TABAOS.ID,– Peneliti dari Pusat Penelitian Laut Dalam (P2LD) LIPI Ambon Hanung Mulyadi mengatakan anthropogenic (kerusakan lingkungan akibat ulah manusia) mempengaruhi jumlah kelimpahan sel fitoplankton (alga berbahaya) di Teluk Ambon.
“Ledakan kelimpahan fitoplankton diakibatkan oleh antrophogenic, yang pertama sampah, yang kedua karena adanya aktivitas seperti penggunaan pupuk urea, pestisida, sisa dari pakan ikan yang dibudidayakan tidak habis dimakan, ada sisanya hasilnya akan tenggelam ke dasar,” katanya di Ambon, Rabu (11/3).
Hanung yang juga ketua Tim Monitoring Teluk Ambon mengatakan pengayaan nutrien yang menyebabkan ledakan kelimpahan populasi sel fitoplankton di teluk juga berasal dari limbah rumah tangga yang memberikan kontribusi zat fosfor, fosfat dan nitrat setiap harinya, seperti penggunaan deterjen, shampo dan semacamnya.
“Kita keramas atau mandi biasanya sisanya mengalir ke sungai hingga ke Teluk Ambon, pengayaan nutriennya juga berasal dari situ,” katanya.
Dikatakannya lagi, sedikitnya ada lima jenis fitoplankton yang berpotensi mengalami ledakan kelimpahan, yakni Trichodesmium eryathrum, Dinophysis caudata, Dinophysis miles, Pyrodinium bahaamense dan Noctiluca scintillans.
Berdasarkan data pemantauan yang dilakukan oleh timnya selama ini, intensitas ledakan sel fitoplankton lebih sering terjadi di perairan bagian dalam Teluk Ambon dari pada di bagian luarnya, ini dipengaruhi oleh geomorfologi dan topografi teluk itu sendiri yang cenderung menyempit di wilayah sepanjang Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon hingga Desa Galala, Kecamatan Baguala.
“Berdasarkan data, memang ada ada indikasi penggunaan sisa pestisida terbilang tinggi di daerah Halong, Passo dan Waiheru, ditambah lagi geomorfologi dan topografi teluk juga membuat pola arus yang cenderung lebih berputar ke arah sisi yang sebelah Poka – Galala,” katanya.
Lebih lanjut Hanung mengatakan Pemerintah Kota Ambon, lembaga-lembaga penelitian dan pihak universitas harus bersama-sama memberikan imbauan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahan-bahan yang dapat menyebabkan ledakan fitoplankton di Teluk Ambon.
“Kalaupun tidak dikurangi maka efektivitas pemakaiannya juga sudah harus tepat, dosis yang tepat sudah harus diperhatikan karena dengan mengusahakan atau meminimalkan sisa, kita tidak memperparah kondisi, paling tidak berkontribusi lebih pada pengayaan nutrien,” katanya.(T05)