Tabaos.id,- Banjir melanda Negeri Buano Utara Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Sejumlah rumah hingga saat ini tergenang air. Aktivitas masyarakat lumpuh, anak-anak tak bisa ke sekolah.
Sekalipun belum ada korban, tapi air mulai meluap sejak malam (6/1) sampai berita ini diturunkan, membuat masyarakat setempat tak dapat melakukan aktivitas. “Kondisi saat ini memprihatinkan, kalau hujan masih berlanjut, maka dipastikan masyarakat akan mengungsi,” jelas Sehe Tamalene lewat Massenger di Facebook-nya kepada tabaos.id.
Menurut Tamalene, ada sekitar 150 rumah yang terendam. Hal ini terjadi akibat hujan selama 2 hari, sabtu-minggu, sehingga danau yg ada di tengah-tengah kampung meluap ke pemukiman penduduk.
“Kondisi ini bila terus berlanjut tentu akan berdampak pada masyarakat setempat. Jika tidak bisa beraktivitas, tentu masyarakat tidak bisa ke kebun atau cari nafkah, anak-anak juga biasanya gatal-gatal, dan bisa terancam sakit lainnya”, jelasnya.
Karena sudah dua hari seperti ini, masyarakat berharap pemerintah setempat, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten SBB bisa mengunjungi dan melihat kebutuhan, atau apa yang diperlukan masyarakat. “Sementara ini yang diperlukan adalah selimut dan makanan instan siap saji, juga pakaian buat balita”, ujar Tamalene.
Sementara itu, postingan Tamanele di Facebook, mendapat tanggapan beragam, antara lain dari Ahmad Syarif Papalia yang menulis; “Perlu ada perhatian dari Pemda SBB. Pemda SBB segera komunikasikan dengan BNPB agar segera turun kelokasi, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan”.
Ade Iyan Tuhuteru juga menuliskan kerisauannya “Kondisi seperti ini sudah jadi langganan setia untuk kami masyarakat setempat, dulu kami berangkat sekolah harus panggayong pake kole-kole, masukin baju seragam di kantong plastik sampai di sumur yang tidak kena banjir mandi baru bisa ganti baju ke sekolah. Ya Allah, cukup kami saja, adik dan anak cucu kami tidak boleh mengalami lagi hal seperti itu, mohon perhatian Pemerintah”.
Hal yang sama juga ditulis Aldi Faisal Sombalatu, “..Katong pung masyarakat bisa bahaya, kalau pemerintah seng turut membantu”, harapnya. Afrizal Warhangan menuliskan do’a “Semoga Allah SWT melindungi segenap warga di sana. Aamiin”.
Menanggapi situasi ini, salah satu tokoh muda Maluku, M. Ikhsan Tualeka, kepada tabaos.id mendesak pemerintah agar segera memperhatikan kondisi eksisting di Buano, Seram Bagian Barat, karena bukan saja baru kali ini, tapi sudah turun temurun masyarakat disana hidup dalam keprihatinan. “Perlu ada langkah dan upaya yang lebih cepat dan terukur, agar masyarakat Buano segera keluar dari ketertinggalan”, pungkasnya.(T03)
Jurnalisme warga: Sehe Tamalene – SBB