan mereka.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah, Bob Rahmat saat dihubungi tabaos.id mengatakan dirinya telah  meminta kepada warga setempat agar tetap waspada dan lebih berhati-hati lagi sebab lokasi semburan gas masih masuk dalam wilayah eksplorasi migas.

Baca Juga  RSUD Haulussy Terima Bantuan Alkes dari Pemkot Bekasi

“Warga harus waspada, kalau mau melakukan pengeboran harus punya izin dari instansi berwenang,” ujarnya. Diberitakan sebelumnya semburan gas setinggi 10 meter terjadi di Desa Morokay Kecamatan Seram Utara Kobi, Kabupaten Maluku Tengah sejak Minggu (10/3/2019) sore.

Informasi yang diterima tabaos.id dari bapak Aco, semburan gas tersebut telah terjadi sejak Minggu (10/3/2019) sore dan semburan gas itu terjadi di dua titik tak jauh dari jalan utama di desa tersebut.

Semburan gas tersebut muncul saat warga setempat melakukan penggalian sumur bor sedalam 27 meter untuk kebutuhan  air bersih di desa mereka, namun saat penggalian tiba-tiba semburan gas tersebut pun muncul.

“Pada acara pengajian pada hari jumat (8/3/2019) bersama dengan warga yang ada di RT disini, kita mengambil inisiatif untuk membuat sumur sendiri dengan harapan mendapat sumber air yang layak,”tutur Acho.

Proses penggalian sumur bor tersebut akhirnya dilakukan pada hari minggu (10/3/2019) sekira pukul 2.30 Wit.

“Alhamdulillah kita lakukan itu dan masyartakat sangat antusias dan tepatnya itu pukul 2.30 kita lakukan pengeboran secara manual,”ujar Dia

Namun penggalian yang dilakukan dan mencapai kedalaman 27 meter kita lalu pun menghentikan proses tersebut.

” Tepat di kedalamaan 27 meter,  kita dapatkan pasir saya bilang teman-teman kedalaman sudah cukup karena kita sudah mendapat air, dan saat pipa dicabut. Saat pipa dicabut,  keluarlah semburan yang ada didalamnya ada material pasir bercampur dengan gas,”terang Acho yang berprofesi sebagai penggali sumur ini.

Dia Mengaku, pada awalnya mereka tidak mengetahui sumburan tersebut adalah gas, namun dengan ketinggian hampir 10 meter itu, semburan gas itu mulai menghancurkan tanah di sekitar lokasi yang ada.

Baca Juga  Protes Penerapan PSBB di Ambon, HMI dan GMKI Datangi Kantor Gubernur Maluku

“Memang dilihat dari tempat semburan kemarin (minggu-red) mungkin terlihat di atas atap senk dan terlihat semburan yang tinggi ditambah angin yang kencang.  Jadi berhamburan diatas rumah itu pasir-pasir dan lumpur,”Ungkap dia

Meski begitu, warga setempat pun berusaha untuk menutup semburan gas tersebut menggunakan pasir dan batu, namun semburan gas itu tetap keluar dan menghancurkan lokasi setempat.

“Alhamdulilah atas gotong royong semua warga disini, pada jam 8 minggu (10/3/2019) malam sumburan itu bisa dilokalisir,”Ucapnya

Meski telah ditangani secara manual, Dia mengaku, saat ini warga di desa mulai merasa khawatir dengan semburan gas tersebut karena dikhawatirkan kejadian itu membuat sawah dan rumah mereka terendam lumpur.

“Kami khawatir saja jangan sampai kejadiannya seperti lumpur Lapindo di Sidoarjo,”ujarnya.

Warga yang merasa khawatir dengan peristiwa itu, hingga kini belum mengungsi dari rumah mereka.

”Sementara ini sedang ditutup seadanya saja, tapi kami tetap khawatir saja, karena semburan masih terus terjadi,” ucapnya.

Dan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan warga dilarang untuk mendekati lokasi semburan tersebut.

“Ya, kami sekarang melarang warga untuk beraktifitas di sekitar areal tersebut, mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,”Tutup dia (T05)