TABAOS.ID,- Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Kabupaten Seram Bagian Timur mengintervensi penggunaan Dana Desa untuk fokus pada pemberdayaan masyarakat dan pembenahan aspek kesehatan, utamanya pengurangan angka stunting.
Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar sebagai prioritas Pembangunan Desa , diatur dalam UU No 6/2014. Dan ini Menjadi Target penurunan Stunting dalam RPJMN 2015-2019 menjadi 28% di tahun 2019. dengan pendekatan multi-sektor melalui sinkronisasi program-program nasional, lokal, dan masyarakat di tingkat pusat maupun daerah.
Djoko Murtiono, Koordinator P3MD (TA-PMD) saat dikonfirmasi tabaos.id beberapa hari lalu di kantornya menjelaskan, pihaknya telah mengintervensi melalui Dana Desa untuk tingkatkan Pemberdayaan, terutama kesehatan agar dapat menekan tingginya kasus stunting dan malnutrisi pada anak di setiap desa. Hal ini diatur dalam Permendes 16 tahun 2018 tentang Prioritas penggunaan Dana desa Tahun 2019.
” Ini menjadi perhatian kami, dana desa akan difokuskan pada pembenahan aspek kesehatan, terutama untuk menekan tingginya kasus stunting, Karena kasus stunting merupakan isu nasional yang secara umum sudah dilakukan penyebaran informasi, bahkan teman-teman pers pernah diikutkan juga” ungkapnya.
Ditambahkanya, setiap kegiatan Posyandu di setiap desa harus jeli dalam menangani potensi stunting di masyarakat. Karena dalam kegiatan Musrembang desa telah kami intervensi untuk lebih mengutamankan penanganan isu stunting. Selain Posyandu, Sanitasi juga sangat Penting Untuk kehidupan masyarakat Desa. Maka dari Itu kesedian air bersih dan sarana MCK harus dimiliki setiap Desa di Kabupaten Seram Bagian Timur.
” MCK dan Air bersih harus diutamakan, agar pembuangan limbah kotoran manusia tepat pada sasaran dan tidak mempengaruhi lingkungan, hal ini yang harus kita fokuskan dan dimulai dari lingkungannya, sanitasinya kita lengkapi dulu, hal ini yang akan menunjang program stunting.” ungkapnya penuh harap. (T07)
