Humas Polda Maluku: Korban Akui Penculikan Berkaitan Aksi Demo

0
3095
Syahrul Wadjo saat di mintai keterangan di Polresta Pulau Ambon dan PP Lease

TABAOS.ID,- Setelah dikabarkan diculik rabu malam (2/9/2020) oleh sekelompok orang tidak dikenal, M. Syahrul Wadjo, seorang aktivis di organisasi kepemudaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) akhirnya ditemukan.

Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Ambon ini akhirnya pulang ke Sekretariat HMI Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura Ambon di Poka, Kamis (3/9/2020), sekira pukul 08.00 WIT.

Namun ironisnya, sejumlah tubuh Syahrul mengalami sejumlah luka memar. Kondisi tubuhnya sudah babak belur. Ia dianiaya sekelompok orang tak dikenal yang berlaga preman tersebut.

Menyikapi kasus penculikan dan penganiayaan terhadap M. Syahrul Wadjo, sejumlah pihak, khususnya kader maupun alumni HMI mengutuk dan mengecam secara keras aksi premanisme ini.

“Kami mengecam secara keras aksi penculikan dan penganiayaan yang dilakukan sekelompok orang tidak dikenal terhadap kader HMI Cabang Ambon semalam. Kami tidak terima dengan insiden ini,” tegas Ketua Umum HMI Cabang Ambon, Abdul Halik Lapelelo, Kamis (3/9/2020).

Aksi premanisme yang menimpa Syahrul Wadjo, membuat keluarga besar HMI, semuanya merasa terganggu. “Kami tidak terima dengan aksi premanisme ini,” kecam Abdul Halik Lapalelo.

Ketua Umum HMI Cabang Ambon ini menegaskan akan meminta pihak kepolisian untuk menindak tegas oknum atau pihak manapun yang telah melakukan aksi brutal kepada korban.

“Dugaan kami aksi tersebut merupakan aksi by order dari orang yang merasa terganggu dengan beberapa gerakan mahasiswa akhir-akhir ini,” jelas Lapelelo

Ia mendorong pihak Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease untuk mengusut tuntas kasus ini. Lebih penting, lanjut dia, polisi bisa mengungkap apa motif di balik aksi penculikan serta penganiayaan yang dilakukan sekelompok preman itu terhadap korban.

“Tragisnya rekan kami pulang sudah dalam kondisi babak belur dan bonyok. Wajah memar bajunya pun sobek. Kasus ini harus diusut tuntas,” desaknya.

Baca Juga  Ambon PSBB, Lekipiouw : Perwali dan Pergub Harus Diubah

Ia juga mendorong Polresta Pulau Ambon untuk mengungkap para pelaku termasuk aktor intelektual di balik penculikan dan penganiayaan terhadap aktivis HMI Cabang Ambon ini.

Dirinya juga meminta Polresta Ambon harus mengungkap siapa aktor yang menyuruh sekelompok orang tak dikenal itu untuk bertindak premanisme terhadap kader HMI Cabang Ambon ini.

“Siapapun yang terlibat dalam kasus ini patut diproses sesuai hukum yang berlaku. Prinsipnya, semua warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum atau equality before the law,” tegas Lapalelo.

Hal yang sama juga disampaikan Direktur Maluku Crisis Center (MCC) Ikhsan Tualeka. Menurutnya, jika benar ada penculikan dan juga kekerasan, ia mendesak agar polisi segera mengungkap kasus ini, motif dibaliknya dan menangkap para pelaku.

”Jika benar ada penculikan dan kekerasan, ini tentu bukan kasus biasa, ini sangat mencederai kebebasan sipil dan demokrasi, akan menjadi preseden buruk jika sampai tak terungkap”, tegas Tualeka.

Menyikapi peristiwa penculikan, Polda Maluku telah membentuk tim mem-backup pengusutan yang dilakukan oleh Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, untuk mengungkap pelaku dan motif dibalik aksi penculikan.

Wakapolda Maluku, Brigjen Jan de Fretes yang ditemui, Kamis 3 September 2020 di Mapolresta Ambon menyebutkan, saat ini sedang mendalami keterangan yang diberikan oleh korban, untuk mengetahui motif dari para penculik.

“Motifnya belum, kita masih selidiki dan motifnya kita belum tahu. Masih diambil keterangan untuk mengetahui persis kronologisnya,” ungkap de Fretes.

Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol. Roem Ohoirat menjelaskan, penculikan terjadi di Sekretariat HMI Unpatti, namun korban tidak mengetahui persis jam saat penculikan terjadi.

“Saat ini masih dilakukan penyelidikan oleh rekan-rekan Polresta, dan sesuai perintah Kapolda dibentuk tim untuk backup, oleh Dit Reskrimum Polda Maluku dan personil dari polda,” ungkapnya.

Baca Juga  Gubernur Maluku Hadiri HUT Bhayangkara ke-74

Personil saat ini diakuinya sedang turun ke lapangan. Korban juga sudah dimintai keterangan, dan telah di-visum, sesuai dengan protap. Hasilnya akan disampaikan secara transparan.

Ohoirat juga menyebutkan, korban mengaku para pelaku menggunakan dua mobil saat menculik dan membawa alat tajam berupa parang. Dia juga sempat dipukul satu kali di bagian belakang, dan sebelum dilepas.

Masih menurut Ohirait, korban juga sempat diberi makan oleh para penculik. Penculikan ini kata Ohoirat, masih berkaitan dengan materi demo di kantor gubernur.

“Menurut pengakuan korban, penculikan masih berkaitan dengan materi demo di kantor gubernur, namun korban tidak mengetahui identitas pelaku, dan masih perlu dilakukan penyelidikan,” jelasnya lagi.

Korban mengaku diculik oleh dua mobil dan tidak mengetahui persis jumlah pelaku yang menculiknya. “Tunggu saja hasilnya, karena ini perintah pak Kapolda untuk usut. Bahkan Direskrim dan Kapolres sudah diperintahkan langsung untuk kembali ke tempat,” pungkasnya.

Sebelumnya, penculikan Muhammad Syahrul Wadjo aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Maluku, Rabu 2 September 2020 sekitar pukul 22.20 WIT di area Kampus Universitas Pattimura, Poka, Kecamatan Teluk Ambon. Tepatnya di sekretariat komisariat Ekonomi Unpatti.

Syahrul diculik oleh beberapa pria tak dikenal berbadan kekar dan langsung diseret ke mobil, setelah siangnya menggelar aksi demo di Kantor Gubernur Maluku. Setelah diculik semalam, pagi harinya Syahrul dilepaskan oleh para penculiknya, di kawasan bundaran Patung Leimena, Poka, Ambon.(T-02)