Ricuh, Pendemo Lempar Telur Busuk di Kantor Walikota

0
1159

TABAOS.ID, –  Sejak Jumat (12/6) pekan lalu, mahasiswa bersama ratusan pedangan kaki lima (PKL) menyerudup Balai Kota Ambon. Richard Louhenepessy jadi bulan-bulanan mahasiswa dan para PKL akibat pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) yang dilakukan Walikota berdasarkan Perwali Nomor 16 tahun 2020.

Richard diserang pendemo dengan dua kelompok Mahasiswa. Pada Senin (15/6) kemarin, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ambon yang menggelar aksi. Mereka sempat bertengkar dengan petugas Satuan Polisis Pamong Praja (PP) Pemkot Ambon, akibat ketidakhadiran Richard Louhenpessy penerbit Perwali Nomor 16 Tahun 2020 itu.

Sementara, pada Jumat, dan Senin (15/6) kemarin, aliansi Mahasiswa IAIN Ambon  juga menggelar aksi. Aksi mereka sama, yakni, menuntut Walikota Ambon mencabut Perwali Nomor 16 tersebut, karena sangat mendiskriminatif para PKL di Pasar Mardika. Aksi mereka bringas. Mereka menanti kehadiran Walikota Ambon, yang hingga sore kemarin, tak juga menemui mereka. Aksi mereka dilakukans ejak pukul 10.30 wit.

Mahasiswa dan para PKL itu brutal dan saling dorong mendorong dengan Satpol PP di balai Kota Ambon. Begitu juga dengan aparat Kepolisian dari Polresta Pulau Ambon dan Pp Lease.

Barang dagangan yang di bahwa perwakilan pedagang itu di lempar ke Satpol Pp hingga mengenah kaca Pintu Balai Kota Ambon. Pelataran balai kota jadi kotor dengan lemparan telur busuk. Pot bunga yang berada di pelatarah itu pun dirusaki para pendemo.

Mereka sangat tegas. Tak main-main, mereka begitu brutal menyerang dan saling dorong mendorong ditengah derasnya hujan itu.

Pendemo dikordinatori oleh, Ikbal Kaplale Presiden mahasiswa IAIN Ambon. Mereka menolak Peraturan Walikota Ambon nomor 16 tahun 2020 tentang Pembatasan Kegiatan Masyarakat di pasar Mardika Ambon, matan Sirimau Kota Ambon. Richard Louhenapessy tak keluar.

Baca Juga  BMKG: Gempa Jailolo Tidak Pengaruhi Sesar Kairatu

Pendemo naik pitam setelah, Walikota Ambon dikabarkan telah tinggalkan gedung Balai Kota. Begitu pulah, Kapala Kesbang Pol, Mintik juga tinggalkan gedung tersebut. Pendemo menyebut Kesbang Pol “Parlente”. Pasalnya, mereka telah dijanjikan untuk menjawab tuntutan pendemo sejak Jumat (12/6) pekan kemarin, ternyata janji itu tidak ditepati.

“Beta (saya) yang temui langsung dan menyerahkan tuntutan itu. Dia (Kesbang Pol) janji senin, ternyata tidak ada. Parlente,” sebut salah orator itu. (T-06)