TABAOS.ID,- Selalu ada aksi solidaritas bila terjadi bencana. Hal itu seperti yang ditunjukan oleh Aliansi Kapitan Maluku (AKM), mereka turun langsung ke lapangan, bangun MCK hingga adakan trauma healing (15/10).
Kepada tabaos.id, Callin Lepuy dari AKM mengatakan, para korban gempa di Pulau Ambon, Seram Barat dan Pulau Haruku adalah keluarga kita dan sesama anak Maluku karena itulah sudah menjadi tanggungjawab kita semua untuk membantu dan meringankan beban yang mereka alami saat ini.
“Hari Selasa kemarin, kami bergerak membantu para korban gempa di Negeri Liang. Dari hasil identifikasi yang kami lakukan sebelumnya ternyata ada 2 masalah inti yang perlu ditangani secara cepat yaitu sanitasi lingkungan dan trauma anak. Masalah sanitasi lingkungan ini terkait dengan tidak adanya MCK sebagai tempat pembuangan kotoran manusia yang pasti berdampak terhadap kesehatan mereka sendiri,” jelas Callin.
Menurutnya, ini tentu karena kondisi yg ada dan patut dipahami. Para korban gempa sendiri merasa kesulitan apabila akan buang air besar. Karena itu tadi kami sudah membangun 4 buah MCK darurat utk warga korban Gempa agar tdk kesulitan dalam membuang air besar. Kemudian trauma anak-anak mereka coba tangani dengan pendekatan Trauma Healing seperti mengajak anak-anak mewarnai gambar dan bernyanyi.
“Ini dimaksudkan untuk mengurai memori ingatan mereka ttg gempa yang secara psikis membentuk rasa takut. Bagi kami masa depan anak-anak ini harus cerah tanpa bayang-bayang gempa, tanah goyang, rumah roboh, dan lain sebagainya yang mengganggu mentalitas mereka dan apabila tidak diurai dengan pendekatan trauma healing, maka mereka akan bertumbuh menjadi generasi yang trauma,” urainya.
Ia menambahkan, mereka tidak punya sumber dana tetap tetapi aksi kepedulian ini adalah hasil dari swadaya masing-masing yang mau terlibat, karena komitmen komunitasnya sudah bulat untuk membantu korban gempa. Harapannya semoga kegiatan dan langkah kecil itu dapat mengurangi beban para korban gempa di Negeri Liang dan juga menginspirasi semua pihak untuk bisa membantu.
“Apa yang kami lakukan ini semata-mata adalah cara untuk menemukan diri kami sebagai manusia seutuhnya, dan berharap bisa menjadi bagian penting dalam meringankan beban besama, sebagai sesama anak Maluku”, tutupnya.(T10)
