Masyarakat Adat MBD: Garuda di Dada, Perut di Timor Leste

0
1953
Terlihat beberapa pamflet aksi bertuliskan, “Aksi Joget blok Masela hilang Perawan” dan “Garuda di Dadaku Perutku di Timor Leste” mewarnai jalannya aksi masyarakt maluku barat daya (MBD), senin pagi di depan kantor gubernur Maluku.

TABAOS.ID,- Aksi unjuk rasa puluhan masyarakat dan mahasiswa dari Maluku Barat Daya (MBD) ditunjukan dalam sejumlah poster dan spanduk penolakan terhadap analisis dampak lingkungan (Amdal) Blok Masela.

Terlihat poster bertuliskan, “Aksi Joget Blok Masela hilang Perawan” dan “Garuda di Dadaku Perutku di Timor Leste”. Juga poster lainnya mewarnai jalannya aksi mereka.

Mahasiswa ingin menunjukan bahwa, pemerintah tidak pro terhadap masyarakat MBD yang secara geografis, Blok Masela berada di wilayah mereka, yang juga dikenal sebagai bumi Kalwedo.

Salah satu orator, Jordan Samloy menilai  Pemerintah Provinsi Maluku dan PT Inpeks selaku operator telah membuat kebijakan tidak melibatkan Kabupaten MBD, adalah sesuatu yang salah.

Masyarakat MBD masih terisolasi, sementara kajian Amdal, MBD termasuk daerah terdampak. “Tinggal di Indonesia, perut kita di Timor Leste,” tegas Jordan dalam orasinya itu.

Memang, faktanya dari segi kesehatan, sosial dan ekonomi di Kabupaten MBD, selalu datangnya dari Timor Leste. Fasilitas kesehatan sangatlah tidak memadai.

“Beta mau bilang, Garuda di dada, perut kita Timor Leste. Persoalan sosial selalu dibawa ke Timor Leste sementara hasil bumi kita banyak,” teriak Jordan Samloy.

Sehingga mahasiswa dalam tuntutannya itu menilai, adanya diskriminasi Pemerintah Provinsi Maluku dan PT inpeks, dalam pengelolaan Blok Masela. Karena, kedua institusi itu tidak melibatkan Pemerintah Kabupaten MBD dalam setiap pembahasan Blok Masela.

Begitu pula, tidak ada keterlibatan Universitas Pattimura dalam pembahasan Amdal gas abadi masela. Sehingga, puluhan mahasiswa ini menolak hasil Amdal oleh pemerintah maupun perusahan PT. Inpex itu. Karena, tidak dimasukan MBD sebagai daerah terdampak.

Seruan menemui Murad Ismail tidak ditanggapi. Massa aksi yang saling berlawanan dengan petugas Sat Pol PP dan personil Polresta Pulau Ambon dan Pp Lease. Pintu pagar depen kantor Gubernur Maluku itu, digoyang dan ada aksi bakar.

Baca Juga  Ricuh, Masyarakat Adat MBD Tolak Kajian AMDAL PT. Inpex Masela Ltd

Murad Ismail dikabarkan sedang ada kunjungan keluar kantor. Aksi terus memanas hingga siang hari, mereka menyebut “Gubernur Penghianat, Gubernur Pengecut,” teriak massa aksi dengan lantang.

Hingga Senin sore, aksi masih terus berjalan. Mereka terus berupaya untuk menemui Murad Ismail selaku Gubernur Maluku.

Aksi unjuk rasa ini adalah gabungan dari puluhan mahasiswa dan masyarakat asal Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) untuk menyuarakan kekesalan mereka terhadap kebijakan pemerintah Provinsi Maluku dan PT Inpeks.

Pantauan tabaos.id aksi yang dikordinatori oleh, Benny Yermias dan Jhon Karuna itu digelar sejak pukul 09.30 WIT. Mereka ingin menjumpai Gubernur Maluku, Murad Ismail yang dinilai gagal dalam membuat kebijakan pengembangan Blok Masela. (T-06)